Gantikan Fokker F50 Maritime Enforcer MK2, AS Tawarkan Singapura Pesawat Intai Maritim P-8A Poseidon
|Amerika Serikat tahu persis, bahwa Singapura ‘tidak nyaman’ ketika menggunakan alutsista berusia tua, meski definisi tua suatu alutsista adalah relatif. Melihat bahwa Angkatan Udara Singapura telah mengoperasikan Fokker F50 Maritime Enforcer MK2 sejak tahun 1993, maka ada peluang bagi AS untuk menawarkan P-8A Poseidon ke Singapura.
Baca juga: Indonesia Tolak Tawaran AS Menjadi Basis Pesawat Intai P-8 Poseidon
Sebagai sekutu AS di Asia Tenggara, sepertinya halnya ‘lampu hijau’ untuk membeli jet tempur stealth F-35B Lightning II, maka tidak akan sulit bagi Singapura untuk mendapatkan izin pembelian pesawat intai sejenis Poseidon, yang untuk penjualannya butuh persetujuan dan lobi dari pemerintah dan parlemen AS.
Tak pernah absen memeriahkan demo statis di Singapore Airshow, Boeing kini tengah berharap untuk dapat meraih kontrak penjualan P-8A Poseidon ke Singapura. Sinyal penawaran Poseidon ke Singapura didasari beberapa hal, selain usia Fokker F50 Maritime Enforcer MK2 yang telah menua, diketahui bahwa pada bulan Mei 2023, telah ada kesepakatan antara Boeing Company dan ST Engineering untuk mengidentifikasi peluang kolaborasi dalam integrasi sistem, pelatihan, distribusi suku cadang lokal, dukungan dan yang terpenting, Singapura yang akan menjadi hub pemeliharaan pesawat intai maritim berkemampuan anti kapal selam P-8A Poseidon.

Boeing dan ST Engineering sejauh ini telah mengidentifikasi peluang untuk berkolaborasi di sejumlah bidang dan akan menjajakinya secara lebih rinci, termasuk pengembangan bersama pusat layanan pesawat P-8 di Singapura, dengan penyediaan insinyur dan teknisi perawatan pesawat untuk mendukung pemeliharaan dan layanan teknik.
Posisi Singapura yang terletak di salah satu pintu gerbang ke Selat Malaka yang strategis, yang dilalui sebagian besar lalu lintas maritim yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut Cina Selatan. Memiliki pusat pemeliharaan di Singapura memungkinkan P-8A Poseidon dari Angkatan Laut AS (dan sekutunya) untuk mempertahankan pengawasan permanen atas rute perdagangan maritim yang penting ini.
Seperti dikutip shephardmedia.com (22/2/2024), Sean Liedman, director of business development for mobility, surveillance and bomber aircraft Boeing, mengatakan bahwa Ia optimis terhadap prospek penjualan internasional P-8 di tahun-tahun mendatang.
Liedman menolak berkomentar ketika ditanya tentang penawaran Boeing P-8 ke Singapura, namun mengatakan bahwa kemampuan multi-misi, sesuai dengan jangkauan, kecepatan dan daya tahannya terbukti bermanfaat. “Negara kepulauan ini (Singapura) memiliki persyaratan untuk mengganti lima Pesawat Patroli Maritim Fokker 50 yang telah beroperasi sejak tahun 1993,” ujar Liedman.
Meski AS mulai mengincar penjualan P-8A Poseidon ke Singapura, tapi sejauh ini belum ada kabar bahwa Singapura akan memensiunkan Fokker F50 Maritime Enforcer MK2. Pada tahun 2022, AU Singapura (RSAF) diwartakan telah meng-upgrade pesawat intai maritim Fokker F50 Maritime Enforcer MK2, dan meningkatkan kerja sama dengan AL Singapura untuk melindungi teritori dan kepentingan Singapura di lautan.
AU Singapura saat ini mengoperasikan lima badan pesawat Fokker-50 dalam konfigurasi patroli maritim yang disebut F50 Maritime Enforcer MK2, sementara empat pesawat lainnya telah dikonfigurasi untuk peran utilitas umum. Pesawat ini pertama kali dikirim pada tahun 1993 dan semua dioperasikan oleh Skadron 121 RSAF. (Gilang Perdana)
Singapura merupakan analogi yang pas untuk istilah “kecil-kecil berotot”. Negaranya kecil tapi “ototnya” ngeri