Sempat disebut punya tingkat akurasi yang kurang memuaskan, nama meriam howitzer tarik KH-178 seolah ‘tenggelam’, meriam buatan Korea Selatan ini juga jarak ditampilkan dalam ajang pameran pertahanan. Namun, dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2024 (26 Agustus hingga 6 September 2024), rupanya KH-178 kembali ikut disertakan oleh TNI AD, termasuk berhasil melakukan uji tembak menggunakan amunisi tajam, bersama meriam howitzer M119 105 mm milik Angkatan Darat AS. (more…)
Guna menghadapi konflik bersenjata di kawasan selatan Mindanao, Angkatan Darat Filipina telah merancang paket modernisasi pada sistem senjata artileri medan berupa howitzer tarik (towed howitzer) di kaliber 105 mm. Dipimpin Letnan Jenderal Romeo Brawner, Angkatan Darat Filipina dikabarkan sedang memilih di antara tiga pilihan howitzer tarik yang telah masuk sebagai penawaran. (more…)
Meski posisi Korea Selatan mendukung perjuangan Ukraina, namun Seoul harus berpikir dua kali untuk mengabulkan permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang meminta Korea Selatan untuk mengirimkan MBT (Main Battle Tank) T-80U dan IFV (Infanry Fighting Vehicle) BMP-3. (more…)
Dikenal sebagai self propelled howitzer paling fleksibel dengan manuver tinggi, menjadikan Humvee 2-CT Hawkeye 105 mm MHS (Mobile Howitzer System) menarik untuk diadopsi dalam gelar operasi peperangan modern. Dan rupanya desain Humvee 2-CT Hawkeye 105 mm MHS menarik perhatian negeri rival Amerika Serikat, dimana Iran telah merilis sebuah light self propelled howitzer dari rantis jip Aras 4×4 yang dikawinkan dengan howitzer tarik M101 kaliber 105 mm. (more…)
Selain telah mengirimkan 20 unit rantis lapis baja Bushmaster 4×4 ke Ukraina, masih menggunakan wahana angkut berupa C-17A Globemaster, Pemerintah Australia rupanya juga mendonasikan enam pucuk howitzer tarik (towed howitzer) M777 A2 ke Ukraina. Seperti halnya Bushmaster, M777 A2 yang dikirim Australia sudah dilengkapi label bendera Ukraina. (more…)
Kemampan mobilitas dan deployment alutsista artileri medan (armed) lewat jalur udara kini menjadi perhatian bagi TNI. Setelah sebelumnya melakukan uji loading/unloading pada self propelled howitzer (SPH) CAESAR 155 mm ke ruang kargo C-130 Hercules. Kini lini kesenjataan armmed TNI AD melakukan uji loading/unloading howitzer KH-178 kaliber 105 mm berikut truk KIA KM250 sebagai kendaraan penariknya. (more…)
Bila Perancis berjaya dengan howitzer tarik (towed) LG series kaliber 105 mm buatan Nexter. Maka sekutunya di seberang selat, sejak lama juga mengoperasikan howitzer tarik 105 mm yang legendaris dan laris di pasaran global. Yang dimaksud adalah L118 light gun produksi BAE Systems Land and Armaments (d/h Royal Ordnance Factory). (more…)
Pertama kali diperlihatkan ke publik pada Indo Defence 2008, meriam howitzer ME-105 yang dirilis PT Pindad langsung membetot perhatian publik. Betapa tidak, inilah sosok meriam tarik pertama yang wujudnya secara nyata berhasil dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Saat itu, Indonesia sudah berhasil memproduksi kapal patroli cepat, pesawat intai, panser sampai senapan serbu, namun ironisnya, lini persenjataan artileri seperti seolah terlupakan, terlepas dari upaya produksi munisi yang telah dilakukan oleh PT Pindad selama ini. (more…)
Kilas balik ke April 2018, saat itu diwartakan Malaysia telah menandatangani pembelian 18 pucuk Howitzer LG-1 MKIII kaliber 105 mm dari Nexter, Perancis. Dilihat dari spesifikasinya, MKIII, maka jelas LG-1 pesanan Malaysia bakal lebih canggih dari LG-1 MKII yang dimiliki Satuan Armed Korps Marinir TNI AL. (more…)
Belum lama ini situs janes.com (2/7) mewartakan bahwa Yugoimport SDPR, manufaktur persenjataan asal Serbia kembali memproduksi howitzer tarik (towed howtizer) tipe M-56 105 mm dengan laras 33-calibre. Kembali diproduksinya M-56 lantaran adanya pesanan ekspor 36 pucuk M-56 untuk suatu negara yang dirahasiakan identitasnya. Yang menjadi menarik dari berita itu adalah adanya nama Indonesia yang juga disebut-sebut. (more…)