Boeing E-4B “Doomsday Plane”: Sertai Kunjungan Jim Mattis di Indonesia
Bila dalam suatu kondisi darurat, kala Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat berhalangan tetap untuk menjalankan tugasnya, maka berdasarkan jalur komando, Menteri Pertahanan-lah yang mengambil peran sebagai pemangku kendali komando operasi pertahanan negara adikuasa tersebut. Dan karena peran vital seorang Menteri Pertahanan (Menhan), dalam setiap lawatan jarak jauh, Menhan AS acap kali didukung pesawat khusus yang berperan sebagai Airborne Strategic Command and Control Post.
Baca juga: Mattis Datang, Pilihan F-16 Viper Untuk Indonesia Mencuat Kembali
Maksudnya sudah bisa ditebak, bila suatu waktu dibutuhkan, Menhan dapat mengambil peran komando pertahanan atas kekuatan militer dari tempat yang paling dianggap aman. Dan yang dimaksud tempat tersebut adalah wahana, lebih khususnya dikenal publik sebagai Boeing E-4B. Dari pesawat ini, pemegang kendali dapat menghubungi armada kapal selam pembawa rudal nuklir dan pembom strategis jika sistem komunikasi di darat lumpuh. Dan pesawat super inilah yang turut mendampingi kunjungan Menhan AS Jim Mattis ke Indonesia pada Selasa (23/1/2018) lalu.
Sudah barang tentu, tak hanya Menhan yang layak mendapat dukungan Boeing E-4B, Presiden/Wakil Presiden AS dan petinggi militer terpilih dalam pergerakannya kerap disertai pesawat yang mengambil basis dari jumbot jet Boeing 747-200. Mengapa dipilih Boeing 747-200 yang notabene adalah pesawat tua?

Jawabannya pesawat ini adalah buah dari era Perang Dingin, persisnya Boeing E-4B beroperasi sejak 1973, di masa Boeing 747 terbaru saat itu adalah seri 200. Karena erat kaitan dengan Perang Dingin dan ancaman serangan nuklir dari Uni Soviet, E-4B memang dirancang untuk mengantisipasi lumpuhnya jalur komando pertahanan saat terjadi serangan nuklir.
Sampai saat ini, AU AS memiliki empat unit E-4B yang dioperasikan oleh skadron 1st Airborne Command and Control Squadron yang bermarkas di Offutt Air Force Base, dekat Omaha, Nebraska. E-4B menyandang nama resmi National Airborne Operation Centres (NAOC).
Saat pertama kali dikembangkan, Pentagon menyebutnya sebabai proyek “Nightwatch,” meski begitu, Boeing E4B lebih kondang dengan sebutan “Pesawat Hari Kiamat” atau “Doomsday Plane”. Julukan itu diberikan lantaran E-4B bakal difungsikan sebagai kantor kepresidenan manakala perang nuklir pecah. Pesawat ini juga biasanya mengikuti pesawat kepresidenan Air Force One saat kunjungan ke sejumlah negara.
Baca juga: Boeing WC-135 – Mengenal Si “Pengendus” Radiasi Nuklir Yang Mendarat Darurat di Aceh

Meski secara desain tak ubahnya Boeing 747-200 konvensional, namun E-4B dapat dikenali dengan jelas keberadaanya, terutama dengan adanya dorsal radome pada bagian atas dek lantai dua, seolah pesawat ini mempunyai punuk. Di dalam dorsal radome ini terdapat steerable SHF Satcom Antenna. Kemudian yang menarik lagi, pintu kargo pada sisi kanan bawah pesawat diubah menjadi kompartemen khusus yang dilengkapi pintu akses masuk tersendiri. Dirancang agar dapat mengudara dalam waktu yang lama, seperti halnya Air Force One, Boeing E-4B sudah dibekali flight refueling receptable di bagian depan, sehingga isi bahan bakar di udara dapat dilakukan setiap saat.

Mengenai sistem pada kokpit, Boeing E-4B mengikuti kodrat Boeing 747-200, yakni masih mempertahankan konsep kokpit lama dengan tiga kru. Begitu pun dengan teknologi analog di Boeing 747-200, pun Doomsday Plane juga mengusung teknologi analog. Alasannya sudah pasti bukan karena dana cekak, melainkan untuk menjaga sistem di pesawat agar tak mengalami serangan siber. (Haryo Adjie)
Kbar kleewang class gmn yach?? Bahas dong
Pesawatnya memang sudah mau diganti namun, anggaran pesawatnya ngga turun, dipertahankan sampai 2039. Btw 2 rusak bulan juni 2017
Kalau tidak salah karena bencana alam (tornado)
Admin, bahas pt sritex dong
Mas haryo ,tolong bahas dong pesawat kepresidenan ri.
RI belum perlu pesawat ini, duitnya untuk beli arhanud saja.
Out of topic nih bung, au kan beli nasams 2 yang katanya akan di letakan di jakarta, yang saya tanyakan ke arah manakah senjata tersebut diarahkan? Mengingat air cover nya tidak 360 derajat
Soal mau diletakkan di daerah mana dan ke arah mana ya terserah kohanudnas dong, masa tanya saya ?
Saya khan hanya tukang ngitung…
Xixixixixi
Lagipula NASAMS itu bisa digeser2 karena sifatnya mobile.
Makanya saya tanya karena gatau ,kali aja tahu wkwkwkwk
Termasuk pesawat yang sangar dengan body tebal dan berlapis khusus anti radiasi, saya penasaran bila kabin cukup aman dengan nuklir dan radiasinya apakah mesinnya mampu bertahan mengingat bagian ini jelas terbuka sekali