BNL-250/BNT-250 – Kelak Gantikan Pasokan Kebutuhan Bom MK82 untuk TNI AU
|
Fakta sebagian besar pesawat tempur TNI AU adalah berstandar NATO, tentu membawa pengaruh pada adopsi persenjataan yang juga dominan berstandar NATO. Dalam segmen bom udara konvensional (dumb bomb), maka tersebutlah nama bom (Mark) MK82 yang jamak terpasang di jet tempur TNI AU sejak tiga dekade belakangan ini. Tak pelak MK82 didapuk saat ini sebagai bom paling populer di arsenal TNI AU.
Baca juga: MK82 – Bom Paling “Lethal” Milik TNI AU
Mengapa bom MK82 disebut terpopuler? Tidak lain karena bom produksi General Dynamics ini hampir selalu digunakan dalam tiap ajang latihan tempur sebagai kekuatan pemukul pada target utama. Dari segi bobot, MK82 kini menjadi bom terberat NATO yang operasional digunakan TNI AU dengan bobot 227 kg. MK82 pun dapat dilepaskan di hampir semua pesawat tempur TNI AU, mulai dari A-4 Skyhawk, OV-10F Bronco, F-5 E/F Tiger II, Hawk 100/200, Super Tucano, T/A-50 Golden Eagle dan F-16 Fighting Falcon.
Besarnya penggunaan bom MK82, mendorong industri dalam negeri untuk mencoba memenuhi pasar kebutuhan di kelas bom MK82. Ditangan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AU dan mitra PT Sari bahari yang berpengalaman memproduksi bom untuk Sukhoi (P-100 series), maka sejak tiga tahun belakangan dirintis pembuatan bom yang mirip spesifikasi MK82, dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan impor persenjataan.

Bom yang disebut BNL-250 ini mampu diisi 87-89 kilogram peledak jenis tritonal minol berupa TNT sebesar 80 persen dan alumunium sebesar 20 persen. Dengan campuran ini, daya ledak bom akan meningkat 18 persen dibanding bom biasa. BNL sendiri singkatan dari Bom NATO Latih dengan bobot total 250 kg. “Kami butuh waktu penelitian sekitar tiga tahun, sebelum akhirnya kami memutuskan memproduksi dummy untuk dilakukan uji coba secara live,” kata Kepala Dislitbang AU Marsekal Pertama Rochmadi Saputro, dikutip dari Sindonews.com (12/12/2019).
Hadirnya BNL-250 untuk menjawab permasalahan satuan latihan dan operasi TNI AU, bahwa saat ini tengah kekurangan pasokan bom MK82 untuk latihan air to ground bombing. Sementara stok bom MK82 hampir habis dan kalau membeli dari luar harganya mahal sekali. Masih dari sumber yang sama, disebut Dalam satu tahun diperkirakan kebutuhan bom untuk latihan pilot tempur TNI AU mencapai lebih dari 1.500 unit.
Saat dilakukan uji coba di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, di Kabupaten Lumajang dengan dilepaskan dari jet tempur F-16 Skadron Udara 3, bom sangat stabil mulai dari lepas dari sayap pesawat. Datar dan tidak ada gerakan yang membahayakan pesawat. Bahkan trajektori jalannya bom saat jatuh juga sangat mulus. Hasil ini jauh lebih baik dibanding dengan buatan luar negeri.

BNL-250 disebut punya spesifikasi yang sama persis dengan MK82. Yang membedakan hanya aerodinamis designnya saja. Jika melihat MK82, hulu ledak BNL-250 akan mampu diisi 87-89 kilogram peledak jenis tritonal minol berupa TNT sebesar 80 persen dan alumunium sebesar 20 persen. Dengan campuran ini, daya ledak bom akan meningkat 18 persen dibanding bom biasa. Bom ini diperuntukkan sebagai anti personel, anti tank, serang darat, dan serang bangunan, dengan efek lethal mencapai luas 2.400 meter persegi. Umumnya bom ini dilepaskan dari pesawat tempur dalam kecepatan rata-rata 740 km per jam.
Direktur Utama PT Sari Bahari, Ricky Hendrik Egam menjelaskan, bom BNL-250 terbaru yang baru saja lulus uji dinamis kini tengah menunggu sertifikasi laik operasi. “Dengan sertifikat tersebut, maka berapapun kebutuhan pilot-pilot TNI AU akan dapat segera kami penuhi. Tentunya dengan kualitas lebih baik dan harga yang jauh lebih bersaing dibandingkan jika membeli dari luar negeri. Kami juga bisa mengisi bom-bom tersebut menjadi bom live (BNT-250),” kata Ricky dalam wawancara di Sindonews.com.
TNI AU, katanya, sangat membutuhkan bom jenis ini. Baik sebagai sarana latihan maupun untuk keperluan operasi sesungguhnya. Ini mengingat 2020 mendatang akan mulai datang gelombang pertama dari 2 skadron pesawat tempur F16 Viper Blok 72 yang dibeli, yang merupakan varian tercanggih dari keluarga F16 buatan USA.
Basis MK82 juga dikenal sebagai general purpose bomb, artinya dengan basis struktur yang ada, bom ini dapat digunakan dalam platform yang lebih maju. Salah satunya dengan menjadikan MK82 sebagai bom pintar (smart bomb).
Baca juga: MK82 High Drag Bomb Parachute – Bom Spesialis Penghancur Sasaran Tertutup dan Sulit
Lewat modifikasi pada sisi mounting, bom ini dapat dibekali pemandu berbasis laser, sehingga sudut perkenaan ke target bisa lebih presisi. Semoga kedepan, bom MK82 produksi dalam negeri juga dapat diadaptasi sebagai bom pintar. (Bayu Pamungkas)
mantap semakin menuju kemandirian
min? bahas dong madsen saetter lmg yg digunakan tni!!
Kenapa indonesia sampe sekarang belum mampu membuat basoka dan RPG sejenisnya padahal senjata ini lebih ampuh untuk perang gerilya seperti perang di afghanistan yang dimana amerika sudah mengakui kekalahannya. Semua senjata canggih yang di kerahkan tak dapat mengalahkan afghanistan
sangat banyak di pasaran, murah, TNI sangat jarang pakai, jadi percuma memproduksinya, Rugi
Afghanistan mereka gerilya taktiknya hit and run,kayak vietcong…Russia dan US sama sama kena batu nya di sana,secanggih apapun alutsista nya kalau sudah kena taktik gerilya susah
Karena daya pikir orang Indo secara ras, tidak sebaik orang Eropa.
RPG terlalu rumit untuk ditiru bagi orang Indo. Kalo dapat lisensi baru bisa.
“seperti perang di afghanistan yang dimana amerika sudah mengakui kekalahannya. Semua senjata canggih yang di kerahkan tak dapat mengalahkan afghanistan”
mas gk salah ngomong? kapan AS ngaku kalah di Afghanistan? emang masih ada pertempuran dengan pasukan AS? bukannya pasukan AS hanya Garnisun, dan untuk memonitor keadaan doang? bukannya tentara Afganistan yang lebih bekerja?
Kok bisa bilang AS ngaku kalah?
Memang amerika belum mengakui kekalahanya di afghanistan melawan taliban.
Tapi sudah berpuluh2 tahun dan banyak modal di keluarkan tapi amerika belum sanggup mengalahkan taliban.
Seharusnya negara yang lahir dari perang gerilya seperti indonesia banyak belajar dari persenjataan perang gerilya.
Melawan kelompok bersenjata yg berbaur dengan warga sipil itu jauh lebih rumit daripada menghancurkan sebuah negara, dilain sisi perang adalah bisnis.
Sejak kapan US pernah ngaku kalah?di vietnam,mereka jadi bulan bulanan vietcong,afghanistan juga sama,di PD 2,yang jadi motor utama itu Uni Soviet dari arah timur
Kalah dalam arti tujuan mereka tidak tercapai sama seperti di vietnam. Kalah di vietnam, dengan korban yang “cukup banyak”, amerika gagal mempertahankan vietnam selatan dan pada akhirnya jatuh ketangan komunis. Kalah di afganistan dan irak dalam arti dengan anggaran yang luar biasa besar, gagal “menguasai” kedua negara tersebut. Sampai saat ini irak masih berusaha untuk menjadi negara utuh, afganistan bahkan bisa disebut negara gagal, dimana “musuh” amerika, yaitu taliban masih memiliki pengaruh kuat.
Ini ngomongin apa yakkk?😂😂. Harapannya indonesia bisa melangkah menuju smart bomb…
@all, jangan terlalu naif, tidak ada kalah menang, semua hanya Bisnis-uang, hanya sebagai “Proving ground”, sebagai tempat uji senjata, yang untung hanya pengusaha dan pejabat terkait, yang lainnya hanya pion-pion
Sudah ada penelitian dan pengembangan RPG yang di lakukan pihak terkait kan ada di YouTube slt/ senjata lawan tank dan itu masih pengembangan bahkan saya yakin senjata ini akan lebih baik performa y dari RPG
Akan lebih baik lagi jika menjadi smart bomb. Tambahkan dengan sistem pemandu inertial, gps, atau seeker.
Otw kerja sama dengan perusahaan korsel soal smart bomb
biarpun mencontek produk impor, terbukti bom produk sendiri hasilnya lebih baik …… mungkin jg bom buatan asing sengaja dibuat down grade dari aerodinamika body nya
yang memproduksi bom itu banyak perusahaan di dunia, mereka bersaing agar laku, kok malah di down grade, bisa bangkrut bung
Kalo jualan senjata, itu bisa terjadi. Beda dengan jualan barang sipil. Contoh, pernah baca pespur Mirage (atau Rafale, lupa) yang versi ekspor, kemampuan gotong rudal nuklirnya dihilangkan.
Logika yg terbalik…..@terrancemcv (namanya susah)
sama saja, mereka sama-sama bersaing menampilkan yang terbaik di produk mereka, kontrak milyaran dolar bung.
Rafale kemampuannya nuklirnya dihilangkan karena ada peraturan ekspor senjata PBB, dan juga berlaku untuk semua produk alutsista didunia,
Jual beli senjata itu tidak murni ekonomi, faktor politik ikut bermain di dalamnya. Misal begini, Indonesia mau beli bom/rudal ke AS yang ternyata kemampuannya lebih baik dari yang dimiliki Singapura dan Australia (yang merupakan sekutu dekat AS). Apakah akan diberi? Hell no. Kalaupun diberi, bom/rudal itu akan di-downgrade setidaknya hanya setara dengan kemampuan yang dimiliki Singapura dan Australia. Atau diberi syarat seperti rudal punya Malaysia yang harus dititipkan di Singapura (lol).
China dan Rusia pun sama, mereka tidak akan menjual senjata yang berpotensi mengancam negara aliansinya.
Alutsista itu memang idealnya harus bisa bikin sendiri. Wajib hukumnya bagi sebuah negara apalagi negara sebesar Indonesia. Yah… setidaknya kandungan lokalnya lebih dari 50%. 100% rasanya itu tidak mungkin, bahkan untuk Amerika sekalipun.
@bunder
coba perhatikan mk82 ori buntut sirip nya 4, buatan lokal sirip nya ditambah sirip plat lingkar, itu jg hasil develop mandiri + daya ledak ditingkatkan, coba anda perhatikan artikel diatas
Yg namanya pengembangan memang harus lebih baik dari versi dasarnya, apalagi sudah puluhan tahun TNI-AU berpengalaman dalam mengoperasikan bom mk82 ini, di AS sendiri mk82 sudah semakin canggih seiring dengan perkembangan dan taktik bertempur
itu tandanya kita hebat (Improved), bisa memodifikasi menjadi lebih baik dari mereka.
itu dumb bomb bukan smart missile ataupun smart FFAR
Kira2 kalau jatuh tepat d atas kubah leopard kita ancur ga tank nya?? Itu kan bom area..
Ya ambyar, bahan peledak nya hampir 90kg..
Min, apa kontrak pembelian viper udah ditandatangani? Kok diatas ditulis 2020 udah mulai berdatangan
Tetangga yg memiliki pasawat tempur blok NATO perlu Bom BNL-250 dng harga murah namun kualitas lebih baik dr MK82 bisa pesan. Dijamin murah tapi tdk murahan bahkan lebih baik dr MK82.
Filipina cocok kayaknya potensial, dg anggaran yg paspasan bisa beli ini kl buat latihan FA50 nya..
Sari Bahari bakal kebanjiran pedanan nih.
Kalau yang BNT itu artinya apa? Kok nggak disebutin
Bom NATO tajam ( bnt )
Bom NATO Tempur?
Nanti ketika dipakai Pinoy terbalik, BNT disangka utk Training, BNL disangka Live.
😂
Bikin Nikmat Terus