Kata CSIS: “Cina Mulai Tempatkan Kapal Perang Secara Permanen di Lanal Ream (Kamboja)”
Kilas balik ke Desember 2023, saat itu kapal perang Angkatan Laut Cina diketahui mulai berlabuh di pangkalan angkatan laut (Lanal) Ream, Kamboja. Meski mengundang kontoversi sejak pertengahan tahun 2022, karena pada awalnya dibantah oleh Cina dan Kamboja, namun, hadirnya kekuatan tempur Cina tidak mengherankan, pasalnya Lanal Ream yang berada di Teluk Thailand, pembangunannya didanai oleh Beijing.
Seperti dikutip Newsweek.com (25/4/2024), disebut bahwa kapal perang Angkatan Laut Cina kini telah dikerahkan secara permanen di Lanal Ream. Pernyataan tersebut diutarakan oleh analis pertahanan terkemuka kepada Newsweek. Belum lama ini, Lanal Ream menjadi fokus bahasan setelah lembaga think tank yang berbasis di Washington, Center for Strategic and International Studies (CSIS), menerbitkan citra satelit baru pada tanggal 18 April yang menunjukkan dua kapal perang AL Cina masih berlabuh di dermaga Lanal Ream.
“Citra satelit dengan kuat menunjukkan bahwa kedua kapal tersebut tidak pernah melakukan rotasi, dengan kemungkinannya mereka melakukan latihan singkat di laut, dan mereka kembali ke home base atau digantikan oleh kapal lain,” kata Gregory Poling, peneliti senior dari CSIS. Sebelumnya dari citra satelit Desember 2023, juga diketahui terdapat dua kapal perang milik AL Cina di dermaga yang sama.
Poling menambahkan, “Dalam hal ini, penjelasan yang paling mungkin mengenai pengerahan pasukan selama lima bulan lebih ini serta perkembangan lainnya—konstruksi yang tampaknya ditujukan untuk menampung personel Tiongkok dan nota kesepahaman tahun 2019 yang memberikan akses eksklusif kepada Tiongkok—adalah bahwa kehadiran militer Cina secara permanen telah dimulai, dan kita mungkin akan melihat kapal angkatan laut Cina lainnya dikerahkan secara bergilir ke Lanal Ream untuk jangka waktu yang lama.”
Kolaborasi Cina dalam melatih Angkatan Laut Kamboja merupakan bukti persahabatan yang kuat antara kedua negara. Dan Pemimpin Cina Xi Jin Ping telah berupaya membangun angkatan laut Cina ke level Blue Water Navy yang berpotensi didukung oleh jaringan pangkalan angkatan laut di seluruh dunia untuk menampung armada kapal perangnya.
Pangkalan Angkatan Laut Cina yang pertama—dan sejauh ini baru dikonfirmasi, terletak di Djibouti, Afrika, di mana Angkatan Laut Cina telah dikerahkan secara terang-terangan. Tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa kehadiran militer Cina secara permanen mungkin akan terjadi seiring dengan selesainya pembangunan infrastruktur di pangkalan tersebut.
Office of the Director of National Intelligence (ODNI) dalam laporan tahunan yang diterbitkan pada 11 Maret 2024 menyebut, selain mengembangkan pangkalan militernya di Djibouti dan Lanal Ream di Kamboja, Beijing dilaporkan juga sedang mempertimbangkan untuk membangun fasilitas militer di berbagai lokasi, termasuk—namun tidak terbatas pad Myanmar, Kuba, Equatorial Guinea, Pakistan, Seychelles , Sri Lanka, Tajikistan, Tanzania, dan Uni Emirat Arab.
Sebelumnya pada 25 Januari 2024, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mencoba mengatasi kekhawatiran seputar kehadiran angkatan laut Cina yang diberitakan secara luas oleh media internasional. “Saya ingin menegaskan kembali bahwa Pangkalan Angkatan Laut Ream, sesuai dengan Pasal 53 Konstitusi kami dengan jelas menyatakan bahwa Kamboja tidak mengizinkan pangkalan militer asing berada di wilayahnya, dan pasukan Kamboja juga tidak memiliki pangkalan di wilayah mana pun kecuali berdasarkan ketentuan misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).” (Bayu Pamungkas)
Mulaiin pendekatan lebih ke thailand dan philipina buat penyeimbang agar “ring 1” klaim 9 dash line berdasarkan klaim sejarah gagal tercapai
Yg dipermasalahin harusnya pangkalan laut US yg banyak tersebar. US makin banyak tingkah ktk pangkalan militernya makin banyak. Perlu negara yg menjadi penyeimbang US. Dari sumber beritanya aja dah jelas ada kepentingan klo US ga suka ada saingan negara lain