Rusia Produksi Kembali Tsaplya Class – Hovercraft “Jumbo” dengan Kemampuan Serbu
|Meski tengah terfokus pada peperangan darat di Ukraina, Rusia tidak melupakan pada pengembangan unsur kemampuan serang amfibi, seperti diwartakan Rusia berencana untuk memulai produksi kembali Landing Craft Air Cushion (LCAC) atau horvercraft Tsaplya Class, atau yang dikenal juga dengan sebutan Project 12061E Murena-E.
Rencana produksi Tsaplya Class ditujukan untuk memperkuat kemampuan militer dalam mengangkut personel dan pasokan logistik ke garis pantai yang tidak dipersiapkan. Chief engineer Khabarovsk shipbuilding plant, Sergey Korolev, mengumumkan bahwa pembangunan Tsaplya Class diharapkan akan dimulai tahun ini. Di bulan November 2020, Angkatan Laut Rusia disebut-sebut mengorder 8 unit Tsaplya Class.
Khabarovsk shipbuilding plant (KhSZ) adalah anak perusahaan dari United Shipbuilding Company dan salah satu perusahaan pembuatan kapal terbesar Rusia di Timur Jauh. Sergey Korolev menyebut bahwa Tsaplya Class yang akan diproduksi akan memiliki performa lebih baik dari produksi sebelumnya.
Tsaplya Class selain digunakan untuk mendukung pengiriman pasukan, kendaraan dan logistik, hovercraft jenis ini juga dimungkinkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembuatan ladang ranjau aktif.
Masuk ke kelas medium hovercraft, Tsaplya Class dapat membawa satu unit Main Battle Tank. Selain itu, 130 pasukan atau satu kompi infanteri dapat dibawa dalam sekali jalan.
Dari desain, Tsaplya Class mirip dengan Zubr Class, tapi dengan dimensi yang lebih kecil. Kemiripan antar keduanya terlihat dari model dua kubah kanon CIWS pada dek atas, posisi anjungan dan tentunya bilah propeller di bagian buritan.
Dari sejarahnya, Tsaplya Class dibangun oleh Almaz, Khabarovsk Shipyard, Amur pada periode 1982 – 1991. Dari 12 unit yang rencananya akan dibuat, hanya 10 yang terealisasi diproduksi, dimana 7 unit sempat dioperasikan Angkatan Laut Rusia dan tiga sisanya dioperasikan oleh Angkatan Laut Korea Selatan. Sebagai catatan, Korea Selatan membeli Tsaplya Class bekas pada tahun 2005.
Pada era Uni Soviet, Tsaplya Class difungsikan sebagai kapal patroli, terutama untuk menjaga garis perbatasan di sepanjang Sungai Amur dan Ussuri yang berbatasan dengan wilayah Cina. Pasca jatuhnya Soviet, jenis, hovercraft ini mulai ditarik dan tiga unit telah dibongkar, sampai 1995 tidak ada satupun yang terlihat dioperasikan Angkatan Laut Rusia.
Untuk menjalankan peran sebagai wahana patroli, hovercraft ini dilengkapi senjata berupa dua kanon CIWS (Close In Weapon System) AK-630 kaliber 30 mm yang dikendalikan lewat pembidik optik, dua pucuk senapan mesin berat 12,7 mm dan dua peluncur granat otomatis 40 mm.
Selain itu, disiapkan delapan peluncur rudal hanud MANPADS Igla. Dikutip dari roe.ru, disebutkan senjata ini dapat digunakan secara efektif pada ketinggian gelombang 1,5 meter dan kecepatan angin 12 meter per detik.
Baca juga: Kalashnikov Perkenalkan Haska-10, Hovercraft Multiguna untuk Tugas Militer dan Sipil
Dengan bobot 151 ton, Tsaplya Class ditenagai 2 × 4,000 hp PR-77 gas turbines, 2 lift fans, 2 propulsion fans dan 2 four-bladed variable-pitch propeller. Kecepatan hovercraft ini maksimum mencapai 50 knots dan punya jangkauan operasi 190 km.
Tsaplya Class diawaki oleh 14 personel, termasuk 4 perwira. Dari dimensi, hovercraft ini punya panjang 31,6 meter dan lebar 14,8 meter. (Bayu Pamungkas)
@Apache…hovercraft Kartika baik2 saja masih akan dikembangkan (mungkin) karena tak ada dana dan tak kuasai teknologinya (malas dan mahal) tak perlu repot, beli saja enak dan nyamnyam serta bisa langsung digunakan 100% siap tempur…simpel kan
Indonesia? Hovercraft Kartika apa kabarnya.
Ya ampuuuuunnn…. Ini cocok juga untuk Indonesia ini. Kalau kita beli perlu restu dan ijin dari US nggk kira2 guys?
Meluncur diatas air 50 knot memang cocok utk patroli buat geber2an apalagi jika dilengkapi rudal anti kapal, dua kanon CIWS AK-630 lumayan lethal buat gebug2an dan perisai diri, pastinya dilengkapi chaft utk kelabui rudal nyasar.
Marinir Indo perlu nih membeli Hovercraft. Bisa juga untuk misi SAR kan.