Setelah Argentina menandatangani kontrak resmi untuk pembelian 24 jet tempur F-16 A/B Block 15 MLU bekas pakai Angkatan Udara Denmark berikut persenjataan, maka berakhir pula drama yang berlangsung lebih dari satu tahun terkait rencana pengadaan jet tempur yang diwarnai kontroversi. (more…)
Argentina seolah bergerak cepat (gercep) dalam proses pengadaan jet tempur F-16 bekas pakai dari Angkatan Udarra Denmark, setelah mendapat restu dari Washington pada pertengahan bulan Maret lalu, kini telah beredar jet tempur F-16 yang sudah menggunakan livery dan lambang Angkatan Udara Argentina. Gercep-nya proses pengadaan seperti karena Argentina tak ingin kehilangan kesempatan, pasalnya F-16 Denmark tengah menjadi incaran, lantaran menjadi pesawat tempur favorit yang akan ‘didonasikan’ untuk Ukraina. (more…)
Berkat dukungan dari Perancis dan Denmark, Ukraina dalam waktu singkat telah menjadi salah satu operator utama self propelled howitzer CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie)155/52 mm. Sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, Perancis sampai saat ini telah mengirim 18 unit CAESAR 6×6, dan ada lagi donasi dari kocek Denmark sejumlah 19 unit CAESAR 8×8. Dan terkait dengan perang yang akan masuk ke tahun ketiga, ada kabar bahwa Perancis akan mengirim kembali CAESAR 6×6 dalam jumlah 72 unit selama tahun 2024. (more…)
Selain MBT Leopard 2A4/2A6, MBT Challenger 2 dan (nantinya) MBT Abrams, Ukraina juga mendapat pasokan MBT (Main Battle Tank) berusia uzur, yakni Leopard 1A5. Denmark dalam hal ini telah menjanjikan kepada Ukraina setidaknya 30 unit MBT Leopard 1A5 yang menjadi surplus. Namun, ada kabar bahwa Ukraina justru menolak sebagian MBT Leopard 1A5 tersebut. (more…)
CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie)155/52 mm 8×8 tergolong sebagai senjata artileri baru. Diluncurkan oleh Nexter System pada tahun 2015, CAESAR 8×8 jelas lebih modern dibandingkan CAESAR 6×6 yang digunakan oleh Artileri Medan TNI AD. Meski masuk kategori baru, self propelled howitzer ini sudah berlaga di medan perang Ukraina. Meski CAESAR 8×8 produksi Perancis, namun unit yang digunakan di Ukraina berasal dari donasi Denmark. (more…)
Senyum sumringah menghiasai wajah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungannya ke Belanda dan Denmark. Betapa tidak, setelah lama dinanti, akhirnya Belanda dan Denmark, secara resmi telah memutuskan untuk mengirimkan jet tempur jawara ‘dogfight’ F-16 Fighting Falcon ke Ukraina. Selain dipercaya dapat menjadi game changer, kedatangan F-16 ke Ukraina adalah lompatan sejarah bagi AU Ukraina yang untuk pertama kalinya menggunakan jet tempur dengan standar NATO. (more…)
Meski perang Malvinas (Falkland) telah berakhir 41 tahun silam, namun amarah Inggris terhadap Argentina belum juga sirna. Dalam aspek pertahanan, Inggris masih memberlakukan embargo militer yang ketat terhadap Argentina. Dengan jaringan industri pertahanan yang kuat, niat negara lain yang akan menjual produk alutsistanya ke Argantina, akan diganjal bila kedapatan produk tersebut menggunakan komponen buatan perusahaan Inggris. (more…)
Menurut informasi yang dirilis Kantor Kanselir Jerman, disebut bahwa Negeri Bavaria akan memasok sejumlah besar drone intai RQ-35 Heidrun ke Angkatan Bersenjata Ukraina. Meski dipasok oleh Jerman, uniknya RQ-35 Heidrun adalah drone produksi Denmark. Dari segi desain dan fungsi, Heidrun sepintas tak berbeda dengan drone intai pada umumnya. Namun, setiap drone yang berlaga di perang Ukraina, menjadi menarik untuk disimak. (more…)
Ukraina punya pengalaman buruk terkait ranjau darat, seperti beberapa waktu lalu puluhan ranpur lapis baja, termasuk Main Battle Tank (MBT) Leopard 2 dan Infantry Fighting Vehicle (IFV) M2 Bradley, menjadi korban jebakan di ladang ranjau dalam seragan balik yang tadinya dilancarkan ke garis pertahanan pasukan Rusia. Belajar dari pengalaman pahit, kini pasukan Ukraina akan mendeteksi keberadaan ranjau darat lewat drone. (more…)
Umumnya, kemampuan untuk menyebarkan ranjau laut (mine laying capability) dimiliki oleh kapal jenis frigat, destroyer dan korvet. Namun, dalam dinamika operasi, dan mungkin juga terkait ‘keterbatasan’ armada kapal kombatan, maka menjadi hal yang sulit untuk menebarkan ranjau secara efektif dan efisien bagi angkatan laut suatu negara. (more…)