H&K AG36 40mm: Pelontar Granat Senapan Serbu Futuristik G36
Dilihat dari desain, senapan serbu Heckler & Koch (H&K) G36 terlihat futuristik, sempat di endorse Tom Cruise di film Mission Impossible III, dan turut digunakan satuan elit Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) TNI AL menjadikan nama G36 begitu moncer dalam jagad assault rifle. Meski lantas muncul kasus laras overheat yang menodai G36, tak membuat kiprah senapan serbu ini jadi redup.
Salah satu elemen yang membuat daya gebuk senapan serbu begitu mematikan adalah keberadaan pelontar granat yang terintegrasi. Bicara pelontar granat yang menyatu dengan assault rifle maka tak bisa dilepaskan dari sosok M-203 40 mm, pelontar granat yang kondang dipasang pada senapan serbu legendaries M-16 A1. Saking kondangnya, M-203 pun dilisensi oleh PT Pindad dengan label SPG-1A untuk dipasang pada seri senapan SS-1 SPG-1A.
Baca juga: M-203 40mm – Pelontar Granat Terpopuler, Andalan Berjuta Infanteri
Nah, salah satu versi G36 yang dilengkapi pelontar granat adalah G36+AG36, versi ini yang juga digunakan Denjaka TNI AL. Sosok pelontar granat disini adalah AG36 kaliber 40 mm yang juga buatan H&K. Serupa dengan M-203, AG36 juga menganut sistem penembakkan single shot yang dioperasikan dalam pola high low system, dan di reload secara manual. Pelontar ini awalnya muncul sebagai kandidat H&K AS untuk memenuhi kebutuhan pelontar granat pada AD AS. AG36 saat itu dirancang untuk dipasang pada senapan serbu eksperimental XM8 dan FN SCAR.
Baca juga: SS-1 M Series – Berlapis Phosphate Diciptakan Untuk Marinir TNI AL
Baca juga: SIG 550 Sniper – Senapan Runduk Andalan Korps Marinir di Kaliber 5,56 mm
Baca juga: H&K HK416 – Senapan Serbu dengan Akurasi Tinggi dan Kualitas ‘Sebandel’ AK-47
Seperti halnya senapan serbu G36 yang dirancang dengan bahan polimer, maka AG36 menggunakan bahan yang serupa, plus high-strength alumunium yang menjadikan pelontar granat ini punya daya tahan tinggi. Untuk urusan amunis, segala jenis munisi kaliber 40 mm (40 x 46 mm) dapat disikat oleh pelontar ini, bisa dibilang amunisi M-203 ya dapat dilepaskan dari AG36. Sebut saja amunis latihan, fosfor, oleoresin capsicum, hingga HE (high explosive) bisa ditembakkan. Pihak pabrikan juga menjamin, keunggulan AG36 dirancang ergonomis, sehingga pengguna G36 bisa menyatukan kendali saat mengoperasikan AG36.
Meski sama-sama dipasang dibawah laras senapan serbu, namun metode pengisian dan pelepasan selongsong AG36 berbeda dengan M-203. Untuk memasukan granat 40 mm, pengguna harus menggeser pangkal laras ke kiri. Sementara di M-203 laras pelontar harus digeserkan ke depan saat pengisian munisi, dan digeser kembali ke belakang akan mengunci otomatis pada posisi tertutup, siap untuk ditembakkan. Untuk melakukan bidikan, AG36 dilengkapi pembidik depan (folding ladder sight) dan penanda.
Dari sisi kinerja, AG36 dapat melontarkan proyektil granat hingga kecepatan 76 meter per detik. Sementara jarak tembak efektifnya 150 meter dan jarak tembak maksimum 350 meter. Mengenai jarak tembak sejatinya sangat bergantung pada jenis amunisi yang digunakan. (Gilang Perdana)
Spesifikasi H&K AG36
– Berat : 1,5 kg
– Panjang : 350 mm
– Panjang laras : 280 mm
– Lebar : 90 mm
– Tinggi : 210 mm
– Kaliber : 40 x 46 mm
– Kecepatan proyektil : 76 meter per detik
– Jarak tembak maks : 350 meter
Sengkarut Kasus G36
Harus diakui kedigdayaan Jerman sebagai penghasil senjata berkualitas wahid ikut ternoda akibat kasus G36. Maklum lewat H&K tak sedikit senjata yang menuai prestasi global dengan predikat battle proven, sebut saja H&K G3, keluarga Submachine Gun H&K MP5, senapan serbu tahan banting H&K HK416, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: H&K G3 – Senapan Serbu Paskhas (PGT) Dalam Operasi Trikora
Baca juga: H&K G3/SG-1: Senapan Runduk TNI dengan Basis Senapan Serbu G3
Rilis resmi Kementrian Pertahanan Jerman telah menyebut bahwa G36 punya masalah dengan akurasi saat laras dalam kondisi panas dan cuaca di lingkungan operasi bersuhu tinggi. Sejumlah pengujian menunjukkan kelemahan pada G36. Kondisi laras panas (overheat) terjadi dalam waktu yang jauh lebih cepat ketimbang senjata di kelas sejenis.
Kontroversi seputar G36 meruak ke permukaan, lantaran jumlah populasi G36 yang digunakan militer Jerman mencapai 180.000 pucuk. Meski telah divonis punya masalah pada laras, Kemhan Jerman masih berupaya mencari akar penyebab dari masalah tersebut, dan akhirnya diputuskan bahwa pengganti G36 untuk militer Jerman tak bisa ditunda. Muncul dugaan ada isu KKN, terkait kedekatan petinggi pihak pabrikan dengan internal Kementerian Pertahanan, ini menyebabkan kualitas bahan yangb dipakai berada di bawah standar yang diinginkan.
Baca juga: H&K MP5SD-2: Senjata Serbu Kopassus dalam Operasi Woyla
Baca juga: H&K MP5K Brief Case – Aksesoris Buat Pasukan Pengawal VIP
Menanggapi badai yang menerpa keras, perusahaan senjata sekaliber H&K tentu tak tinggal diam. Awalnya pabrikan bersikeras bahwa faktor lainlah yang menyebabkan overheating, dengan amunisi yang jadi sorotan utama. Namun dalam beberapa kali pengujian terungkap bahwa overheat terjadi pada pemakaian beberapa jenis amunisi yang berbeda. Maka anggapan pihak pabrikan pun kandas.
Soal ketahanan laras, H&K menegaskan bahwa G36 memang tidak dirancang untuk tembakan otomatis berkepanjangan, bila untuk tugas tembakan berkepanjangan, H&K sudah merilis MG36 yang dilengkapi heavy barrel, versi ini juga dibeli militer Jerman, meski dalam jumlah terbatas.
Lebih jauh, H&K menyebut G36 sudah digunakan sejak 20 tahun, dimana sudah ada pergeseran taktik pertempuran yang berbeda dibanding ketika senapan serbu itu dirancang dan diproduksi pertama kali. Satu hal lain yang disesalkan pihak H&K adalah tidak dilibatkannya dalam beberapa pengujian yang dilakukan tertutup. Padahal pihak pabrikan berharap dapat diundang sebagai peninjau, tujuannya agar akar masalah sesungguhnya dapat dilokalisir.
amerika sama inggris kecewa banget ketika mau beli g36 buat ganti m16 dan s80 karena kebijakan ekspor jerman karena AS sama negara lainnya hanya dibolehkan membeli G36E tanpa dual optik, tidak boleh G36 khusus jerman dengan dual optik . tapi G36 yg di pake kopassus kita malah pake dual optik sama kaya G36 yg dipake militer jerman
kita baru mau enjoy G 36, German mau cari pengganti G 36…..
Admin tolong buat ulasan AT4
Oke mas Suro, ditunggu ya 🙂
jerman ternoda hahaha… keren tulisannya