Meriam penangkis serangan udara (PSU) yang satu ini usianya relatif sama dengan meriam S-60 Arhanud TNI AD. Di Indonesia, meriam ini dipercayakan operasionalnya kepada Arhanud Korps Marinir. Seperti halnya basis pangkalan udara (lanud), maka keberadaan pangkalan angkatan laut berupa dermaga juga menjadi bagian elemen vital yang harus mendapat perlindungan, maklum di basis pangkalan laut biasanya berkumpul beberapa kapal perang dan instalasi penting lainnya. (more…)
Meski jarang terdengar aktivitasnya, rupanya untuk misi anti kapal selam (AKS), TNI AL masih mengandalkan bom laut (depth charge). Seperti pada Pameran Alutsista TNI 2023 di Lapangan Monas (24-27 September 2023), TNI AL memperlihatkan jenis bom laut tipe BB-1. Dari usianya, bom laut ini bukan amunisi baru lagi, tapi bom laut jenis ini masih mumpuni bila dilontarkan dari korvet Parchim class. (more…)
Sudah lumrah bila angkatan udara punya pesawat pembom, tapi agak terdengar beda bila yang punya pembom adalah angkatan laut. Faktanya, memang hanya beberapa kekuatan terpilih di dunia yang punya pembom pada etalase penerbangan angkatan lautnya. Dan, Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan tersebut, yakni pada dekade 60-an. (more…)
Tahukah Anda, dua alutsista terhebat pada zamannya pernah dimiliki oleh Indonesia, yaitu kapal penjelajah Sverdlov Class dan rudal hanud jarak sedang/jauh V-75 Dvina (kode NATO SA-2 Guideline). Kehadiran Sverdlov Class diwujudkan dalam legenda KRI Irian yang tak lekang oleh waktu, sementara rudal SA-2 pernah menjadi perisai ruang udara ibu kota Jakarta. Bahkan publik tahu betul prestasi rudal berukuran besar ini pernah menjatuhkan pesawat intai Lockheed U-2 Dragon Lady pada 1 Mei 1960. (more…)
Pada akhirnya alutsista tua akan dipensiunkan secara bertahap, tapi karena dinilai masih mumpuni, tak semuanya masuk dalam daftar yang akan masuk masa purna tugas. Di lini armada TNI AL, ada dua kapal perang buatan Jepang yang usianya sudah tak muda, diluncurkan pada tahun yang sama dan sampai kini masih aktif digunakan dalam beragam operasi. Yang dimaksud adalah kapal markas KRI Multatuli 561 buatan galangan Ishikawajima Harima, Tokyo, dan kapal pendarat KRI Teluk Amboina 503 buatan Sasebo Heavy Industries. (more…)
Meski postur Kavaleri Korps Marinir saat ini telah dilengkapi ranpur amfibi modern seperti BMP-3F dan LVTP-7A1, namun identitas ranpur amfibi generasi PT-76 dan BTR-50 masih punya tempat tersendiri. Usia pengabdian boleh tua, pun sudah beberapa yang dijadikan koleksi monumen dan koleksi museum, tapi hingga kini pasukan Kavaleri Korps Baret Ungu terbukti masih mampu menjaga kesiapan tempur tank PT-76M dan BTR-50 yang dikenal masyarakat sebagai elemen alutsista yang didatangkan jelang kampanye Operasi Trikora di awal dekade 60-an. (more…)
Wujudnya memang tak sebesar kapal penjelajah KRI Irian, namun KRI Ratulangi bila dibandingkan saat ini dengan LPD (Landing Platform Dock) Makassar Class, maka sosok kapal tender kapal selam Don Class buatan Uni Soviet ini ukurannya akan terlihat lebih besar. Tentang debut kapal perang ini pun sudah banyak diulas, termasuk dalam artikel yang cukup detail di Indomiliter.com. (more…)
Diantara update beragam alutsista keluaran terbaru, menelusuri jejak alutsista tua yang masih tersisa menjadi sesuatu yang manarik, pasalnya ada sejarah yang melekat dari senjata tersebut. Di lini armanda TNI AL, seperti telah diulas sebelumnya, masih terdapat beberapa KAL (d/h sebagian pernah menjadi KRI) yang mengadopsi kanon Oerlikon 20 mm/70 MK dan kanon 2M3 25 mm Twin, yang keduanya notabene sudah eksis sejak era Perang Dunia II. (more…)
Meski bukan kelas destroyer, kodrat kapal perang ini adalah sebagai pemburu dan penghancur kapal selam, namun karena fungsi utamanya tak dapat berjalan sebagaimana mestinya, sosok kapal perang ini di Indonesia kemudian beralih peran sebagai kapal patroli. Yang dimaksud disini adalah Kronshtadt Class Submarine Chaser, jenis kapal perang yang tersisa sebagai ‘buah’ dari kampanye Operasi Trikora. (more…)
Di dekade 60-an, selain armada RI kental dengan perkuatan berupa kapal kombatan bertonase besar seperti kapal penjelajah, kapal perusak dan frigat, namun TNI AL (d/h ALRI) tak melupakan keberadaan unsur patroli. Dengan tonase yang relatif ringan, kapal patroli efektif untuk meronda dan melakukan pengawalan secara terbatas di pangkalan dan daerah operasi. (more…)