Type 726 LCAC – Mampu Membawa MBT, Inilah Andalan AL Cina dalam Operasi Serbuan Amfibi
|Bila Landing Craft Utility (LCU) menjadi ujung tombak pada Landing Platform Dock (LPD) dalam menggelar operasi amfibi, maka di kapal yang lebih besar, seperti Landing Helicopter Dock (LHD), maka yang lazim dioperasikan lebih dari LCU, yaitu wahana amfibi yang disebut Landing Craft Air Cushion (LCAC) atau lebih mudahnya bisa disebut sebagai hovercraft. Dan yang diangkut pun memang ‘barang’ kelas berat, seperti Main Battle Tank yang punya bobot hingga 60 tonan.
Baca juga: LHD Type 075 – Kapal Induk Helikopter untuk Mimpi Ekspansi Sang Naga
Sebagai perbandingan, LCU yang digunakan TNI AL dan menjadi kelengkapan pada LPD Makassar Class, paling mentok yang bisa dibawa adalah truk MLRS RM70 Vampire/Grad yang bobotnya 33,5 ton. Mengingat perannya yang vital dalam mendukung operasi amfibi, baik operasi perang dan non perang, maka kebutuhan LCAC menjadi melekat pada negara-negara yang mengoperasikan LHD. Namun ada yang unik dari Cina, karena tak bisa mengimpor LCAC dari Amerika Serikat, Negeri Tirai Bambu ini lantas mengembangkan sendiri wahana amfibi yang diberi label Type 726 LCAC.
Bahkan ketika LHD Type 075 diluncurkan dan unit pertama kini dalam masa instalasi, nama hovercraft Type 726 sudah disebut sebagai bagian dari kelengkapan LHD yang disebut oleh NATO sebagai Yushen Class tersebut.
Lantaran tak mau dibilang menjiplak LCAC lansiran AS, Type 726 punya bobot dan payload lebih besar dari LCAC milik AS yang ditempatkan pada Wasp dan America Class. Ditenagai dua gas turbin QC-70, Type 726 sanggup melesat dengan kecepatan 80 knots dan jarak jelajah sampai 320 km. Pada awal pengembangan, Type 726 menggunakan mesin turbin buatan ukraina UGT 6000, dan kemudian di reverse engineering menjadi QC-70.
Bicara soal payload, Type 075 punya payload 60 -70 ton, proyeksi alutsista yang dibawa mencakup 1 unit MBT Type 96 atau 2 unit IFV (Infantry Fighting Vehicle) ZBD-05 yang punya kemampuan amfibi, plus bisa dibawa 60 – 70 pasukan Marinir. Sebagai perbandingan, LCAC milik AS, payload nya sekitar 60 ton.
Meski pamornya naik lantaran akan diadopsi pada kapal induk helikopter Type 075, LCAC Type 726 sejatinya sudah mulai digunakan AL Cina pada tahun 2010. Penempatan perdana hovercraft ini yaitu pada LPD Type 071 Yuzhao Class yang punya panjang 210 meter. Populasi Type 726 sejauh ini telah dibuat sebanyak 16 unit dan ada 5 unit lagi yang sedang dibuat oleh pihak manufaktur Jiangnan Shipyard.
Baca juga: L-CAT: Gantikan Peran LCU, Inilah Kapal Pendarat Katamaran “2 Ship in 1”
Dari spesifikasi, Type 726 yang oleh NATO disebut sebagai Yuyi Class, punya panjang 33 meter, lebar 16,8 meter dan bobot normal 150 ton, serta bobot penuh 160 ton. Sebagai proteksi, Type 726 dilengkapi dua pucuk senapan mesin berat kaliber 14,5 mm dan dua pucuk senapan mesin sedang 7,62 mm. (Gilang Perdana)
Kenapa HOVERCRAFT KARTIKA dlm negri kita ngga di kembangkan sih?? Kita butuh hovercraft untuk antar pulau atau pendaratan marinir gantiin KAPA kita. KAPA cocok untuk penyebrangan SUNGAI 2/ badan air yg tak berombak.
KARTIKA HOVERCRAFT
https://youtu.be/qNKWyn6aRC4
Siapapun atau negara manapun yg menjadi word class navy mari kita pandang dr pengalaman kita dalam menghadapi akibatnya.
1. USA = Kadang nyebelin AL kita klo mereka show force di perairan kita.bahkan bikin repot klo mereka tidak menghormati kedaulatan kita.
2. China = jangan ditanya lg,selagi Natuna masih di terobos CGC mereka apalgi frigate mereka,potensi hal yg tak di inginkan terbuka lebar.
3.Jepang = aman,mereka gak bakal nyerang negara org,AL nya yg sekarang cuma buat bela diri.
Seterusnya Inggris,perancis atau negara eropa lain.mungkin mereka nggak ada potensi konfrontasi dengan kita,kecuali klo mereka mendukung OPM di papua atasnama HAM,dan minta refendum ky di timor leste dlu,maka sejarah bisa terulang.
Kalo masalah biar saja dekat saja sama Rusia federation…nanti dia veto di PBB pasti China ikutan veto..
“Cincailah…” Itulah ungkapan santai bangsa Imperium Tiongkok dlm menjalani kehidupan. Maka terciptalah teknologi maha canggih yg membuat shock mereka yg memusuhi. Type 726 LCAC…Alutsista yg datang dr laut, seperti badai yg menerjang tiada henti dan tak dpat dihentikan. Me “lockdown” kekuatan musuh shingga mereka tercengang dalam stress dan terkarantina dlm tangisan. Tiada “masker” yg dapat menahan lajunya, menohok musuh sampai mrk terbatuk-batuk, demam dan sesak napas…Lalu end.
Bagian paling menarik dr artikel di atas adlh bgmn China me-reverse enginering mesin has turbin dr Ukraina. Sekarang, udh bkin sndiri dg mandiri. Mungkin inilah yg bs kita contoh dr China
Kenapa negara kepulauan seperti kita tidak punya LCAC….padahal cocok dgn perairan yg dangkal! Dgn kecepatan 80knots perpindahan alutsista dan pasukan jd bs lebih cepat!
https://www.indomiliter.com/l-cat-gantikan-peran-lcu-inilah-kapal-pendarat-katamaran-2-ship-in-1/
Lebih murah pakai katamaran dibandingkan hovercraft
Komentar ngasal!!
Yang ada saat ini dan kemungkinan nambah LCT/LCU buat TNI AD
LCAC & LCAT belum ada wacananya di TNI AL
Ya ini ciri khas word class Navy yg sesunghuhnya. Klo LHD dan barasng spt ini aja gak punya masa mau dianggap word class navy. Perlahan china dng pasti menguntit AS, menjadi kekuatan nomor 2 yg disegani dunia.
Boleh nih sebagian barang lawas RE Rusia tapi kiblat doktrin dan pagelaran alutsista PLAN lebih condrong ke US Navy. Tinggal nunggu SCVN dengan catobar agar semakin dianggap pesaing sejati US Navy