Hari ini Dalam Sejarah, A-4 Skyhawk Pertama Kali Tiba di Lanud Halim Perdanakusuma

Hari ini, 44 tahun lalu, bertepatan dengan 4 Mei 1980, menjadi momen bersejarah dalam dunia penerbangan militer di Tanah Air. Saat itu, empat A-4 Skyhawk yang diakuisisi Indonesia, untuk pertama kalinya tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, setelah sebelumnya dikapalkan dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca juga: Douglas A-4 Skyhawk – Pesawat Tempur Pertama TNI AU dengan Kemampuan Air Refueling

Dari laman Instagram militer.udara, disebutkan empat unit pesawat yang datang pada gelombang pertama ini terdiri dari dua pesawat single seater dan dua pesawat double seater. Kemudian secara bergelombang, A-4 Skyhawk kembali datang di Indonesia hingga mencapai jumlah 32 unit pesawat.

Pesawat A-4 Skyhawk buatan pabrik Mc Donnel USA mulai dioperasionalkan TNI AU pada bulan Mei 1980, dan pada peringatan HUT ke-35 ABRI tanggal 5 Oktober 1980 pesawat ini mulai ditampilkan di depan umum sebagai pengawal dirgantara untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Pengadaan pesawat tempur A-4 Skyhawk ini dilakukan melalui “Operasi Alpha” yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 1979. Untuk merealisasikan pengawakan pesawat tempur ini, TNI AU memberangkatkan 10 penerbang untuk belajar menerbangkan pesawat A-4 Skyhawk dan juga mengirimkan para teknisi untuk mengikuti pendidikan sebagai crew pesawat.

Penerbang yang dikirim untuk mengikuti Pendidikan ini adalah penerbang pesawat T-33 Thunderbird Skadron Udara 11 yang terdiri dari Letkol Pnb Suyamto, Mayor Pnb Irawan Saleh, Mayor Pnb Donan Sunanto, Kapten Pnb PA. Lumintang, Kapten Pnb F. Djoko Poerwoko, Kapten Pnb Suminar Hadi, Kapten Pnb Dwi Harmono, Kapten Pnb Teddy Sumarno, Kapten Pnb R. Supriyanto, dan Lettu Pnb Edy Haryoko.

Mereka berlatih selama empat bulan. Tidak hanya belajar terbang biasa tetapi mereka juga belajar mengoperasikan pesawat tersebut sebagai alutsista. Dan akhirnya mereka berhasil mendapatkan brevet penerbang tempur.

Hadir di Indonesia lewat Operasi Alpha yang digelar pada bulan Juni 1979, secara teknis armada Skyhawk yang dibeli Indonesia berasal dari Amerika Serikat, meski pesawatnya berada di Israel. Inilah yang sampai saat ini kontroversinya masih terus bergulir, mengingat Indonesia dan Israel tidak punya hubungan dagang dan diplomatik.

Secara kuantitas unit Skyhawk yang didatangkan ke Indonesia cukup besar, sebagai barang bekas pakai AL AS, secara bertahap, sebanyak 31 unit A-4E (single seater) dan dua unit TA-4H (dual seater) dikirim dari Israel ke Indonesia lewat kapal laut.

Sejak kedatangannya di Indonesia Pesawat A-4 Skyhawk yang sebutannya “Si Bongkok” langsung terlibat dalam berbagai operasi, yaitu: Operasi Seroja, Operasi Sriti, Operasi Jalak Sakti, Operasi Sikatan Daya, Operasi Halau dan Operasi Badar. Termasuk mengikuti latihan bersama dengan negara sahabat yaitu: Latihan Elang Seberang dengan Selandia Baru, Elang Ausindo (Australia), Elang Thainesia (Thailand), Elang Malindo (Malaysia), dan Elang Indopura (Singapura).

Di lingkup TNI AU, A-4 Skyhawk masuk ke dalam kelompok pesawat Tempur Taktis (TT), jika disamakan dengan kondisi saat ini, status A-4 Skyhawk sama dengan jet Hawk 109/209.

Menyandang gelar battle proven di laga Perang Vietnam, Perang Malvinas, dan Perang Timur Tengah, Skyhawk diciptakan untuk membawa sabreg senjata yang letal. Persisnya A-4 Skyhawk dapat meluncurkan rudal AIM-9 Sidewinder, AGM-45 Shrike, AGM-65 Maverick, AGM-62 Walleye glide bomb, dan AGM-12 Bullpup.

Baca juga: Douglas TA-4J Skyhawk – Varian Keluarga Skyhawk yang Berusia Paling Muda di Indonesia

Sementara bom yang dapat digotong seperti Rockeye Mk.20 Cluster Bomb Unit, Rockeye Mk.7/APAM-59 Cluster Bomb Unit, Mk.81 (250 lb/113 kg) dan Mk.82 (500 lb/227 kg), dan Mk.76 practice bombs.

Namun, sayangnya A-4 Skyhawk TNI AU tidak di-setting untuk meluncurkan rudal. (Gilang Perdana)

One Comment