Penyebab Kecelakaan Diketahui, Armada F-16 Fighting Falcon Singapura Kini Kembali Mengudara
|Pasca insiden jatuhnya sebuah F-16 Fighting Falcon saat lepas landas pada 8 Mei lalu, Angkatan Udara Singapura (RSAF) langsung memberlakukan temporary grounded pada armada F-16, yakni guna dilakukan insepksi secara menyeluruh. Namun, ada kabar bahwa armada F-16 Singapura telah kembali diizinkan untuk terbang kembali, menyusul telah diketahuinya penyebab kecelakaan pada awal Mei tersebut.
Seperti dikutip Reuters.com (8/5/2024), Kementerian Pertahanan Singapura dalam pernyataan kepada media menyebut, akan kembali menerbangkan armada F-16 setelah menangguhkan pelatihan sesaat salah satu jet itu jatuh di Pangkalan Udara (Lanud) Tengah.
Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan kecelakaan pada tanggal 8 Mei itu disebabkan oleh giroskop yang memberikan masukan keliru ke komputer kontrol penerbangan. Hal ini menyebabkan pilot tidak dapat mengendalikan pesawat saat lepas landas. Dalam insiden ini, pilot berhasil melontarkan diri dan mendarat dengan selamat.
Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan, jet tempur F-16 dilengkapi dengan empat giroskop. Kegagalan simultan sangat jarang terjadi dan merupakan yang pertama terjadi pada armada F-16 Singapura. Mereka menambahkan bahwa semua giroskop akan diperiksa dan dibersihkan sebelum penerbangan dilanjutkan.
Selain itu, pihak pabrikan, yakni Lockheed Martin juga akanmenyelidiki penyebab spesifik di balik kerusakan tersebut. Kecelakaan pada bulan Mei ini adalah yang pertama yang menimpa jet tempur Singapura sejak tahun 2004 ketika sebuah F-16C jatuh dalam misi pelatihan malam hari di negara bagian Arizona, AS, dan menewaskan pilot berusia 25 tahun.
Jet tempur F-16 dilengkapi dengan sistem avionik yang kompleks, termasuk beberapa giroskop untuk berbagai fungsi kontrol dan stabilitas. Berikut adalah empat jenis giroskop yang biasanya digunakan dalam F-16:
Giroskop Inersia (Inertial Gyroscope) – Digunakan sebagai bagian dari sistem navigasi inersia untuk menentukan orientasi dan posisi pesawat tanpa perlu referensi eksternal.
Giroskop Stabilitas (Stability Gyroscope) – Membantu menjaga stabilitas pesawat selama penerbangan dengan mendeteksi perubahan dalam sudut pitch, yaw, dan roll.
Giroskop Autopilot (Autopilot Gyroscope) – Berfungsi sebagai bagian dari sistem autopilot, membantu pesawat untuk menjaga lintasan penerbangan yang stabil dan mengoreksi setiap perubahan yang tidak diinginkan.
Giroskop Sistem Kontrol Senjata (Weapons Control Gyroscope) – Digunakan dalam sistem kontrol senjata untuk memastikan akurasi tinggi dalam peluncuran rudal dan senjata lainnya dengan mendeteksi gerakan dan orientasi pesawat relatif terhadap target.
Giroskop ini bekerja bersama-sama dengan sensor lain dan sistem komputer untuk memberikan data yang akurat dan real-time kepada pilot dan sistem kontrol pesawat, sehingga memastikan stabilitas, navigasi yang tepat, dan efektivitas tempur yang tinggi. (Gilang Perdana)
G-Fortar: Giroskop Militer Berbasis Serat Optik Rancangan Tim Teknik Fisika ITB