Serang Jauh ke Wilayah Rusia, Ukraina Gunakan High Altitude Balloon yang Bisa Luncurkan Bom dan Mortir

Di tahun ketiga perang Ukraina versus Rusia, masing-masing pihak yang berperang tak henti melakukan inovasi agar dapat memberikan keunggulan dalam pertempuran, termasuk pada inovasi yang belum terbayangkan sebelumnya. Sebut saja balon udara ketinggian (high-altitude balloon) selama ini digunakan untuk misi pengintaian dalam meningkatkan kesadaran situational, Maka di tangan Ukraina, balon udara ketinggian mendapat peran sebagai ‘drone’ yang membawa berbagai jenis amunisi.

Baca juga: Pengalaman dari CF-18 Hornet Kanada, Tidak Mudah Tembak Jatuh Balon Udara, Jadi Alasan F-22 Raptor Akhirnya Gunakan AIM-9X Sidewinder

Melansir dari berbagai foto yang dipublikasikan di channel Telegram @йБелгородский отряд pada Maret 2024, Ukraina telah mengerahkan drone jarak jauh (long range drone) jenis baru – yaitu high-altitude balloon yang dilengkapi perangkat untuk menjatuhkan bom dan proyektil mortir.

Perangkat canggih namun hemat biaya ini dikendalikan menggunakan rangkaian elektronik canggih yang tersedia secara komersial, termasuk modul komunikasi satelit, sehingga memungkinkan perangkat tersebut diarahkan dengan presisi tinggi dalam jarak jauh. Inovasi ini mendapat manfaat dari perbaikan perangkat lunak terkini dan pemahaman yang lebih baik tentang pola angin (balon ini tidak dilengkapi alat penggerak), alhasil kesemuanya dapat meningkatkan kemampuan strategis pasukan Ukraina.

Pengerahan balon-balon ini menandakan perubahan strategis dalam pendekatan militer Ukraina, terutama untuk ‘mengirimkan’ muatan bahan peledak jauh ke dalam wilayah Rusia. Menurut laporan media pemerintah Rusia dan analisis independen, balon-balon ini mampu membawa berbagai muatan, termasuk bahan peledak konvensional dan perangkat yang dirancang untuk meniru serangan drone, sehingga berpotensi menimbulkan tembakan atau menguras amunisi dari pertahanan udara Rusia.

Sejatinya taktik seperti ini telah diterapkan pada Februari 2023, yakni ketika Ukraina mencegat beberapa balon Rusia. Balon ini diyakini merupakan balon cuaca standar yang dilengkapi dengan reflektor radar, dan digunakan sebagai umpan (decoy) untuk melindungi operasi militer sebenarnya yang melibatkan drone kamikaze dan rudal jelajah.

Nah, baru-baru ini, justu muncul laporan tentang Rusia yang menjatuhkan balon-balon bersenjata milik Ukraina, yang mengindikasikan adanya penggunaan timbal balik dari aspek perang udara yang kurang dikenal ini. Atau artinya pihak Ukraina mempelajari dari sesuatu yang awalnya digunakan oleh Rusia.

Para analis berpendapat bahwa tampilan sederhana dari balon-balon ini menyembunyikan potensinya sebagai senjata asimetris yang efektif. Balon udara di ketinggian dapat mencapai jangkauan operasional yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh drone standar dengan biaya dan risiko yang lebih kecil.

Komponen elektronik yang ditemukan pada puing-puing balon ini menunjukkan kecanggihan teknis tingkat tinggi. Perangkat seperti modul Bluetooth, GPS tracker, dan bahkan komponen yang tersedia secara komersial seperti mikrokontroler ESP32-H2-Mini-1 dan modul GPS GP1818MK, membuktikan pendekatan model peperangan yang praktis namun inovatif.

Dari sejarahnya, metode ini mengingatkan pada peperangan berbasis balon, seperti serangan Austria di Venesia pada tahun 1849 dan balon pembakar FuGo Jepang selama Perang Dunia II. Namun, inkarnasi modern tampak jauh lebih maju, dengan kemampuan yang berpotensi memungkinkan balon-balon ini ‘bernavigasi’ menggunakan angin stratosfer, sehingga menawarkan tingkat kegunaan strategis yang baru.

Balon di Ketinggian Bukan Cuma alat Mata-mata, Bisa Luncurkan Wahana Hipersonik sampai Serangan EMP

Kehadiran reflektor radar pada balon-balon juga menunjukkan strategi dengan tujuan ganda, yaitu meskipun dapat digunakan untuk memantau dan mungkin membingungkan pertahanan musuh, balon-balon ini juga akan terlihat oleh sistem radar, sehingga memastikan bahwa setiap pengerahan (deteksi dan intersepsi) akan menghabiskan sumber daya musuh dalam jumlah yang signifikan

Rusia di era Soviet punya pengalaman dalam menghadapi balon udara di ketinggian yang diluncurkan AS dengan tujuan spionase, sebut saja dengan hadirnya pesawat Myasishchev M-55 (kode NATO – Mystic-B) yang dapat mencegat dan mengeliminasi sasaran di ketinggian seperti balon udara. M-55 adalah pesawat single seat yang masuk kategori High-Altitude Reconnaissance Aircraft.

Sekilas tentang Myasishchev M-55, adalah pesawat intai ketinggian tinggi yanb dikembangkan pada dekade 60-an dan terbang perdana pada tahun 1978. Secara khusus, Uni Soviet menyusun desain pesawat dengan kode M-17 Stratosphere, yang dimaksudkan untuk mencegat pesawat pengintai U-2 atau balon intai ketinggian tinggi milik AS. M-55 dapat mencapai kecepatan tertinggi sekitar 743 km per jam pada ketinggian optimal 20.000 meter. Ketinggian penerbangan maksimum pesawat adalah 21.500 meter. (Gilang Perdana)

Rusia ‘Bangkitkan’ Myasishchev M-55, Lawan Tanding U-2 Dragon Lady, Dibekali Kontainer ELINT Su-34

2 Comments