Lengkapi Fasilitas Pembangunan Kapal Selam, PT PAL Indonesia Gandeng Dua Mitra Strategis
|PT PAL Indonesia melakukan penandatangan kerjasama strategis dengan Syncrolift AS dalam pengadaan Shiplift oleh Hans Van Herwerden beserta jajaran. Selain itu, juga dilakukan penyerahan dokumen strategis pembangunan jetty bersama PT PP (Persero) yang diwakili oleh Pande Ketut Gede Karmawan selaku Senior Vice President beserta jajaran.
Sebagai informasi, Shiplift adalah jenis sistem angkat kapal yang digunakan untuk memindahkan kapal dari air ke darat atau sebaliknya. Sementara Jetty adalah struktur yang memanjang ke perairan dan biasanya digunakan untuk membongkar atau memuat kapal, atau sebagai dermaga untuk kapal.
Agenda penandatangan kerjasama dipimpin langsung oleh CMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar dan di dampingi oleh COO Iqbal Fikri dan Komisaris Independen Cut Meutia Adrina dan jajaran manajemen lainnya. Acara yang berlangsung di gedung PIP PT PAL Indonesia menjadi penanda dimulainya kolaborasi strategis. Kegiatan ini menjadi langkah signifikan PT PAL dalam menunjang operasional bisnis, melalui peningkatan fasilitas infrastruktur produksi kapal selam.
Setelah 28 Maret 2024, PT PAL Indonesia telah menandatangani kontrak pembangunan kapal selam pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia bekerja sama dengan mitra strategis global. Di mana sebelumnya PT PAL Indonesia telah menerima tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp1,28 triliun untuk melengkapi fasilitas pembangunan kapal selam, di antaranya adalah shiplift dan dermaga.
“Dengan penandatanganan kontrak bersama Syncrolift AS dan PT PP (Persero), kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memperluas jangkauan kolaborasi internasional kami sambil tetap memperkuat infrastruktur lokal kami” ungkap CMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar dalam sambutannya.
Fasilitas shiplift dan dermaga yang akan dibangun merupakan bagian dari infrastruktur utama untuk mendukung proses operasional bisnis PT PAL Indonesia khususnya pembangunan dan pemeliharaan kapal selam.
Teknologi yang digunakan pada shiplift ini tergolong modern dengan spesifikasi umum seperti kemampuan normal lifting capacity 6000Ton hingga maximum lifting capacity 9240 ton, transfer system total capacity 3690 ton, dengan dimensi panjang platform 100 meter dilengkapi dengan penggerak electrical motor dan tersertifikasi oleh Lloyds Register.
“Kerjasama strategis ini akan menjadi catatan sejarah bagi industri pertahanan dalam upaya pemenuhan fasilitas industri guna meningkatkan kapabilitas bidang pembangunan dan pemeliharaan kapal selam” tambah Willgo Zainar
Selaras dengan fokus pemerintah terhadap kemandirian maka penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk ini salah satunya dapat dilihat dari platform shiplift yang secara mandiri dan sepenuhnya dibangun oleh PT PAL Indonesia.
Dampak yang diharapkan dari pembangunan fasilitas shiplift dan dermaga ini adalah peningkatan kesiapan PT PAL Indonesia sebagai galangan kapal yang mendukung whole local production produk kapal selam serta peningkatan kapasitas dan kemampuan produksi PT PAL.
“this shiplift contract marks yet another special milestone for syncrolift, and we are immensely honored to have been chosen for this project after what we understand was a fair and extensive tender evaluation process” ungkap Hans Van Herwerden selaku sales manager Syncrolift AS.
Syncrolift AS adalah perusahaan yang berbasis di Norwegia yang mengkhususkan diri dalam penyediaan sistem docking dan angkat kapal. Mereka terkenal karena sistem Syncrolift, yang merupakan sistem angkat kapal yang digunakan untuk memindahkan kapal dari air ke darat atau sebaliknya. Sistem ini digunakan untuk perawatan, perbaikan, dan konstruksi kapal di galangan kapal dan fasilitas serupa. (Gilang Perdana)
PT PAL: “Pembangunan Kapal Selam Scorpene Class Butuh Waktu 6 Tahun”
Banggalah kita masuk kategori negara yg bakalan mampu buat kasel sendiri kelak, mau kasel buat perang, buat survey sains bawah laut, buat wahana selam lainnya utk apapun dah ada pabriknya, sudah seharusnya karena negara maritim. Yang masih nggemesi tu kita belum mampu buat rudal apapun yg mampu bisa cari mangsa sendiri, roketpun masih uji coba melulu, orang lain buat bom saja sekarang dah naik kelas ada embel2 bom pintar, bom kita masih stunting melulu.
Berarti bisa dipake untuk membangun Kasel Nuklir itu, wah ngeri juga ya.