Northrop, Lockheed dan Raytheon Bersatu Garap Proyek Navy E-XX – Sulap C-130J Super Hercules Jadi “Doomsday Plane”
|Tiga vendor pertahanan papan atas bersatu dalam satu proyek, yakni Northrop Grumman, Lockheed Martin Skunk Works dan Raytheon Intelligence and Space, guna menawarkan pesawat komando dan kendali masa depan (next command and control aircraft) untuk Angkatan Laut AS, yang akan digunakan sebagai “doomsday’ plane” jika perang nuklir pecah.
Baca juga: AL AS Ubah C-130J-30 Super Hercules untuk Peran Komunikasi Nuklir
Diberi label sebagai “Navy E-XX”, proyek ini akan menggantikan 16 unit pesawat E-6B Mercury yang saat ini masih digunakan AL AS. Peran pesawat ini disebut sebagai TACAMO (Take Charge and Move Out), yang memungkinkan presiden, menteri pertahanan dan pemimpin nasional AS lainnya untuk berkomunikasi dan mengendalikan pasukan yang berada di kapal selam bersenjata rudal nuklir.
Armada E-6B Mercury saat sudah tua dan harus dimodernisasi, kata Angkatan Laut dalam dokumen anggaran fiskal 2024 yang dirilis bulan lalu, seperti dikutip dari defensenews.com (4/4/2023).

Jane Bishop, Northrop Vice President and General Manager for Global Surveillance, mengatakan bahwa tim yang bekerja dalam proyek E-XX memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam integrasi sistem senjata dan komando serta kontrol manajemen pertempuran. Raytheon akan menyediakan sistem komunikasi terintegrasi untuk E-XX, dan mendukung program TACAMO saat ini.
Angkatan Laut AS memutuskan untuk menggunakan pesawat Lockheed Martin C-130J-30 Super Hercules, versi C-130 dengan 15 kaki ditambahkan ke badan pesawat, sebagai platform untuk pesawat TACAMO. C-130 yang direntangkan akan menjadi ukuran yang tepat untuk misi dan akan terbang lebih baik daripada E-6 Mercury.

Pihak Angkatan Laut AS ingin E-XX menggunakan sistem radio frekuensi sangat rendah milik Collins Aerospace. Permintaan anggaran membutuhkan US$213,7 juta untuk modernisasi TACAMO, yang akan membiayai untuk tiga pesawat uji. Angkatan Laut AS kemungkinan akan membeli total sembilan pesawat lagi dan berencana untuk memberikan kontrak untuk E-XX pada kuartal pertama tahun fiskal 2025.
Angkatan Laut menginginkan transisi yang cepat, sehingga E-XX kemungkinan tidak akan membawa teknologi baru yang signifikan, selain radio dan sistem komputasi yang lebih canggih. Tujuannya adalah untuk mengambil teknologi yang sudah ada dan memasukkannya ke dalam badan pesawat baru sesegera mungkin.
Solusi terbaru dimaksudkan untuk mengambil kemampuan yang ada (eksisting) yang dapat diterjunkan dalam waktu dekat. TACAMO adalah misi “tidak boleh gagal”, maka terlalu penting untuk dibahayakan dengan bereksperimen dengan sesuatu yang belum terbukti,” ujar pihak AL AS.

Lebih lanjut, pejabat Northrop Grumman mengharapkan Angkatan Laut AS untuk merilis persyaratan lebih detail untuk pesawat dalam beberapa bulan mendatang. Sejauh ini masih belum jelas perusahaan lain munglin akan bersaing sebagai kompetitor dalam program E-XX Angkatan Laut AS. (Gilang Perdana)
Doomsday Plane pakai turboprop? Relevan kah krn sebelumnya memakai mesin turbofan seperti E-6B Mercury? Namanya juga Doomsday Plane wajib terbang di ketinggian lebih dari 30 ribu kaki sebagai command & control secara vertikal ke arsenal nuklir di darat dan perairan
Kalau Boeing kemungkinan lagi konsentrasi dan berfokus ke Boeing 787 Dreamliner yg bikin rugi ampun2an. Lha gimana, gk ada benernya, full trobel. Rugi berapa billion USD tu. Biasalah, brosurnya gak selaras dengan barangnya. Kok bisa gitu ya. Eee moga2 perangkat2 militer produksinya gk bgtu.