Donald Trump Positif Covid-19, Boeing E6 Mercury Flying Nuclear Command Center Langsung Siaga
|Kabar terinfeksinya Presiden Amerika Serikat Donald Trump oleh Covid-19 telah mengundang spekulasi, maklum dibalik kontroversi sang presiden, Trump didapuk sebagai ‘manusia terkuat’ di muka bumi yang mengendalikan kekuatan militer terbesar. Dan ketika Potus dikabarkan ‘sakit,’ maka selain protokol kesehatan, protol keamanan tingkat tinggi akan menyertainya.
Baca juga: Boeing E-4B “Doomsday Plane” – Sertai Kunjungan Jim Mattis di Indonesia
Lepas dari kontroversi, Trump adalah pemegang kendali militer, alias panglima tertinggi dari angkatan bersenjata AS, konkritnya akses peluncuran senjata strategis seperti nuklir, paling utama ada di bawah kendalinya. Dikutip dari simpleflying.com (2/10/2020), disebutkan pasca Trump dan istri dinyatakan Covid-19, maka pengguna Twitter di AS ramai dengan kabar dengan tampilnya Boeing E6 Mercury, satu unit dilaporkan berada di Washington DC dan satu lagi terbang di atas udara Oregon.
Spekulasi yang beredar, bahwa dua pesawat yang mengembang peran sebagai pusat komando nuklir itu terbang ke langit di kedua pantai pada Jumat pagi setelah mengetahui Presiden AS telah tertular virus.
Dibangun dari basis pesawat komersial Boeing 707, Boeing E-6 Mercury digunakan oleh Pemerintah AS untuk menyampaikan instruksi kepada armada kapal selam bertenaga nuklir yang berpatroli di seluruh dunia, dimana setiap kapal selama dipersenjatai dengan 24 rudal balistik Trident (SLBM). Sebagai bagian dari Operation Looking Glass, yang sekarang disebut “Airborne Command Post” (ABNCP) – E-6 Mercury digunakan untuk memberikan instruksi kepada elemen kekuatan nuklir AS, jika operasi darat atau pusat komando dihancurkan atau tidak dapat dioperasikan secara normal.
AL AS mengoperasikan 16 unit E-6 dan biasanya memiliki setidaknya satu dari mereka di udara setiap saat. Juga tidak jarang terlihat dua atau tiga di udara pada saat yang bersamaan. Namun, yang aneh kala Trump terinfeksi Covid-19, transponder E-6 Mercury justru dihidupkan, seolah ingin memberi tahu orang-orang bahwa mereka ada di luar sana dengan tingkat kesiagaan tinggi.
Boeing E6 Mercury dapat mengudara selama 72 jam dengan dukungan air refueling. Pesawat dengan empat mesin ini diawaki oleh 22 personel. Seperti halnya Boeing E-4B “Doomsday Plane,” Boeing E6 Mercury juga dilengkapi dorsal radome pada bagian atas fuselage, dorsal radome berisikan pergkat komunikasi canggih, di antaranya steerable SHF Satcom Antenna, begitu juga pada wingtip juga terdapat pod yang berisi perangkat elektronik yang fungsinya dirahasiakan.
Baca juga: Boeing WC-135 – Mengenal Si “Pengendus” Radiasi Nuklir Yang Mendarat Darurat di Aceh
Ditenagai mesin turbofan 4 × CFM International CFM56-2A-2, Boeing E6 Mercury dapat terbang sejauh 12.200 km dan melesat dengan kecepatan maksimum 980 km per jam. (Bayu Pamungkas)
Secret service apa kerjanya sama virus aja kebobolan apa lg ICBM
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Adakah satu dari E-6 Mercury ini akan dihibahkan ? Kalau ada segera buat penawaran. Laksanakan ! Bravo !
Gimana mau hibahin kalo Indonesia gak punya ICBM.
Pernah baca kalo Rusia punya Rudal balistik sebagai pusat komando nuklir/platform otorisasi peluncuran rudal nuklir Rusia untuk serangan kedua kalo pusat komando mereka hancur.
Serem kalau kejadian negara2 besar yg pny Ratusan rudal Balistik yg berkepala Nuklir saling serang bisa kiamat..sementara perlindungan udara kita msh mengandalkan jarak pendek macem Starstreak mentok2 beberapa Nasam..yg paling dekat dengan wilayah kita di LCS dengan Dongfengnya yg mungkin dah nongkrong disana..
China gak berani naruh Donggala di LCS.
Kiamat nuklir is bullshit.
Baca bukunya Hermann kahn On Thermonuclear War
Lagipula nuklir pembawa perdamaian danpenjaga kedaulatan
I LOVE NUCLEAR.
Hope Mr. Trump and FLOTUS could be recovery fast and get strong. God Bless POTUS and God Bless The United States of America.
Paman jambul kuning gak sempat baca komen di Indomiliter mbah gatol. Jd jng sok akrab dan sok lebay
Sssttt.
Terlalu didramatisir.
Ini pesawat rutin terbang kok, mau Trump kena Covid atau nggak. Cuma kebetulan saja jadwal terbangnya berbarengan dengan Trump kena Covid.
Cuma ulah penggemar cucoklogi yang sedang beraksi.