TNI AL Mulai Bangun Korvet ‘Kembaran’ KRI Bung Karno 369, “Lambung Lebih Panjang Persenjataan Sama”
|Seperti desain kapal perang yang dibangun oleh galangan nasional pada umumnya, maka rancangan korvet kepresidenan rasa OPV (Offshore Patrol Vessel) KRI Bung Karno 369, tidak ‘dibiarkan’ meluncur sendirian. Desain korvet karya anak bangsa ini akan dilanjutkan dengan produksi kapal sejenis dengan kemampuan yang ditingkatkan sesuai kebutuhan dan anggaran.
Baca juga: Korvet ‘Kepresidenan’ KRI Bung Karno 369 Diluncurkan, Kelak Gantikan KRI Barakuda 633
Dan pada 25 Januari 2024, galangan swasta nasional yang memproduksi KRI Bung Karno 369, yakni PT Karimun Anugrah Sejati, melakukan tahapan seremoni First Steel Cutting dan Keel Laying kapal korvet multi years di Batam, Kepulauan Riau, Kamis lalu. First steel cutting adalah tahap pemotongan plat baja pertama, sementara keel laying adalah peletakan lunas kapal.
Tidak seperti momen kehadiran KRI Bung Karno 369 yang shipnaming (pemberian nama kapal) sudah dilalukan sebelum kapal dibangun, maka saat First Steel Cutting dan Keel Laying pada 25 Januari 2024, belum disebutkan identitas atau nama kapal perang atau KRI yang akan disematkan.
Dikutip Kompas.com, disebut bahwa kemampuan kapal korvet yang sedang dibangun ini didesain dengan dilengkapi Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) yang menggunakan sistem launcher di buritan dan dilengkapi dengan helikopter deck.
Sebelumnya, KSAL Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL akan membangun sistership atau kapal kedua yang setipe dengan KRI Bung Karno 369. “Jadi programnya untuk tahun depan, namun sekarang sudah ada blueprint-nya,” kata Ali di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara, 3 Juli 2023.
Dalam desainnya, kapal sistership ini memiliki ukuran yang lebih panjang dibanding KRI Bung Karno-369 saat ini. “Cuma jenisnya sama, sama-sama korvet. Dari desain hampir sama, cuma panjangnya bertambah sedikit, tambah 2–3 meter saja,” ucap KSAL. “Persenjataannya nantinya akan sama,” kata dia.
Meriam Leonardo Marlin 40 Telah Terpasang di Korvet ‘Kepresidenan’ KRI Bung Karno 369
Untuk persenjataan, korvet Bung Karno class memang dirancang dengan persenjataan yang terbilang ngepas. Dengan skema pengadaan FFBNW, persenjataan di korvet Bung Karno mengandalkan meriam Leonardo Marlin 40 mm, kemudian ada dua pucuk kanon Yugoimport Naval AD M71/08 kaliber 20 mm, dan yang saat ini belum terpasang, adalah empat peluncur rudal hanud Mistral dengan peluncur Simbad-RC buatan MBDA Systems.
Dari spesifikasi, KRI Bung Karno 369 punya panjang 73 meter dan lebar 12 meter. Korvet ini ditenagai oleh dua mesin diesel 4.000 KW yang memungkinkan melaju dengan kecepatan jelajah 16 knots dan kecepatan maksimum 24 knots. KRI Bung Karno diawaki 55 orang personel. Sebagai kapal kepresidenan dan VVIP, KRI Bung Karno 369 dilengkapi dengan sistem keamanan tingkat tinggi dan interior yang mewah. (Gilang Perdana)
Disini alutsista kelas VVIP baru sampai tingkat fasilitas mewah, belum sampai pada tingkat proteksi “mewah”. Mungkin menyesuaikan anggaran, tingkat ancaman dan penguasaan teknologi. Semoga kedepannya dilengkapi dengan sistem proteksi yang lebih mumpuni untuk peperangan anti rudal, peperangan elektronik dan nubika.
Tambah terus korvetnya. China sudah punya 77 korvet, kita hanya punya sepertiganya.
Padahal China hanya punya garis pantai tidak sepanjang garis pantai kita.
lah bukannya sister shipnya KRI bung karno katanya bakal lebih lengkap ya senjatanya (kalau ngga salah sih), kok malah sama?
Lebih baik Indonesia bangun KRI Golok lebih banyak daripada bikin Korvet berbasis KCR. Harga KRI Golok/Klewang Class hanya 1/7 dari biaya pembuatan KCR yg nilainya bisa mencapai Rp 800 Milyar perunit. Itu artinya jika ingin melampaui jumlah korvet yg dimiliki oleh China misal membangun 80 unit Korvet baru butuh biaya sebesar Rp 64 Triliun belum termasuk senjata dan rudal sedangkan bila pembangunan korvet difokuskan pada Klewang/Golok Class dg jumlah biaya yg sama sudah bisa akuisisi hingga 200 unit Golok Class beserta 800 rudal Atmaca dan sistem senjata lainnya.
Kapal VVIP yang ditonjolkan kenyamanan boss, jelas beda dengan full combatan yang jelas sangat tak nyaman.
TNI masih trauma dengan kebakaran Klewang, jadi masih belum percaya dengan keandalan bahan komposit pada kapal dibanding baja/aluminum
Nah @bg agato. Knp kesannya TNI krg minat ya dgn Golok class. Proses penggantian Klewang pasca terbakar menjadi golok lama dan setelah di ganti sampai skrg ga jls kabar beritanya. Apa msh trauma dgn kejadian sblm nya yg bila kembali terjadi bs menyebabkan kapal tersebut total loss ?
menyebut Militer Indonesia trauma dg program pengadaan Klewang/Golok class itu terlalu mengada-ada melihat kenyataan bahwa rencana pengadaan rudal untuk Golok Class aja masih berjalan. Mungkin setelah Pilpres rencana penambahan unit Golok Class baru akan terlihat mengingat kebutuhan jumlah kapal perang permukaan sangat besar khususnya untuk mengganti Parchim Class dan FPB lama.
Golok class tidak akan bisa menyamai kemampuan korvet tipe 056 dan 056a yang jumlahnya berjibun milik PLA Navy. Golok class hanya cantik di penampilan doang tapi daya jelajah dan persenjataan kalah dari korvet China.
Korvet kita yang punya kemampuan persenjataan mirip korvet tipe 056 dan 056a milik PLA Navy adalah korvet sigma 9113 Diponegoro class. Makanya kalau memang mau serius program korvet nasional mestinya tiru model yang setara dengan type 056 itu (bisa Diponegoro class atau Ada class punya Turki) alias kapal 90 meter diperbanyak.
Sister ship bung Karno class hanya akan setara dengan Parchim class saja.