Zubr Class – Inilah Hovercraft Terbesar di Dunia yang Mampu Membawa Tiga Unit MBT

Dalam skenario serbuan amfibi, pasukan Marinir Cina dipercaya bakal mengandalkan wahana amfibi yang disebut Landing Craft Air Cushion (LCAC) atau lebih mudahnya bisa disebut sebagai hovercraft. Yang paling mudah diterka untuk misi tersebut adalah LCAC Type 726 (Yuyi Class). Wahana ini dapat membawa satu unit MBT atau dua tank ringan, dan dalam gelar operasinya, Type 726 menjadi bagian integral dari Landing Platform Dock (LPD) atau Landing Helicopter Dock (LHD).

Baca juga: Type 726 LCAC – Mampu Membawa MBT, Inilah Andalan AL Cina dalam Operasi Serbuan Amfibi

Namun, rupanya Cina masih punya LCAC yang jauh lebih besar ukuran dan kapasitasnya jika dibanding Type 726. Yang dimaksud adalah LCAC Zubr Class, sosok LCAC peninggalan era Uni Soviet yang sampai saat ini menyabet gelar sebagai hovercraft terbesar di dunia. Sebagai perbandingan, bila Type 726 punya bobot penuh 160 ton, maka Zubr Class punya bobot penuh 555 ton. Dari dimensi dan tampilan pun sudah menyiratkan, betapa besar wahana pendarat amfibi ini.

Terkhusus keberadaan Zubr Class pada AL Cina, diketahui Cina saat ini mengoperasikan empat unit, dimana dua unit dibeli dari Ukraina dan dua sisanya dibangun di Cina. Karena punya dimensi yang tambun, dalam operasinya Zubr Class tidak masuk pada dock di LPD/LHD seperti hanya Type 726, melainkan Zubr Class beroperasi mandiri layaknya kapal permukaan pada umumnya.

Dalam konteks serbuan amfibi ke wilayah Taiwan, Zubr Class yang dapat merangsek masuk ke bibir pantai tanpa risiko melindas ranjau, mampu membawa tiga unit MBT (Main Battle Tank) hingga total berat keseluruhan 150 ton. Atau bisa juga Zubr Clss membawa 10 rantis lapis baja dengan 140 pasukan (total berat 131 ton).

Konfigurasi lain membawa 8 rantis lapis baja angkut personel (115 ton), sampai pilihan membawa 8 tank amfibi. Zubr Class dapat pula di-setting untuk membawa full pasukan, yaitu 500 pasukan dapat dibawa sekali jalan, dengan 360 pasukan diantaranya ditempatkan di kompartemen kargo. Total luas kargo mencapai 400 meter persegi.

Meski pergerakan Zubr Class secara teori mendapat perlindungan dari udara, namun hovercraft raksasa ini tak lantas pasrah bila mendapat serangan, hovercraft buatan PO More Shipyard ini dilengkapi arsenel persenjataan yang terbilang memadai, sebut saja dua pucuk kanon reaksi cepat multilaras CIWS AK-630 kaliber 30 mm.

Zubr Class yang punya panjang 57 meter dan lebar 25,6 meter, juga dilengkapi empat peluncur rudal MANPADS Strela, tidak itu saja, ada bekal dua peluncur roket Ogon kaliber 140 mm, dimana total ada 132 roket yang siap dilepaskan. Pada misi tertentu, Zubr Class bahkan dapat melepaskan 20-80 ranjau laut.

Dapur pacu Zubr Class disokong tiga mesin turbin gas M35-1, yang masing-masing mesin punya kekuatan 10.000 hp. Tenaganya juga didukung oleh empat NO10 superchargers propellers. Kecepatan Zubr Class pun fantastis, yaitu bisa melesat dengan kecepatan maksimum 65 knot (setara 120 km per jam). Sementara kecepatan jelajahnya 55 knot (setara 101 km per jam). Dengan bahan bakar penuh 56 ton, jarak jelajahnya memang hanya 560 km, namun itu dipandang lebih dari cukup bagi Cina, pasalnya lebar Selat Taiwan yang memisahkan Cina daratan dan Pulau Formosa hanya 180 km.

Merujuk ke sejarahnya, Zubr Class mulai digunakan oleh AL Uni Soviet pada tahun 1988. Sebagai manufakturnya adalah PO More Shipyard di Krimea, wilayah yang kini dikuasai oleh Rusia. Awalnya Zubr Class ditandai sebagai Project 1232.2 dan oleh NATO diberi kode “Pomornik.” Dari 17 unit yang direncanakan untuk diproduksi, sampai saat ini tinggal 10 unit yang masih beroperasi. Dan yang unik dari Zubr Class adalah digunakan oleh AL Yunani, yang notabene merupakan negara anggota NATO. Seperti halnya Cina, Yunani juga mengoperasikan empat unit Zubr Class.

Baca juga: Kartika Hovercraft – Penunjang Operasi Perang dan Non Perang TNI

Sementara Rusia, saat ini justru hanya mengoperasikan dua unit saja. Pada Juni 2017, Pemerintah Rusia telah mengumumkan dimulainya kembali produksi Zubr Class. Namun, perwakilan industri galangan kapal Rusia menanggapi dengan menyatakan produksi tidak mungkin dilanjutkan pada 2018 dan hanya akan memungkinkan pada periode 2019-2021. Perwakilan manufaktur menyebutkan kurangnya ketersediaan dan ketidakmampuan untuk memproduksi komponen secara massal, terutama mesin turbin gas menjadi hambatan utama Rusia untuk menambah Zubr Class. (Haryo Adjie)

20 Comments