Dari Analog ke Digital, TNI AD Upayakan Upgrade Kemampuan Howitzer M2A2 105mm

Usia alutsista yang satu ini jelas tak muda lagi, M2A2 Howitzer 105 mm diterima Indonesia dari bekas pakai Amerika Serikat pada tahun 1982/1983. Namun sejatinya Howitzer ini sudah berumur lebih tua, maklum meriam yang aktif dalam era Perang Vietnam dan Perang Korea ini versi awalnya (M101) memang sudah malang melintang di awal Perang Dunia II.

Baca juga: M2A2 105mm – Howitzer Tua Yon Armed TNI AD

Di Amerika Serikat dan Australia, M2A2 statusnya sudah menjadi penghuni museum, tapi lain hal dengan di Indonesia, dioperasikan oleh sekitar 10 Batalyon Armed TNI AD, M2A2 hingga kini masin terus digunakan, meski generasi Howitzer 105 mm yang lebih baru telah tiba, seperti KH-178 buatan WIA Corporation (d/h KIA Machine Tool Company) dari Korea Selatan.

Nah, karena dianggap masih layak dioperasikan, stock M2A2 Howitzer yang ada di arsenal Armed dicoba untuk dilakukan retrofit, terutama modernisasi pada sistem pembidik, merubah yang tadinya serba analog menjadi ke sentuhan digital. Seperti diwartakan oleh pussenarmed.net, satu unit M2A2 tengan diuji coba oleh Litbang Pussenarmed pada Howcanpams Howitzer 105 mm, proyek ini mencakup instalasi alat penjajaran cepat untuk Howitzer tarik (towed) dan alat pengendali tembakan dengan komputer.

Pada Kamis (30/11/2017), Satu tim Asnik Dislitbangad dari Mabesad tiba di lapangan tembak Meriam Batujajar. Pelaksanaan uji fungsi Upgrade Howcanpams melibatkan sejumlah personel dan teknisi yang terkait, baik dari Litbang Pussenarmed dan Pusdikarmed sebagai user maupun dari Dislitbangad sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan.

Baca juga: KH-178 – Generasi Penerus Howitzer 105mm Armed TNI AD

“Selama ini kita menggunakan alat secara manual untuk melaksanakan penjajaran meriam yaitu dengan tiang berganda dan bousule, sekarang kita menggunakan komputer dimana permintaan proses penembakan dari peninjau diolah menggunakan aplikasi pengendali tembakan kemudian menghasilkan data tembak dimana data dikirim melalui jaringan nirkabel ke pucuk meriam lalu data ditampilkan,” ujar Dirlitbang Kolonel Arm Saripudin.

Hasil pelaksanaan uji fungsi ini nantinya menjadi referensi bagi TNI AD yang sudah diinstal pada Howitzer 105 mm tarik, apakah dinyatakan sudah layak digunakan atau belum sehingga dapat diterbitkan serifikasi kelayakan.

Kebisaan M2A2 seperti dapat menembaki sasaran di daerah yang luas dengan hanya memutar roda arah samping. Kemampuan arah samping mencapai 409 peribuan ke kanan, dan 400 peribuan ke kiri. Dengan kata lain, bila ada sasaran pada jarak 6.000 meter, maka M2A2 dapat menembaki sasaran dengan keleberan 485,4 meter tanpa harus melaksanakan pindah steling

Baca juga: Bedah Detail LG-1 MKII 105mm, Howitzer Modern Andalan Resimen Artileri Korps Marinir

Pergerakan sudut elevasi pada laras M2A2

Disamping dapat melakukan tembakan dengan lintasan lengkung, M2A2 juga dapat memberikan tembakan arah langsung, baik untuk sasaran diam atau bergerak, seperti tank. Hal ini dapat dilakukan bila sasaran terlihat jelas dan tidak ada halangan antara meriam dengan sasaran. Bobot amunisi M2A2 terbilang berat, untuk amunisi jenis HE (High Explosive) misalnya, bisa mencapai 19 kg.

Titik lemah meriam ini adalah pada kecepatan tembak per menitnya yang terbilang rendah, dengan loading manual, rata-rata 1 menit hanya mampu ditembakkan 3 amunisi, walau secara teori bisa mencapai 10 per menit. Secara umum, M2A2 dapat memuntahkan proyektil dengan hulu ledak HE, HEAT (High Explosive Anti Tank), smoke, dan smoke colored untuk pemberi penerangan pada area pertempuran. (Haryo Adjie)

Spesifikasi M2A2 Howitzer 105mm:
Negara asal: Amerika Serikat
Kaliber: Howitzer 105mm (4.2 inchi)
Berat: 2.260 Kg
Panjang: 5,94 meter
Panjang laras: 2,31 meter
Lebar: 2,21 meter
Tinggi : 1,73 meter
Jarak tembak max: 11.270 meter
Kecepatan proyektil: 472 meter per detik

15 Comments