Bedah Detail LG-1 MKII 105mm, Howitzer Modern Andalan Resimen Artileri Korps Marinir
|Operasi pembebasan awak kapal MV Sinar Kudus oleh Satgas (Satuan Tugas) Merah Putih di tahun 2011, membawa arti penting dalam operasi amfibi lintas laut jarak jauh. Karena yang dihadapi adalah perompak Somalia yang menyandang senapan mesin otomatis dan RPG-7, maka Satgas Merah Putih menyertakan alutsista andalan, jikalau diperlukan untuk misi pendaratan ke pantai, mengingat gerombolan perombak merapatkan basisnya di wilayah pesisir. Meski akhirnya urung digelar operasi amfibi, namun di dalam lambung LPD (Landing Platform Dock) KRI Banjarmasin 592 sudah bersiap tank amfibi BMP-3F dan Howitzer LG-1 MKII dari Korps Marinir TNI AL. Racikan dua alutsista Marinir tersebut dipercaya mampu memberi efek penggetar kepada perompak bila akhirnya diturunkan dalam gelar operasi amfibi.
Baca juga: Eksklusif! Bedah Kecanggihan Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI AL
Indomiliter.com bersama host cantik Baby “Lara Croft” Margaretha, pada artikel terdahulu telah mengupas tuntas keperkasaan tank BMP-3, dan di dikesempatan kali ini kami melanjutkan bedah alutsista dari Resimen Artileri 2 Korps Marinir, yakni Howitzer LG-1 MKII kaliber 105 mm. Dalam tour alutsista kali ini, kami mendapat penjelasan langsung dari Mayor Mar M. Hadi Hasny, selaku Komandan Batalyon Howitzer 2 Marinir. Dan tak lupa, diakhir artikel ini Anda dapat melihat langsung video eksklusif seputar LG-1 MKII, alutsista Korps Marinir yang battle proven di dalam dan luar negeri.

Sebagai alutsista, LG-1 MKII masih tergolong muda, menurut penuturan Mayor Mar. M. Hadi Hasny, LG-1 MKII yang dioperasikan Marinir dibuat tahun 1995, dan masuk operasional TNI pada tahun 1996. LG-1 MK II termasuk meriam ringan yang mempunyai daya hancur cukup besar. Meriam ini awalnya dirancang dan diproduksi oleh GIAT Industrie, manukfaktur alutsista dari Perancis, dan sekarang sudah beralih kepemilikannya oleh Nexter System. LG-1 terbilang meriam jenis anyar di pangsa senjata, karena prototipe-nya baru selesai pada tahun 1987. Awalnya LG-1 hadir atas kebutuhan pasukan pemukul reaksi cepat Perancis yang menginginkan meriam artileri medan yang ringan dengan mobiltas tinggi.
Baca juga: LG-1 MK II 105mm – Howitzer Artileri Medan Korps Marinir TNI AL

Baca juga: LG-1 MK III – Howitzer 105mm ‘Incaran’ Yon Armed TNI AD
Dalam gelar tempur, ada tiga sistem yang dilibatkan, pertama sudah barang tentu sistem senjata dan amunisi, kemudian ada sistem pencari dan penemu sasaran, dan terakhir sistem angkutan dan logistik. Untuk sistem senjata dan amunisi berupa Howitzer LG-1 MKII, yang setiap pucuknya diawaki oleh delapan personel, terdiri dari komandan pucuk, pembidik, pembantu pembidik, penembak, penyetel tabung, pengatur isian, pendorong granat, dan pengemudi. Khusus yang terakhir ada pengemudi, lantaran LG-1 MKII adalah meriam yang ditarik oleh truk ukuran sedang (towed howitzer), Marinir menggunakan truk Mercedes Unimog untuk menarik Howitzer ini.
Kemudian untuk sistem pencari dan penemu sasaran, terdiri dari sub sistem, yakni peninjau depan, pengukur medan, dan pegendali tembakkan. Lebih spesifik, peran peninjau depan adalah memasukkan data koordinat sasaran bersama satuan manuver dari infanteri dan kavaleri. Untuk pengukur medan berperan mencari dan menemukan posisi musuh dan mengenali keberadaan posisi kawan. Dan yang terakhir pengendali tembakkan berperan memberi instruksi aksi penembakkan pada baterai Howitzer.

Howitzer LG-1 Mk II dirancang sebagai meriam ringan yang dapat dipindahkan baik dengan cara ditarik maupun memakai bantuan Heli seperti misalnya Bell 412 dan Super Puma. Saat pemindahan laras senjata ini dapat dilipat kebelakang berhimpin dengan kedua buah kaki panjang yang diringkas sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan tempat sangkutan rantai tarik yang dihubungkan dengan kendaraan penarik bila pemindahannya lewat jalan darat. Dalam operasi amfibi, LG-1 MKII diterjunkan ke darat menggunakan KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri) K-61. Di artikel sebelumnya, Baby “Lara Croft” Margaretha juga telah membahas KAPA K-61 secara detail.
Baca juga: Kenali Detail Rantis Amfibi Legendaris, KAPA K-61 Korps Marinir TNI AL
LG-1 MK II terdiri dari komponen laras sepanjang 3,17 meter dengan berat 100 Kg dengan arah putaran kekanan yang mampu menembakan 12 butir peluru dalam tiap menitnya. Meriam ini bisa menghantam sasaran dalam jarak antara 11,5 kilometer dengan memakai proyektil baku jenis HE(high explosive) M1. Jika memakai proyektil baku jenis Giat HE BB, senjata ini bisa menghantam sasaran sejauh 17,5 kilometer. Sedangkan untuk jarak tembak minimum yakni 1,4 kilometer. Daya hancur yang diakibatkan proyektil LG-1 MKII mampu memberangus area seluas 200 meter persegi. Waktu yang dibutuhkan awaknya guna menyiapkan senjata ini dalam kondisi siap tembak hanyalah 30 detik.
LG-1 MK II mempunyai panjang meriam dengan laras, 6,95 m dan tanpa laras 5,32 m, lebar meriam 1,96 m, berat 1.520 kg, sudut elevasi maksimal 1.270 MIL dan minimal 84 MIL, sudut defleksi kanan 320 MIL dan kiri 330 MIL. Dalam setiap misi tempur, bekal amunisi pokok yang disiapkan mencakup (BB 36 butir, HE 36 butir, Asap 12 butir dan cahaya 12 butir).
Baca juga: M-30 Howitzer 122mm – Meriam Tarik Legendaris Korps Marinir TNI AL
Sebagaimana pola penggunaan meriam pada umumnya, usia laras ditentukan berdasarkan berapa kali tembakan yang dilakukan, dan batas masa pakai laras LG-1 mencapai 7300 kali tembakan. Agar akuransi penembakan dapat dijaga, maka juru bidik meriam menggunakan teropong bidik yang berada 0,9 meter dari landas tumpu suku cadang pemicu tembakan. Dengan sudut dongak tertinggi larasnya ialah sekitar 70 derajat, senjata ini dapat menghantam sasaran yang berada lebih rendah kedudukanya karena laras dapat ditundukan hingga mencapai sudut tunduk 3 derajat terhadap posisi rebah penuhnya.
LG-1 Mk II, yang merupakan senjata teringan dikelasnya, memiliki kelebihan dalam mutu dan kinerja penembakan laras yang lebih baik dibandingkan jenis Mk I (autofret-taged), yang memungkinkan laras dapat menembakan proyektil dengan tekanan lebih besar. Sistem ini membuat tenaga tolak baliknya dapat diredam sekecil mungkin dan secara tidak langsung berpengaruh pada kemudahan perawatannya. Korps Marinir TNI-AL pengguna pertama untuk versi ekspor MK II.
Selain dilibatkan oleh Satgas Merah Putih, LG-1 MKII pada periode tahun 2002 – 2005 turut dilibatkan dalam operasi militer di Nanggroe Aceh Darusssalam (NAD). Operasi pendaratan Korps Marinir di pantai Samalanga, Bireun – NAD, terbilang sukses dengan menerjuknkan unsur BTP (Batalyon Tim Pendarat), lengkap dengan unsur infantri dan kavaleri. Tak itu saja, untuk menerobos basis GAM, kekuatan pemukul infanteri Marinir juga didukung oleh satuan artileri medan. Dalam sebuah tayangan di Televisi kala itu, ada yang cukup unik di mata penulis, yakni tampilnya sosok meriam jenis baru, tak lain adalah LG-1 MK II Howitzer kaliber 105mm. Dalam operasi pendaratan di pantai Samalanga, setidaknya ada 6 pucuk LG-1 MK II yang dibawa Korps Marinir. Sementara debutnya di luar negeri, LG-1 MKII cukup masif digunakan militer Perancis di Afghanistan untuk menggempur posisi pejuang Taliban. (Haryo Adjie)
Semoga suatu saat Marinir punya SPH 155mm, biar lebih gahar.
apakah pindad sdh bisa mmbuat amunisinya?…
Kalo dibandingin sama 2A65 msta, kan lebih efektif msta ketimbang lg ini. Kaliber lebih besar, daya gempurpun juga makin dahsyat
Njir ogah amat gan MSTA 152 mm, dimana2 ya efektif dan efisien LG MK2 ini lah. Kita dah familier sm produk nexter kok.
ad yg usul tentang helm dan rompi anti peluru @admin mohon d ulas dong….biar tambah wawasan….
thanks artikelnya….
negara besar dan katanya kaya
tapi pejabatnya yg kaya rupanya,kok rakyatnya susah
mosok buat arteleri kayak gini belum mampu sepenuhnya
gitu mau buat pesawat tempur dan kasel dan tank sendiri
yg jelas tekno ketiga alutsista itu lebih rumit,apa cuman merakit doang aja? semua bahan jadinya dibuat diluar,disini tinggal rakit.coba pikir dan renungkan ya betuk gak……….
padahal artileri ini hanya alutsista kelas kacang ya kan?
mosok gak bisa bikin sendiri
dan pesaawat dan kasel itu kelas pizza ya kan.
kok kelas kacang aja belum bisa buat,apa iya bisa buat kelas pizza yg ribet dan banyak ini itu nya.
bukan merendahkan mereka yg mau buat loh cuman aneh aja
jadi mau tertawa gue ha…..ha…..hi…..
Emang situ bisa bikin?
Iki sopo to ?
Kayaknya ni si Cintia
Seperti pertanyaanya orang malaysia,” belum bisa bikin mobil kok bikin pesawat”
(dari buku:”dari amsterdam ke little dot red”
kalau gue bisa bikin,pasti tak bedul icul punya mulut rombeng
ini kan cuman uneg2 dan keheranan gue,ngerti kau icul……..
Biar nggak heran banyak2 baca referensi, kalo mau pt pindad suruh bikin meriam 155mm juga bisa. Yg jadi masalah siapa yg mau jadi usernya? Ambil contoh amerika serikat sebagai negara superpower aja bikin tank abrams meriamnya buatan rheinmetal (jerman). Pindad bikin anoa mesinnya buatan renault (perancis).
Mangknya negeri ini disebut” negeri prototipe
Klo sudah perang baru berinovasi pake pipa tiang listrik pun bisa jd meriam,pake tabung gas pun bisa jadi bom dan dipake oleh army
Devisi pengembangan sdh ada di masing” angkatan cuma kok gak dibuat produksi masal, lagi” cuma sebatas oooo tahun 2012 angkatan ini bikin bom,2015 bikim robot,2017 bikin meriam otomatis, tp cm sebatas penelitian alias mirip anak kuliah bikin alat,klo sdh selesai numpuklah barang tsb di perpustakaan dan gudang tp kagak dikembangkan untuk di produksi masal
@realita
Jangan-jangan sampeyan ini juga “produk prototype” sebelum bisa diproduksi masal, heeeeee
Kalau mau tau saya prototipe,coba tanya sama yang Penciptanya…huehue
disebelah ribet bung
kok disini uenak
bisa nya bikin mudah
kok bisa2 nya dibuat ribet
sekarang pada kabur semua
bisa bikin apa bisanya cuman merakit doang?
jangan sok deh,kalau mau pasti bisa buat sendiri,yg pake siapa
pertanyaan lucu,yg pake ya tni.tni masih butuh banyak arteleri.
Klo bikin butuh bertahun” bro apalagi dituntut battle proven,masa dinas pejabat pendek,klo gak beli dari luar nanti dianggap gak berinovasi alias gitu” tox klo soal korupsi no komen deh hehehe
Jadi misal pengadaan leopard itu jaman siapa…ooo itu pas jaman pengadaan panglima si anu
Pembentukan batalyon raider,tontaipur…ooo itu jaman pejabat si itu
Jadi pada masa jabatan siapa itu penting buat karier juga
Jalan tol ini siapa yg buat oooo jaman si owi
Mangkanya terlihat usernya kagak nafsu sm barang buatan dlm negeri, wong jait helikopter aja telat kirim, gym mau buat heli dewek
Assalamu’alaikum wr. wb.
Mungkin link di bawah ini bisa membantu untuk berkarya:
Peleburan logam:
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080516063531AAJYruY
Penyetakan Logam:
https://logamceper.com/pasir-cetak-dalam-pengecoran-logam/
Penyetakan Fiber Elektro:
http://www.nininsaptohargiyanto.com/cara-membuat-cetakan-fiberglass
Cara membuat konduktor elektro:
https://m.youtube.com/watch?v=I0HpZRQkths
Selamat mencoba.
howitzer ringan,ringkas dan simple dalam pengoprasian tapi lumayan lethal…boleh sih nambah lagi populasinya…
denger2 kostrad juga ngebet mengakusisi LG-1 karena “kurang puas” dengan performa KH-178 buatan korsel