Di Tengah Keraguan atas Performa UCAV Buatan Cina, Irak Justru Akuisisi CH-5 Rainbow, Drone MALE dengan Endurance 60 Jam
|Di tengah kabar ketidakpuasan atas performa drone tempur (UCAV) CH-4 Rainbow, justru ada kabar bahwa Angkatan Udara Irak kembali mengakuisisi drone tempur produksi Cina, yang juga dari manufaktur yang sama, yakni China Aerospace Long March International, sebuah divisi di bawah China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). Persisnya Angkatan Udara Irak telah mendatangkan CH-5 yang masih dalam kategori drone MALE (Medium Altitude Long Endurance).
Baca juga: Perfoma Dianggap Tak Memuaskan, Yordania Ingin Jual Drone Tempur CH-4B Rainbow
Penampakan CH-5 diketahui publik pada 24 April 2024, yakni saat Kementerian Pertahanan Irak memperingati 93 tahun berdirinya Angkatan Udara dengan upacara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting termasuk Perdana Menteri, Panglima Angkatan Bersenjata, dan Menteri Pertahanan, di antaranya pemimpin dan pejabat senior lainnya. Selain sorotan berupa jet tempur F-16IQ, juga menjadi perhatian adalah drone Cai Hong-5 (CH-5) dari Cina.
Dikembangkan sebagai penyempurnaan dari CH-4, CH-5 pertama kali diperlihatkan ke publik pada Zhuhai Airshow 2016. Dengan peningkatan kapasitas payload sebesar 1.200 kilogram, CH-5 dapat membawa hingga 16 amunisi udara-ke-darat seperti rudal udara-ke-permukaan berpemandu laser, bom berpemandu presisi, dan rudal anti tank.
First official appearance of the 🇨🇳Chinese-made CH-5 UAV after it entered service with the 🇮🇶Iraqi Air Force during its 93rd anniversary event. (Iraqi Ministry of Defense in the photo)
(via wb/鼎盛沙龙) pic.twitter.com/l5YqM48eYS— Jesus Roman (@jesusfroman) April 25, 2024
Dari informasi yang tersedia, CH-5 adalah drone tempur dengan lebar sayap 21 meter dan peningkatan kapasitas muatan 1.200 kilogram, lebih besar dari pendahulunya, yakni CH-4 yang kapasitas payload-nya 900 kilogram.
Kapasitas ini memungkinkan drone ini, juga dikenal sebagai Cai Hong 5 atau Rainbow 5, untuk membawa serangkaian persenjataan, termasuk hingga 16 amunisi udara-ke-darat seperti Lan Jian 7 (Blue Arrow 7) yang dipandu laser untuk melakukan serangan udara. -rudal permukaan, bom berpemandu laser/INS/GPS TG100, dan peluru kendali anti-tank (ATGM) AR-1/HJ-10.
Jangkauan operasional CH-5 meluas hingga 250 kilometer pada datalink (Line of Sight) dan dapat diperluas hingga 2.000 kilometer ketika menggunakan akses komunikasi satelit, dengan laporan menunjukkan kemungkinan jangkauan maksimum sampai 6.500 km. Ada rencana untuk meningkatkan jangkauan CH-5 menjadi 10.000 kilometer.
Bicara tentang endurance, CH-5 dapat terbang selama 60 jam terus menerus, dan nantinya akan ditingkatkan dengan endurance terbang sampai 120 jam.
Cina Kembangkan Drone Kombatan Rainbow CH-5 Jadi Drone Intai Maritim
CH-5 ditenagai oleh heavy-fuel engine (HFE) berkekuatan 330 tenaga kuda yang mendukung waktu penerbangan hingga 60 jam. Mesin ini memberikan kecepatan jelajah antara 180-220 km per jam dan kecepatan maksimum melebihi 300 km per jam. Sebagai alternatif, tersedia mesin bensin 300 tenaga kuda yang menawarkan daya tahan hingga 39 jam. CH-5 dapat beroperasi hingga ketinggian maksimum 30.000 kaki (sekitar 9.000 meter).
Dirancang untuk pasar domestik dan ekspor, CH-5 telah menarik minat internasional karena biayanya yang relatif lebih rendah dibandingkan drone sejenis buatan Amerika Serikat. Beberapa negara dilaporkan menyatakan minatnya untuk membelinya. Selain itu, CH-5 dirancang untuk operasi otonom menggunakan waypoint navigation yang telah diprogram dan dapat berkoordinasi dengan drone lain dalam seri CH untuk misi bersama.
Begini Bagian Dalam Dome (Kubah) Antenna Satcom pada Drone Tempur CH-4 Rainbow
Fitur ini memudahkan integrasi CH-5 dengan armada drone seperti CH-3 dan CH-4 yang sudah ada, memanfaatkan sistem kontrol dan tautan data yang sama, menjadikannya upgrade yang berpotensi menarik bagi pengguna drone CH series seperti Nigeria, Yordania, Zambia, Irak, Arab Saudi, Ethiopia, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Pakistan, Myanmar dan Indonesia.
Kemampuan terakhir ini sejalan dengan tujuan strategis Cina yang lebih luas untuk meningkatkan teknologi militer dalam negeri dan memperluas pengaruhnya dalam perdagangan senjata internasional. China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) juga mengejar peluang untuk mengekspor CH-5 dan kemungkinan melisensikan teknologi manufakturnya ke negara lain, sebuah inisiatif yang didukung oleh ketertarikan beberapa negara yang merindukan program alih teknologi.
Pada tahun 2020, Angkatan Udara Irak dikabarkan mengalami kesulitan mempertahankan operasional CH-4. Berita tersebut mengutip laporan tinjauan Inspektur Jenderal AS tentang Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR) yang mengatakan bahwa Irak telah memperoleh lebih dari 10 unit CH-4, tetapi hanya satu yang sepenuhnya mampu menjalankan misi karena masalah pemeliharaan. Di tangan Irak, CH-4 kerap dikerahkan untuk menyerang basis atau markas ISIS. (Gilang Perdana)
Drone CH-4 Dilengkapi Mesin Baru Produksi Dalam Negeri, Diklaim Lebih Kuat dan Hemat Bahan Bakar
Setelah seabreg senjata dan kemampuan di proofkan di battle jika sukses dengan lancar dan akurat, tak ada salahnya segera kita kirim PO utk 12 unit pertama, soalnya kata bang admin harganya masih murah neriah dibanding produk negara lain.