AL AS Ubah C-130J-30 Super Hercules untuk Peran Komunikasi Nuklir

Bila Indonesia masih menanti kedatangan pesawat angkut berat C-130J Super Hercules, maka lain halnya di Amerika Serikat, selain sudah dioperasikan sejak lama, peran pesawat turboprop ini bakakan bertambah, khususnya di tangan AL AS, tiga unit Super Hercules akan diubah menjadi pesawat yang menunjang komunikasi nuklir (nuclear communications role).

Baca juga: Bukan Cuma AS yang Punya “Doomsday Plane,” Inilah Ilyushin Il-80 Maxdome dari Rusia

Dikutip dari Janes.com (21/12/2020), Naval Air Systems Command (NAVAIR) memposting di situs web pengadaan pemerintah beta.sam.gov, disebutkan akan ada pemberian kontrak kepada Lockheed Martin untuk tiga unit Hercules dalam misi pengujian serta analisis misi Take Charge And Move Out (TACAMO) survivable nuclear communications role, dimana permohonan untuk fatigue test telah dikeluarkan pada 18 Desember lalu.

Pihak NAVAIR menyebut, dari hasil Analysis of Alternatives (AOA) menunjukkan bahwa C-130J-30 bermesin empat yang dikonfigurasi secara optimal dapat melakukan misi TACAMO. Karakteristik C-130 Hercules juga dianggap dapat memaksimalkan penyebaran operasional aset ke lingkungan yang keras.

Lantaran masih berstatus rahasia, tidak diungkapkan nomer pesawat C-130J yang akan diubah untuk misi TACAMO.

AL AS saat ini melakukan misi long-endurance command, control, and communication (C3) TACAMO dengan armada 16 unit Boeing E-6B Mercury, dimana Mercury mengambil alih peran dari EC-130Q Hercules pada akhir 1980-an. Meskipun didasarkan pada fuselage Boeing 707 yang berusia tua, namun E-6B adalah masih menjadi andalan Pentagon untuk saat ini.

NAVAIR tidak menyatakan apakah C-130J-30 yang dimaksudkan akan menggantikan E-6B, tingkat operasional E-6B yang masih tinggi dan jadwal out-of-service di tahun 2038, menyiratkan bila kedua tipe pesawat akan melakukan misi TACAMO secara tandem. Kedua pesawat nantinya akan secara terpadu menyampaikan instruksi kepada armada kapal selam bertenaga nuklir yang berpatroli di seluruh dunia, dimana setiap kapal selama dipersenjatai dengan 24 rudal balistik Trident (SLBM).

Boeing E-6B Mercury

Dari karakteristik C-130 Hercules yang dapat lepas landas dan mendarat di runway ‘terbatas,’ maka ada kemungkinan C-130J nantinya akan ditugaskan untuk terbang dari lokasi yang sulit seperti yang disebutkan dalam permintaan tersebut.

C-130J-30 yang akan disulap untuk nuclear communications role adalah varian stretched version dengan panjang fuselage ekstra 4,6 meter (long body). Pesawat ini dapat membawa payload sampai 20.000 kg. Untuk angkut pasukan lintas udara, bisa membawa 92 prajurit penerjun, sementara untuk menggeser pasukan reguler, bisa dimuati sampai 128 prajurit. Ruang kargo C-130J-30 dapat diisi dengan 8 palet kargo militer.

C-130J-30 (long body)

Baca juga: C-130 Senior Scout – Sulap Hercules Jadi Pesawat Intai dan Pengumpul Data Intelijen

C-130J-30 mengusung tipe mesin 4x turboprop Rolls-Royce AE 2100D3, dimana tiap mesin menghasilkan tenaga 4.637 shp (3.458 kW). Keunggulan lainnya, C-130J hanya membutuhkan dua kru di kokpit (plus 1 loadmaster di ruang kargo). Fungsi kru lain, seperti operator radio digantikan oleh komputer. (Gilang Perdana)

4 Comments