‘Berkah’ Perang Ukraina, MBDA Systems Tingkatkan Kapasitas Produksi Rudal Hanud Mistral

Satbak Rudal Mistral Atlas. Foto: Istimewa

Nama rudal Mistral produksi MBDA Missile Systems yang berbasis di Perancis, sangat lekat dibenak netizen Indonesia, pasalnya Mistral sampai saat ini menjadi rudal hanud (pertahanan udara) dengan populasi terbesar di Indonesia, yang digunakan oleh Arhanud TNI AD dan pada kapal perang TNI AL. Nah, belum lama ada kabar dari Perancis, bahwa MBDA telah meningkatkan kapasitas produksi rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) MANPADS (Man Portable Air Defence System) ini.

Baca juga: Mistral Atam – Dari MANPADS Jadi Rudal Udara ke Udara

Berdasarkan keterangan Menteri Pertahanan Prancis, Sébastien Lecornu pada pengumuman yang diterbitkan pada 22 April 2024, “Seiring meningkatkanya permintaan, pada tahun 2022 kapasitas produksi Mistral telah ditingkatkan dari 10 menjadi 40 unit per bulan.” Peningkatan produksi ini mencerminkan respons strategis terhadap meningkatnya permintaan peralatan militer yang dipicu oleh konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Pada awal Maret 2024, MBDA Missile Systems mengungkapkan rencana untuk mempercepat pengiriman rudal Mistral dengan berkomitmen melakukan investasi besar sebesar 2,4 miliar euro pada fasilitas manufakturnya selama lima tahun ke depan. Keputusan investasi ini diambil setelah perusahaan mencapai rekor penerimaan pesanan pada tahun 2023, dengan total 9,9 miliar euro—lebih dari dua kali lipat pendapatan tahun sebelumnya.

Rantis komodo buatan Pindad, sekilas mirip Sherpa. Rantis ini mengusung peluncur Mistral Atlas.

Lonjakan pesanan ini terutama dipicu oleh meningkatnya permintaan sistem anti-pesawat dari negara-negara Eropa, yang didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan pertahanan setelah konflik Ukraina meletus pada Februari 2022. Konflik di Ukraina telah mengalihkan fokus dari sekadar menilai kinerja rudal menjadi meningkatkan laju dan siklus produksi guna memenuhi kebutuhan mendesak banyak negara, terutama negara di Eropa. Negara-negara seperti Perancis, Polandia, Inggris, Italia, dan yang berpotensi terimbas konflik, kini berupaya mengamankan jumlah stok rudal yang lebih besar dengan kecepatan yang lebih cepat.

Buku pesanan MBDA menunjukkan peningkatan yang luar biasa selama tiga tahun berturut-turut, yang berpuncak pada total 28 miliar euro pada akhir tahun 2023. Pertumbuhan ini dibarengi dengan peningkatan pendapatan sebesar 7%, mencapai 4,5 miliar euro.

Personel TNI AL saat membidik target dengan rudal Mistral Simbad dari atas frigat Van Speijk

Poros strategis perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi tidak hanya sejalan dengan permintaan pasar saat ini namun juga memposisikan MBDA sebagai pemain penting di sektor pertahanan global di tengah konflik internasional yang sedang berlangsung. Peningkatan produksi rudal Mistral, yang juga telah dipasok ke Ukraina, menyoroti peran perusahaan asal Perancis dalam mendukung strategi pertahanan nasional dan sekutu selama masa-masa sulit ini.

Rudal Mistral, yang dikembangkan oleh perusahaan Perancis MBDA (awalnya dikenal sebagai Matra Defence), adalah sistem pertahanan udara jarak pendek yang pertama kali memasuki layanan pada tahun 1980-an. Mistral awalnya dirancang untuk unit infanteri untuk melawan ancaman udara di ketinggian rendah, dan kini Mistral telah berevolusi melalui beberapa peningkatan selama beberapa dekade untuk meningkatkan efektivitasnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan tempur.

Ikuti Indonesia, Ukraina Pasang Rudal Hanud Mistral di Rantis 4×4

Mistral 1 (generasi pertama) telah digantikan oleh versi yang ditingkatkan seperti Mistral 2, yang menggabungkan teknologi pencari canggih dan peningkatan keandalan operasional. Peningkatan ini bertujuan untuk membuat rudal lebih efektif terhadap target yang lebih cepat dan lincah. Fleksibilitas sistem ini memungkinkan penerapan dalam berbagai konfigurasi termasuk platform yang dapat dibawa oleh personel, dipasang di kendaraan, dipasang pada kapal perang, dan dapat dibawa dengan helikopter. Kemampuan beradaptasi ini memastikan bahwa Mistral dapat diintegrasikan ke dalam berbagai unit taktis dan skenario operasional, mulai dari pertahanan udara berbasis darat hingga platform angkatan laut dan udara.

Secara teknis, rudal Mistral dilengkapi dengan pencari pelacak inframerah (infrared) yang unggul dalam menargetkan ancaman yang memancarkan panas seperti pesawat terbang dan helikopter. Kill probability yang tinggi didukung oleh sistem panduan fire-and-forget, yang tidak memerlukan masukan (input data) operator setelah peluncuran, sehingga secara signifikan meningkatkan kemampuan bertahan operator dalam pertempuran.

Rudal tersebut dapat menyerang pesawat terbang, helikopter, kendaraan udara tak berawak (UAV), dan, dalam beberapa konfigurasi, bahkan dapat menargetkan rudal jelajah. Mistral varian standar memiliki jangkauan operasional sekitar 6 kilometer dan dirancang untuk bekerja dengan andal di lingkungan dengan tindakan pencegahan elektronik.

Varian terbaru, Mistral 3, telah memperkenalkan kemajuan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udara modern. Rudal ini dilengkapi dengan pencari inframerah pencitraan canggih yang meningkatkan kemampuannya untuk mendeteksi dan menyerang target yang lebih kecil, lebih cepat, dan terbang rendah sehingga lebih sulit untuk dicegat. Mistral 3 mempertahankan kekuatan tradisional sistemnya sambil memberikan opsi pertahanan yang lebih baik terhadap ancaman udara modern, menjadikannya aset penting bagi pasukan militer yang membutuhkan solusi pertahanan udara jarak pendek yang kuat. (Bayu Pamungkas)

Mistral Tetral: Tercipta ‘Hanya’ untuk Korvet Diponegoro Class

One Comment