Gantikan BO-105, Angkatan Udara Brunei Darussalam Akuisisi Enam Unit Airbus Helicopters H145M
|Menggantikan armada helikopter angkut ringan serbaguna BO-105, Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam telah menandatangani kontrak dengan Airbus Helicopters, untuk pembelian enam unit helikopter multirole H145M. Keenam H145M akan memperkuat operasional armada helikopter Angkatan Udara Brunei, yang saat ini diperkuat 12 unit helikopter angkut sedang Sikorsky S-70i Black Hawk
Baca juga: Brunei Darussalam Pamerkan Helikopter S-70i Black Hawk di Indo Defence 2022
Airbus Helicopters dalam siaran pers menyebut, H145M oleh Angkatan Udara Brunei akan digunakan untuk beragam misi, seperti dukungan serangan udara jarak dekat sampai observasi udara.
H145M adalah helikopter militer multirole yang menyediakan berbagai kemampuan misi. Armada global keluarga H145 telah mengumpulkan lebih dari tujuh juta jam terbang hingga saat ini. Helikopter ini digunakan untuk kepentingan militer dan penegak hukum. Brunei Darussalam adalah negara terbaru yang memesan H145M, setelah Siprus, Jerman, Hongaria, Luksemburg, Serbia, dan Thailand.
Ditenagai dua mesin Turbomeca Arriel 2E, H145M dilengkapi dengan full authority digital engine control (FADEC) Selain itu, helikopter ini dilengkapi dengan rangkaian avionik digital Helionix yang, di samping manajemen data penerbangan yang inovatif, mencakup autopilot 4-sumbu berkinerja tinggi, yang sangat mengurangi beban kerja pilot selama misi. Jejak akustiknya yang sangat rendah menjadikan H145M sebagai helikopter paling senyap di kelasnya.
Oleh Airbus Helicopters, H145M memang dirancang sebagai penerus yang pas dari helikopter legendaris BO-105. Serupa dengan BO-105, maka H145M juga menggunakan twin engine, meski dari dimensi H145M punya tongkrongan yang sedikit lebih besar dari BO-105, dan sama-sama dilengkapi fasilitas clamshell door.
Sebagai varian militer, H145M dapat mengemban multi peran, mulai dari transportation, special operations, intelligence, surveillance, target acquisition and reconnaissance (ISTAR), search-and-rescue (SAR), fire support dan medical evacuation missions. H145M merampungkan uji cobanya pada November 2014, kemudian pada Mei 2015 resmi meraih sertifikat dari European Aviation Safety Agency (EASA).
Meski dirancang sebagai penerus BO-105, namun, H145M dibangun dari platform helikopter BK-117 (MBB/Kawasaki). H145M bisa menampung 11 personil termasuk awak dan pasukan. Ruang kabin yang besar menampung hingga sepuluh pasukan dalam posisi duduk berhadapan. Gerakan keluar masuk bagi pasukan bisa lebih cepat, lantaran tersedia akses dari dua pintu geser dan clamshell doors di belakang.
Berbeda dengan varian sipil, H145M sudah dilengkapi mission computer, infrared/TV electro-optical system, emergency locator transmitter (ELT) dan laser range finder. H145M dapat disematkan teknologi HForce Generic Weapon System (HForce GWS). HForce GWS menawarkan sebuah sistem senjata deterrent dengan kualitas tinggi yang articulated di seluruh unit pusat inti, helmet mounted sight display (HMSD) ‘Scorpion’ yang dikembangkan Thales untuk pilot dan ko-pilot (penembak).
H145M dapat melesat dengan kecepatan jelajah 240 km per jam, serta kecepatan maksimum 250 km per jam. Dengan kapasitas bahan bakar penuh, helikopter yang terpilih sebagai wahana serbu pasukan khusus Jerman ini, dapat menjelajah sampai 662 km.
Dengan kekuatan mesin maksimal, H145M sanggup melakukan hovering di ketinggian 2.700 meter. Berat maksimum H145M saat tinggal landas mencapai 3.700 kg, sedangkan kapasitas payload 1.769 kg. Khusus untuk kapasitas sling, maksimum bisa mengangkat beban 1.500 kg. (Gilang Perdana)
Diangkut Airbus A400M, Jerman Kirim Dua Helikopter H145M ke Kabul
Saya lebih pilih ini daripada Cayuse Warrior.
Bisa untuk ganti nbo-105, bisa untuk heli serang ringan mendampingi Apache, bisa untuk helikopter latih.