AL Inggris Sukses Uji Pengoperasian Perdana Drone Kargo Twin Engine di Kapal Induk
|Penerbangan Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) memasuki babak baru, yakni dengan suksesnya uji coba pengoperasian drone kargo HCMC, yang dikembangkan W Autonomous Systems (WA). Drone twin engine dengan ruang kargo mirip OV-10 Bronco ini, terbang selama 20 menit dari Lizard Peninsula dan berhasil mendarat di kapal induk HMS Prince of Wales di lepas pantai Cornish, yang setelah menurunkan muatan, terbang kembali ke Lizard Peninsula.
Baca juga: Perkuat Angkatan Laut, Inggris Kebut Proyek Drone Kargo Berat Canggih Berkapasitas 250 Kg
HCMC adalah drone kargo dengan kemampuan short take off and landing (STOL). Dalam sekali terbang, drone ini dapat membawa payload 100 kg, sementara jarak jelajahnya mencapai 1.000 km. W Autonomous Systems menyebut bahwa drone ini dapat dikeragkan ke lokasi sulit dan terpencil. Untuk melakoni penerbangan ke kapal induk misalnya, drone ini hanya membutuhkan jarak lepas landas sekitar 150 meter – sedikit lebih dari setengah panjang dek penerbangan kapal induk Queen Elizabeth class.
Angkatan Laut Inggris mengoptimalkan kemampuan drone ini untuk pengiriman pasokan dan suku cadang antar kapal perang dalam Carrier Strike Group, yang menekankan bahwa penggunaan drone seperti HCMC lebih murah dan lebih aman dibandingkan metode pengiriman tradisional.
Model pengerahan drone kargo jarak jauh, selain lebih hemat biaya, juga memitigasi potensi risiko bagi awak pesawat, terutama saat kondisi cuaca buruk. Selain itu, pengerahan drone ini memastikan bahwa helikopter Merlin dan helikopter Wildcat tetap tersedia untuk tugas operasional penting, seperti mengidentifikasi kapal selam musuh atau kapal permukaan yang menimbulkan ancaman terhadap carrier strike group.
Bagi Angkatan Laut Inggris, kemajuan dalam penggunaan drone kargo adalah langkah signifikan untuk mendorong keselarasan operasional dalam dunia penerbangan angkatan laut, yang mana AL Inggris berintikan kekuatan jet tempur stealth F-35B Lighting II, helikopter Merlin dan AW159 Wildcat.
Sejak tahun 2022, Kementerian Pertahanan (MoD) Inggris meresmikan program Uncrewed Air Systems Heavy Lift Capability (UASHLC) untuk kebutuhan AL Inggris. Sebagaimana namanya, drone kargo atau drone angkut berat Royal Navy tersebut nantinya akan memudahkan armada laut untuk mendapatkan logistik yang diperlukan, tanpa perlu kembali ke dermaga. Teknologi Uncrewed Air Systems (UAS) juga membuat pengiriman logistik ke kapal induk maupun kapal perang menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain HCMC, AL Inggris juga mengembangkan dua drone copter kargo; Malloy T-160 dan drone Ultra Windracer atau Malloy T-600. Masing-masing memiliki kemampuan angkut berat sampai 100 kg untuk jarak jauh dan 250 kg untuk jarak dekat. (Bayu Pamungkas)