Meski kapal selam Scorpene class dapat meluncurkan beragam merek torpede berat (heavy-weight torpedo) dengan kaliber standar NATO 533 mm, namun pihak manufaktur tentu berharap agar setiap Scorpene class yang diekspor dapat menggunakan jenis torpedo yang diproduksi oleh Naval Group. Dan torpedo yang dimaksud adalah F21, yang kini telah digunakan oleh Angkatan Laut Perancis, Brasil dan rencananya India. (more…)
Meski secara teori dapat dilakukan oleh kebanyakan kapal selam modern, namun faktanya, tidak dengan mudah negara operator kapal selam mampu mengoperasikan dan meluncurkan rudal jelajah yang dilepaskan dari kapal selam (submarine launched). Sebagai ilustrasi, di Asia Tenggara, baru Angkatan Malaysia dengan kapal selam KD Tunku Abdul Rahman (Scorpene class) pernah meluncurkan Exocet SM39 Block 2 saat Exercise Taming Sari 2021. (more…)
Dalam gelaran Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) 2024 yang dilaksanakan di wilayah perairan Laut Bali dari tanggal 8 sampai dengan 9 Mei 2024, TNI AL menyatakan telah sukses melaksanakan penembakkan sejumlah senjata khusus. (more…)
Salah satu jenis senjata yang amat ditakuti kapal selam adalah rudal anti kapal selam (anti-submarine missile), dengan mengkombinasikan fungsi rudal jelajah dan torpedo, elemen dalam anti-submarine warfare (ASW) ini dapat menjangkau sasaran lebih jauh pada sasaran di bawah permukaan. Selain dikembangkan Amerika Serikat dan Rusia, rupanya Cina juga harus diperhitungkan dalam produksi rudal anti kapal selam. (more…)
Sebagai sekutu nomer wahid Amerika Serikat, Inggris kerap ‘bersinggungan’ dengan kekuatan bawah laut Rusia. Dan guna meningkatkan kemampuan tempur atas dan bawah permukaan laut, Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force/RAF) telah diperkuat sembilan unit pesawat intai maritim P-8A (MRA1) Poseidon. Selain mengandalkan torpedo ringan MK54 buatan Raytheon, ada kabar bahwa MRA1 Poseidon kini mulai diinterasikan dengan torpedo ringan buatan Inggris, Sting Ray. (more…)
Melanjutkan artikel sebelumnya tentang RPK-3 Metel, yakni rudal jelajah anti kapal selam yang menjadi ikon senjata di kapal perusak (destroyer) Udaloy class Armada Pasifik Rusia, maka pada artikel ini dikupas tentang apa yang dibawa oleh RPK-3 Metel, yaitu torpedo ringan yang akan dilepaskan (dijatuhkan) oleh rudal Metel saat berada di sekitar area sasaran. (more…)
Apa yang terjadi di perang Ukraina, dan berlanjut dalam konflik antara Hamas vs Israel, telah mendongkrak pamor drone quadcopter, pasalnya drone quadcopter yang berharga hanya ribuan dollar mampu merontokkan Main Battle Tank (MBT) yang harga per unitnya mencapai puluhan jutaan dollar. Hal itu dilakukan berkat pelepasan proyektil atau bahan peledak di bagian paling rentan dari MBT. Nah, rupanya model pelibatan drone quadcopter bersenjata dapat pula digunakan untuk menghancurkan kapal selam yang harganya per unitnya bisa mencapai miliaran dollar. Kok bisa? (more…)
Mengambil lokasi di sekitaran Pulau Sapudi (sebelah timur Pulau Madura), Komando Armada II diwartakan bakal menggelar uji penembakan torpedo berat (heavy torpedo) yang melibatkan dua unit kapal selam dan dua jenis torpedo. Rangkaian persiapan uji penembakan torpedo tersebut telah dipublikasikan, salah satunya lewat Instagram Komanda Armada II. (more…)
Meski hanya terdiri dari dua unit – BRP Jose Rizal FF-150 dan BRP Antonio Luna FF-151, Filipina punya ambisi besar untuk melengkapi frigat Jose Rizal class dengan sistem persenjataan yang maksimal. Selain rencana pemasangan kanon CIWS (Close In Weapon System) yang kini tengah dipertimbangkan, ada kabar bahwa instalasi Canto anti torpedo system dari Naval Group, telah tuntas dilakukan di Jose Rizal class. (more…)
Dalam dinamika peperangan yang menyangkut matra laut, maka serangan dari drone bawah laut – Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tak bisa dikesampingkan. Rusia yang mendapat tantangan berat di Laut Hitam, telah merilis UMT, yakni jenis torpedo ringan yang beruran kecil yang dirancang untuk misi anti drone. (more…)