Mengenal AIM-9X Sidewinder, Rudal Canggih yang Tembak Jatuh Balon Mata-mata Cina, Juga Dipesan Indonesia
|Siapa yang tak kenal dengan “Sidewinder”, nama Sidewinder lebih kondang sebagai identitas rudal udara ke udara, ketimbang aslinya sebagai nama spesis ular derik yang sangat berbisa. Dan ketika varian tercanggih Sidewinder, AIM-9X digunakan untuk menembak jatuh balon mata-mata Cina di lepas pantai Carolina Selatan, sontak mengangkat pamor rudal produksi Raytheon Missile Systems, yang juga akan digunakan oleh jet tempur F-16 TNI AU.
Terlepas dari kontroversi penggunaannya untuk menembak sebuah balon udara di ketinggian stratosfer, tetap saja menjadi menarik untuk mengintip sekilas serba-serbi rudal canggih yang per unitnya dibandrol sekitar US$400.000.
Sebagai varian terbaru dan tercanggih dari keluarga Sidewinder, AIM-9X dengan sistem pemandu berupa infrared homing dapat melesat hingga Mach 2.5 dengan pendorong berupa solid fuel rocket. AIM-9X mampu menghancurkan target di jarak 20 km. Dikembangkan mulai tahun 1996, Raytheon menyebut AIM-9X punya kemampuan first shot dan first kill yang lebih responsif.
Laksana jet tempur Sukhoi Su-35, AIM-9X dilengkapi thrust vectoring yang terhubung ke guidance fins, artinya rudal dapat menguber target yang berbelok sekalipun. Radius putar AIM-9X mencapai 120 meter, dengan kemampuan ini, saat penembakan pesawat peluncur tidak lagi harus melakukan manuver untuk menyesuaikan dengan target. Cukup lepas AM-9X, selanjutnya rudal akan menguber target secara otomatis.
Untuk mengoperasikannya, sistem AIM-9X diintegrasikan ke Joint Mounted Helmet Mounted Cuing System (JHMCS) buatan Boeing yang dikenakan pilot. Tak heran, AIM-9X menjadi rudal andalan untuk jet tempur mutakhir seperti F-22 Raptor dan F-15 Strike Eagle.
Belakangan, Raytheon dan Kongsberg juga mengembangkan kemampuan AIM-9X agar mampu dialihfungsi sebagai rudal hanud pada sistem NASAMS (National Advanced Surface-to-Air Missile System).
Yang menarik, Rayheon menyebutkan bahwa AIM-9X dapat digunakan untuk sistem NASAMS tanpa perlu modifikasi, ini artinya AIM-9X yang akan dipasang di jet tempur dapat langsung digunakan di sistem NASAMS. AIMX-9X Sidewinder digadang dapat mengejar sasaran dalam misi udara ke udara, udara ke permukaan, dan permukaan ke udara (hanud) tanpa perlu modifikasi.
Selain menjadi rudal hanud dalam paket NASAMS, AIM-9X Sidewinder terbukti mampu digunakan untuk misi serangan udara ke permukaan.
Raytheon sejak tahun 2009 telah mengembangkan kemampuan AIM-9X untuk mengadaptasi sistem pencari panas pada rudal tersebut untuk bisa menguber sasaran di permukaan. Pada 23 September 2009, AIM-9X Sidewinder yang dilepaskan dari jet tempur F-15C Eagle berhasil melepaskan Sidewinder pada sasaran yang bergerak di permukaan air. Yang diuji sebagai sasaran adalah “cigar boat,” yaitu jenis kapal boat yang biasa digunakan oleh penyelundup narkotika. Dan hasil uji tembak ternyata berlangsung sukses dan memuaskan.
Baca juga: Pengadaan AIM-9X Sidewinder Block II Untuk Indonesia Akhirnya Mendapat Titik Terang
Dalam proyek adaptasi AIM-9X sebagai rudal udara ke permukaan, dikatakan hanya memerlukan pengaturan baru pada sisi software, sementara perangkat infrared seeker, proximity fuze and blast dan fragmentation warhead tidak ada yang diganti. (Gilang Perdana)
Show a force yang lebay…
@semut+geni Altitude balon tsb sekitar 60.000 ft yg di mana F-16 garda Nasional AS gak bisa menjangkau ketinggian tsb sedangkan F22 bisa terbang di ketinggian yg sama dengan balon tsb serta F22 merupakan pesawat tercepat USAF yg bisa terbang hingga +2mach dengan afterburner.
Dan alasan mereka menembak jatuh balon tsb dengan sidewinder karena mereka belajar dari pengalaman Kanada di thn 1998 yg di mana 2 pesawat CF18 RCAF menembakkan 1000peluru ke balon cuaca sebesar bangunan 25 lantai yg terbang tanpa kendali dan bukannya jatuh tapi balon tsb masih bisa terbang,selain itu karena CF18 terbang terlalu cepat dan mereka susah untuk mengenai target yg terbang sangat lambat
Kenapa mesti pakai F22 hanya untuk menembak balon