Hari Ini Dalam Sejarah, Fairey Gannet Terbang Perdana – Turboprop Pertama yang Mendarat di Kapal Induk, Ikon Pesawat AKS TNI AL

Sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di belahan selatan, Angkatan Laut Indonesia di masa lalu pernah mengoperasikan pesawat udara yang mampu melakukan misi intai dan penindakan di lautan, menjalankan peran anti kapal selam (AKS) – anti submarine warfare (ASW) hingga tahap eliminasi dengan penghancuran kapal selam lewat torpedo dan bom laut. Momen keemasan tersebut diwarnai dengan beroperasinya Fairey Gannet produksi Fairey Aviation Company.

Dan tahukah Anda, bahwa hari ini 76 tahun lalu, bertepatan dengan 19 September 1949, adalah momen bersejarah berupa penerbangan perdana prototipe Fairey Gannet. Penerbangan perdana Gannet dilakukan dari lapangan terbang milik Ministry of Aircraft Production di Aldermaston, Berkshire, Inggris.
Dari literasi sejarah, penerbangan ini dilakukan oleh pilot uji kepala (chief test pilot), Group Captain Gordon Slade. Informasi yang tersedia tidak menyebutkan durasi spesifik dalam jam atau menit saat penerbangan perdana. Namun, disebutkan bahwa setelah penerbangan debutnya, Gannet mengalami masalah penanganan dan beberapa cacat aerodinamis.

Setelah penerbangan perdana, pesawat mengalami beberapa masalah teknis. Selama periode ini, dilakukan perbaikan dan modifikasi, termasuk perubahan pada bagian aerodinamika, penambahan kubah radar, dan kursi ketiga untuk operator radar. Pada 19 Juni 1950, pesawat ini berhasil melakukan pendaratan di kapal induk HMS Illustrious, menjadikannya pesawat bertenaga turboprop pertama yang mendarat di kapal induk.
Melalui serangkaian uji coba yang sukses dan persetujuan dari Angkatan Laut Inggris, versi produksi, Gannet AS-1, mulai keluar dari jalur perakitan pada tahun 1953. Kemudian Fairey Gannet secara resmi mulai beroperasi dengan Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) pada tahun 1954. Sehingga dibutuhkan lima tahun dari penerbangan perdana hingga pesawat ini secara resmi masuk ke dalam layanan Angkatan Laut Inggris.

Kilas balik ke masa lampau, TNI AL (d/h ALRI) lewat Korps Puspenerbal (Penerbangan Angkatan Laut) pernah memiliki armada pesawat AKS buatan Inggris. Pesawat yang dimaksud adalah Fairey Gannet. Pesawat ini sangat khas, pertama karena sosoknya yang terlihat tambun dan kedua, Gannet punya dua bilah baling-baling yang sejajar di bagian hidung. Dua bilah baling-baling ini berputar saling berlawanan arah.
Masuknya pesawat AKS jenis Ganet ke jajaran TNI-AL diawali dengan kontrak pembelian pesawat Gannet tipe AS-4 dan T-5 oleh KSAL dengan pihak Fairey Aviation Ltd (Inggris) pada tanggal 27 Januari 1959 di Jakarta.

Sebagai pesawat AKS, Gannet dirancang untuk bisa beroperasi dari landasan kapal induk, untuk itu sayap Gannet dapat dilipat dan untuk pendaratan dilengkapi pengait. Gannet yang dirancang pasca perang dunia kedua (1955) dioperasikan oleh empat negara, yakni Inggris, Indonesia, Australia dan Jerman. TNI-AL sendiri menempatkan satuan Gannet dalam skadron 100 AKS sebagai bagian dari kampanye operasi Trikora.
Untuk ’mengganyang’ kapal selam musuh, Gannet dibekali kemampuan membawa dua unit torpedo yang ditempatkan dalam bomb bay. Serta tak ketinggalan peluncur roket di bawah kedua sayap.

Namun, disebabkan insiden jatuhnya beberapa Gannet, pesawat ini tak dioperasikan dalam waktu lama karena sistem avionik yang kurang baik. Alhasil nasib Gannet keburu di grounded di semua negara. Jejak rekam sejarah pesawat tambun dengan tiga awak ini bisa dijumpai sebagai monumen di museum Satria Mandala, Jakarta dan Lanunal Juanda, Surabaya. (Haryo Adjie)
Spesifikasi
Pembuat : Fairey Aviation, UK
Awak : 3
Mesin : 1× Armstrong Siddeley Double Mamba ASMD.4 turboprop, 3,875 hp (2,890 kW)
Kecepatan : 402 Km/jam
Jarak Operasi : 1127 Km
Endurance terbang : 5 – 6 jam
Gantikan Fokker F50 Maritime Enforcer MK2, AS Tawarkan Singapura Pesawat Intai Maritim P-8A Poseidon


Kalau korupsi di Indonesia 0% ga gila-gilaan kaya sekarang,pasti anggaran pertahanan kita sangat besar….bisalah beli radar OTH setiap pulau,S400 setiap pulau,dan bisa rudal dalem silo tiap pulau….aman dah NKRI
angkatan laut yang menangani masalah keamanan laut di NKRI kenapa kok tidak diberi pesawat besar seperti Hercules L 100-30/ Boeing 737-500 untuk VIP Pejabat TNI AL atau untuk pasukan marinir dengan gerak yang cepat ? atau juga untuk keluarga TNI AL yang jauh dari Jakarta dan SUrabaya ?
Dewan Pimpinan Ranting PARTAI AMANAT NASIONAL Pondok Karya Pondok Aren Tangsel Banten menilai sudah saatnya TNI memiliki pesawat awacs,tetapi juga mampu mengusung misille air to air dan air to ground..mungkin dapat kita coba dahulu di n-235 mpa,n-250 yang akan diproduksi.atau kalau pengen lebih baik adalah pembentukn 1 skanud mig.25 R.
Kita sdg nggak bangga lagi berbangsa dan bernegara. Yg dibanggakan hanya kalau rumah dan mobil yag milyaran rupiah harganya. Moral Pancasila tinggal kenangan bak pesawat Gannet…
kalau aja korupsinya sekarang ngak gila2an…..
boro2 pesawat jet.pesawat baling2 murah aja seperti tucano kyknya ribet banget pengadaanya.padahal cm berapa gelintir.Penerbal gk perlu pesawat jet karena fungsinya adalah pengintai dan ASW.jadi gak perlu pesawat yg ngebut2.perlunya pesawat kecepatan sedang,radar oth,durasi terbang lama dan daya angkut senjata banyak.cocoknya TU95 Bear!
Gile jaman dulu negara kita udah keren bgt.
coba sekarang kalo semua alutsista kita di remaja kan, sumatera di tambah 2 skudron lagi, papua 1 skuadron, kalimantan 2 skuadron . N semua pake pesawat ter baru kayak sukhoi T-50, sukhoi SU-29 seaflanker. atau versi amerika F-22 atau F-18 super hornet.
ditambah rudal anti serangan udara versi terbaru.
bisa jadi negara kita terbesar k tujuh di dunia
Kita tunggu kebijakan pemerintah agar mengupayakan skadron aks,itupun bila pengambil kebijakan sadar akan keperluan pengawalan dan penjagaan wilayah maritim kita,,,ironis dengan tingkah polah pejabat yang serba hidup mewah dan korup.