Terma SCANTER 6000: Radar Intai dan Navigasi Kapal Patroli KPLP Kemenhub RI
|Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), lembaga dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia belakangan terus melakukan modernisasi pada armada kapal patrolinya. Bahkan untuk urusan radar di kapal patroli, KPLP kini mengikuti jejak TNI AL, yakni mengadopsi radar intai dan navigasi besutan Terma, manufakur sistem elektronik pertahanan dari Denmark. Sebelumnya Terma telah memasok sistem radar intai SCANTER 4100 untuk frigat KRI Fatahillah 361.
Baca juga: Terma SCANTER 4100 – Radar Intai Terbaru Untuk KRI Fatahillah 361
Informasi diadopsinya produk Terma oleh KPLP telah diumumkan dalam siaran pers yang dikeluarkan dalam situs resmi Terma.com (18/10/2016). Lebih tepatnya penandatanganan kontrak pengadaaan radar oleh Terma didapat dalam ajang Euronaval 2016 yang berlangsung di Paris, Perancis 17 -21 Oktober. Bila di TNI AL Terma baru memasok radar untuk satu kapal, maka dalam proyek bersama KPLP, Terma mendapat kepercayaan memasang sistem radar untuk lima kapal patroli, yaitu KN Trisula, KN Kalimasadha, KN Kalawai, KN Chundamani dan KN Gandiwa.
Namun ada perbedaan antara radar yang diadopsi TNI AL dan KPLP, di KRI Fatahillah 361 dipasang radar SCANTER 4100, jenis radar dua dimensi (2D) untuk naval air and surface surveillance. Sebagai informasi Terma SCANTER 4100 berjalan di frekuensi X band. Jangkauan intai radar ini mencapai 96 nautical mile (setara dengan 177,91 Km). Sementara jangkauan pindai ke udara mencapai ketinggian 35.000 feet (setara 10.668 meter) dengan kecepatan rotasi 8 – 46 rpm.
Baca juga: Thales WM-22/WM-28 – Radar Pengendali Tembakan Khas Kapal Perang TNI AL Era 80 dan 90-an
Nah, jenis radar untuk kelima kapal patroli KPLP adalah tipe SCANTER 6000. Jenis radar ini dalam rilis disebut difungsikan untuk peran navigasi, intai, dan kendali helikopter. Dalam paket instalasinya, SCANTER 6000 akan diintegrasikan dengan sistem display dari Northrop Grumman Sperry Marine Vision Master automatic radar plotting aid (ARPA). SCANTER 6000 dirancang mampu beroperasi dalam segala kondisi cuaca, dan sanggup mendeteksi dan melacak obyek berukuran kecil dari ujung cakrawala.
Dari kelima kapal patroli KPLP sayang tidak ada yang dilengkapi fasilitas pendaratan untuk helikopter, namun peran radar SCANTER 6000 dapat mendukung/mengarahkan peran navigasi helikopter dalam operasi SAR, patroli perikanan, dan beragam misi penegakan hukum lainnya. Satu lagi yang cukup penting, radar ini juga dirancang untuk mengendalikan drone.
Seperti halnya SCANTER 4100 yang dipasang di KRI Fatahillah 361, SCANTER 6000 untuk KPLP juga berjalan di X band pada rentang frekuensi 9250 – 9500 Mhz dengan kemampuan 2D. Oleh pihak pabrikannya, radar ini diciptakan untuk mengisi kesenjangan antara kemampuan navigasi radar maritim dan sistem radar intai di kapal perang yang harganya relatif mahal. Dari segi kemampuan, SCANTER 6000 untuk monitoring low airscpace dapat mendeteksi keberadaan pesawat jet dan propeller dari jarak 15 nautical mile (sekitar 27,7 km) pada ketinggian maksimum 1.828 meter.
Baca juga: Denmark Tawarkan Pembangunan Frigat ‘Plug and Play’ Iver Huitfeldt Class di Indonesia
Selain Indonesia yang bakal menggunakan SCANTER 6000, sejatinya radar ini telah diadopsi pada kapal-kapal perang kelas berat, sebut saja pemakai SCANTER 6000 ada kapal induk AL Perancis, Charles De Gaulle, frigat AL Denmark Iver Huitfeldt, dan kapal eksperimental AL AS, Stiletto high speed experimental vessel. Selain itu SCANTER 6000 juga telah dipercaya untuk dipasang pada program upgrade kapal patroli di Jerman dan Uni Emirat Arab. (Gilang Perdana)
@admin
Bung admin, itu kapal2 KPLPnya buatan mana kok aluuuus banget garapannya?
Semua yang tertera di foto artikel produk galangan dalam negeri mas.
Oooo….buatan pt. dumas ya min?
persenjataan yg di usung apa bung..??
Ini kapal penjaga pantai bung, bukan kapal perang
Musuhnya kapal nelayan ilegal dan penyelundup
hmmmmmm .
Tetap perlu persenjataan, minimal kanon 20 mm, atau kanon 40 mm.
@dul
Kenapa (masih) menanyakan ttg “senjata” padahal sudah jelas terlihat?
Kalo yang dimaksud adl senjata destruktif…kapal ini pasti punya, minimal kaliber 50
Membahas senjata apa yang seharusnya dipasang pd kapal KPLP tsb, sebaiknya dikembalikan ke tugas pokok KPLP yang bbrp diantaranya adl: penanggulangan pd kecelakaan dilaut (spt kapal terbakar, kapal tenggelam, kapal yang mogok ditengah laut, kandas dsb), melakukan penanganan akibat tumpahan minyak dilaut, mendukung proses evakuasi korban kecelakaan dilaut termasuk memberi dukungan penyelaman, melakukan pemeliharaan thd sarana2 navigasi dilaut termasuk didalamnya bekerjasama dg dishidros utk merancang dan menyiapkan sarana navigasi pelayaran dilokasi2 yang belum tersedia atau meningkatkan kualitas&kuantitas sarana2 yang dimaksud pd wilayah perairan yang padat lalulintasnya, dsb (saya gak hapal mas)
Sekarang tinggal diurutkan “senjata” yang tersedia pd kapal tsb dari depan sampai ke belakang: radar navigasi, semprotan air bertekanan tinggi, lampu2 sorot berintensitas tinggi, crane, kontainer berisi pelampung penyekat tumpahan minyak dan chemicalnya, peralatan penyelaman dan bantu penyelaman, drone bawah air untuk pencarian korban tenggelam/kapal/bangkai pesawat/bahan berbahaya yang tenggelam atau juga untuk memetakan alur navigasi….dan masih banyak lainnya.
Itulah “senjata” yang sesungguhnya pd kapal KPLP ini….bahkan ada kapal lain (KN. andromeda misalnya) yang bertugas melakukan perawatan rambu suar disepanjang jalur pelayaran, menara2 suar, dll sekaligus melakukan penarikan rambu suar yang rusak dan diganti dg rambu suar yang baru).
Memang masih banyak kekurangan/keterbatasan sarana KPLP yang dimiliki saat ini, tapi tampaknya dephub/hubla bekerja keras utk senantiasa melakukan pembenahan, bahkan saat ini sedang membangun (sekitar 4/5 unit) “kapal induk navigasi” dengan bantuan jepang dan belanda (damen)
KPLP beda dgn Bakamla ya?
Tp catnya kok mirip banget ama Bakamla (Coast Guard).
Kapal Bakamla yg nampaknya dipasangi persenjataan & beberapa punya dek helikopter.
Gimana kalo bahas progres kapal2 Bakamla yg gedenya nyaingi frigat?
Bang erick, kang lesus dan pak budiman kemana, lama gak komen?
Bung admin,. Kenapa terma ini tidak ikut dalam memodernisasi KRI Malahayati, padahal kelas yg sama yaitu KRI Fatahilah sudah di moderenisasi oleh terma. Kenapa malah memilih Navantia dan indra dari spanyol. Bukannya 2 sistem dgn jenis kapal yg sama tentunya memperbesar kost
Ini keliatannya terkait sistem perencanaan, penganggaran, & tendernya.
Tunggu deh kalo pungli2 udah diberesin semua.
(mosok masih ada pejabat2 mintain duit 30% dari fee desain yg diterima perencana arsitektur. Kalo nggak ngasih taun depan katanya nggak dapet proyek -__-)
@d’boys
Saya sependapat dg mas mboys…tapi mungkin satu2nya pembenaran untuk pilihan AL ini adl harga paket modernisasi dari konsorsium spanyol ini lebih murah dibanding penawaran thales dg kualitas yang setara.
Dlm paket ini yang diupgrade adl perangkat ESM, fire control radar dan Combat system….beberapa komponen pd CBG yang dipesan dr korsel menggunakan buatan spanyol (radar LPI dan esm buatan indra), jadi darisini AL mengenal perfoman produk buatan spanyol.
Mungkin dg pertimbangkan kapal kelas fatahillah ini sudah berumur dan digolongkan kelas “low end” jadi jika dibanding dg sigma, pkr atau MRLF maka cukuplah diberi perlengkapan yang semurah mungkin (tapi bersandar nato lho), yang penting lengkap dan fungsional
@d’boys
Kayaknya upgrade radar, fcr dan cms malahayati dipaketkan dg pembelian 5 unit radar airnav bung….soale sama2 pake buatan indra, jadinya dapet harga borongan
welcome iver…
Jujur saja, sy masih bingung dgn tupoksi antara KPLP & Bakamla.. ada yg bisa bntu menjelasin..??
@d’boys
Apalagi saya mas….
KPLP ada di bawah Kementerian Perhubungan, Ditjen Perhubungan Laut.
Sedangkan Bakamla ada di bawah presiden, di mana dulunya Bakorkamla merupakan penghubung para instansi yang bertugas di laut, seperti Polisi Perairan Polri, KPLP Kemenhub, Kementerian Perikanan & Kelautan, Bea Cukai Kemenkeu, TNI-AL, dsb.
Jelas tupoksinya KPLP adalah mendukung tupoksi Kemenhub, sedangkan Bakamla lebih luas.
IMHO.
@admin mo nanya perkmbangan radar nasional INDRA sampe mana..kl mmang sdh siap knpa tdk digunakan
KPLP = seperti Dishub di laut
Bakamla = seperti Polisi di laut sampai ke ZEE
Cmiiw
kalau SatpolAir?
Jadi yang pantas disebut sebagai Indonesia Coast Guard itu Bakamla atau KPLP ya om admin? Kalau tidak salah KPLP ini jauh lebih tua dari Bakamla dan personelnya terlatih pula untuk SAR. Di Jepang dan Amerika setahu saya Coast Guard (JCG dan USCG) juga punya fungsi SAR, selain fungsi tempur dan penegakan hukum.
kalau saya tidak salah dulu sebelum ada BAKAMLA personel KPLP lah yang sering mendapat pelatihan SAR dan bantuan teknis dari JCG melalui program-program yang didanai JICA.
KPLP adalah penegak hukum bidang pelayaran yg dikenal oleh dunia international sesuai dgn aturan internasional yg telah diratifikasi dlm aturan nasional berupa UU Pelayaran jd di dunia internasional utk penegakan hukum lalu lintas laut damai bidang pelayaran KPLP yg terdepan..bicara persenjataan bs dilihat di pangkalan kplp.kplp punya canon 20 mm dan 12.7 mm