LIG Nex1, perusahaan sistem pertahanan kenamaan dari Korea Selatan diwartakan telah terpilih untuk menggarap program pengembangan kapal permukaan tanpa awak – unmanned surface vessel (USV) untuk kebutuhan operasi pengintaian dan peperangan Angkatan Laut Korea Selatan. (more…)
Guna memenuhi elemen fire power dalam MEF (minimum essential force), satuan Artileri Medan TNI AD pada tahun 2014 mendapat sejumlah perkuatan alutsista, selain ASTROS II MK6 Self Propelled MLRS, lalu di lini meriam ada TRF-1 CAESAR Self Propelled Howitzer 155 mm yang berkaliber besar. di periode tersebut TNI AD juga mendapatkan 54 pucuk meriam KH-178 kaliber 105 mm dari Korea Selatan untuk melengkapi 3 batalyon (more…)
Mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, Irak dikabarkan juga akan mengakuisisi sistem rudal pertahanan udara (hanud) jarak sedang KM-SAM Block II dari Korea Selatan. Menurut Defense Arabic pada 9 September 2024, Menteri Pertahanan Irak Thabet Al-Abbasi mengumumkan bahwa kontrak untuk sistem rudal KM-SAM Block II (Cheongung II) telah dirampungkan dan akan ditandatangani minggu depan. (more…)
Sebagai sekutu Amerika Serikat, posisi Korea Selatan mendukung penuh Ukraina, termasuk dalam memasok amunisi, persenjataan dan logistik. Lantaran kebijakan politik tersebut, berimbas pada memburuknya hubungan antara Korea Selatan dan Rusia. Namun, tahukah Anda, bahwa sebelum perang Ukraina, Korea Selatan dan Rusia punya hubungan yang lumayan baik, termasuk kerja dalam aspek persenjataan.
Sempat disebut punya tingkat akurasi yang kurang memuaskan, nama meriam howitzer tarik KH-178 seolah ‘tenggelam’, meriam buatan Korea Selatan ini juga jarak ditampilkan dalam ajang pameran pertahanan. Namun, dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2024 (26 Agustus hingga 6 September 2024), rupanya KH-178 kembali ikut disertakan oleh TNI AD, termasuk berhasil melakukan uji tembak menggunakan amunisi tajam, bersama meriam howitzer M119 105 mm milik Angkatan Darat AS. (more…)
Berita yang dominan beredar adalah Korea Selatan sukses menjual beragam alutsista beratnya ke Polandia, bahkan ekspor alutsista ke Polandia menjadi rekor penjualan terbesar yang pernah diraih Negeri Ginseng. Namun, jarang terdengar sebaliknya. (more…)
Berhasil menembus pasar Asia dan Eropa, Korea Aerospace Industries (KAI) layak mengklaim sebagai manufaktur dirgantara yang sukses dalam memasarkan jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle. Terlepas dari performa produk, ada dua strategi yang berhasil menarik minat negara pembeli untuk mengakuisisi FA-50. (more…)
Meski Indonesia adalah launch customer ekspor untuk 16 unit jet latih tempur T-50 Golden Eagle, namun, belum tentu Indonesia mendapatkan manfaat yang optimal dalam kerja sama industri, khususnya dalam mendukung perawatan dan perbaikan pada T-50. Justru Thailand yang membeli belakangan dengan 14 unit T-50TH, lebih unggul dalam menikmati kerja sama strategis untuk mendukung operasional T-50. (more…)
Boeing Defense sepertinya tengah mendapatkan berkah atas penjualan helikopter serang AH-64E Apache Guardian, setelah sebelumnya meraih kontrak untuk penjualan 96 unit AH-64E untuk Polandia dengan nilai US$10 miliar, kini ada kabar penjualan Apache untuk Korea Selatan. Dengan kontrak senilai US$3,5 miliar, Korea Selatan telah mendapat persetujuan untuk membeli 36 unit AH-64E Apache Guardian. (more…)
Indonesia punya tempat tersendiri dalam sejarah T-50 Golden Eagle, pasalnya Indonesia merupakan pembeli ekspor pertama jet latih tempur buatan Korea Selatan ini. Nah tahukah Anda, 22 tahun lalu yang bertepatan dengan 20 Agustus 2002 menjadi momen bersejarah bagi Korea Aerospace Industries (KAI) yang kala itu sukses melakukan penebangan perdana pada prototipe T-50 Golden Eagle. (more…)