Marinir Inggris Jajal Teknik VBSS dengan Jet Suit
|Melaju dengan RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat), pergerakan tim VBSS (Visit, Board, Search and Seizure) tentunya mendapat dukungan dan pantauan penuh dari kapal perang utama. Namun faktanya, VBSS termasuk aksi yang beresiko tinggi, bukan saja pada saat proses naik ke kapal sasaran, tapi bagaimana kesiapan personel saat berada di kapal sasaran juga menjadi perhatian penting. Segala sesuatu bisa saja terjadi pada tim VBSS, termasuk tiba-tiba menghadapi upaya perlawanan bersenjata dari awak kapal atau perompak.
Baca juga: Untuk Misi VBSS, Kopaska TNI AL Dilengkapi Savox Integrated Tactical Headger System
Terkait dengan simulasi VBSS, Royal Marines alias Korps Marinir Kerajaan Inggris belum lama ini menjajal teknik baru agar bisa lebih cepat dapat menguasai kapal sasaran. Dikutip dari newatlas.com (4/5/2021), menjajal penggunaan jet suit untuk bisa dengan cepat mendarat di kapal sasaran. Dalam video yang dirilis, terlihat anggota Royal Marines meluncur dari RHIB yang bergerak cepat untuk mengejar sasaran. Dalam beberapa detik, sang “Iron Man” mendemonstrasikan kemampuan untuk bolak-balik antara kapal sasaran dan RIB.
Puncak dari adegan di video itu adalah saat prajurit dengan jet suit dapat mendarat dengan mulus di deck kapal sasaran. Hadirnya prajurit ini di kapal sasaran berperan sebagai pembuka jalan bagi naiknya pasukan lain yang berada di RHIB.
Solusi di atas dapat terlaksana berkat Gravity Industries yang meminjamkan perangkat jet suit ke Royal Marines. Gravity Industries menyebut bahwa latihan ini “sangat berhasil”, meskipun pengamat militer masih ragu dengan label sangat berhasil yang dimaksud. Meski terbilang futuristik, namun, turbin mini yang melekat pada jet suit mengeluarkan suara yang begitu keras, yang kesemuanya itu membahayakan dalam misi VBSS yang idealnya dilakukan secara senyap dengan deteksi minimal.
Keraguan teknik VBSS dengan jet suit juga mengacu pada gelar operasinya, prajurit yang terbang dengan jet suit akan tiba lebih dulu di kapal sasaran. Yang menjadi masalah, saat ia terbang membawa 5-10 kg bahan bakar jet di punggung yang dengan mudah dapat terbakar.
Alih-alih membuat efek deterens, hadirnya pasukan dengan jet suit dapat memancing maut dengan hujan tembakan ke arah tabung bahan bakar. Prajurit dengan jet suit juga akan kesulitan untuk membela diri, pasalnya ia akan kesulitan untuk melepaskan perangkat jet suite. Prajurit dengan jet suit dikatakan ibarat kura-kura raksasa yang tidak bisa berlari dan bersembunyi.
Melihat ada celah keamanan di atas, Gravity Industries telah menggandeng spesialis robotika James Bruton untuk mengembangkan turret di bahu yang digerakan berdasarkan pelacakan kepala (head-tracking) yang akan memungkinkan prajurit dengan jet suit mampu melakukan serangan (tembakan) hanya dengan melihat sasaran saja.
Baca juga: CANTOKA: Tumpas Perompak, Inilah Wahana Ship Boarding Kopaska TNI AL
Mungkinkah teknik ini nantinya benar-benar bisa diwujudkan? Jawabannya tentu akan bergantung pada banyak hal, selain keamanan dan keselamatan, faktor biaya operasional juga akan menentukan VBSS dengan jet suit ini. (Gilang Perdana)
wihh kyk war of machine,…
Disini udah pd bs menguasai ilmu meringankan tubuh sejak dahulu kala, gak perlu kek gituan
Coba aja dulu join sama Tony Stark
Jadi ingat film kartun
centaurion
Waahhh…berarti anda sudah sepuh banget. Oastinya sdh aki2 banget ya kek. Semoga selalu sehat ya kek. Salam hormat dr cucu kek..🙏🙏
Ya. Salaamm..👍👍
Senapan ada di sebelah sisi kanan kepala, saat mau nembak ke sebelah kiri, kepala sendiri yg jdi sasaran.
Itu kan kepala bisa di bongkar pasang pak,,
Di jual terpisah di toko” terdekat
Itu yg bawah kalau sensor aimnya berdasarkan head display dan ada kontak dari kiri apa ga modar tuh kepala?