Analisa Foto Satelit, Korea Utara Diduga Kembangkan AWACS dari Pesawat Il-76
|Selain Iran, musuh bebuyutan Negeri Paman Sam yang rajin membuat kejutan perihal alutsista ‘unik’ adalah Korea Utara. Meski belum dapat dipastikan, foto satelit dari PlanetLabs yang diambil pada 30 November 2023, memperlihatkan sebuah pesawat angkut berat Ilyushin Il-76 di Bandara Pyongyang telah tampil tidak biasa. Dari analisa foto, sepintas terlihat rotodome pada bagian atas Il-76.
Baca juga: Beriev A-50 – Pesawat AEW&C Pertama yang Jadi Korban Dalam Perang Ukraina
Adanya rotodome pada bagian atas fuselage Il-76 menyiratkan bahwa Korea Utara kini telah mengoperasikan pesawat intai dengan kemampuan AWACS (Airborne Warning and Control System). Dikutip defence-blog.com (16/12/2023), Decker Eveleth dari James Martin Center for Nonproliferation Studies, berpendapat bahwa foto satelit di atas menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin mengubah pesawat Il-76 dengan kemampuan AWACS.
Pengamatan tersebut mengarah pada modifikasi pesawat angkut Il-76 Korea Utara di Bandara Internasional Pyongyang, yang menunjukkan kemungkinan konversi menjadi pesawat sistem peringatan dini dan kendali udara (AWACS) atau pesawat peringatan dini udara (AEW).
Analysis of satellite imagery by @CNS reveals that a Il-76 aircraft at Pyongyang International Airport is being modified into a possible AWACS or AEW aircraft. pic.twitter.com/u8uMt3xs2J
— Decker Eveleth (@dex_eve) December 14, 2023
Eveleth menyoroti bahwa pesawat Il-76 lazim digunakan oleh Rusia sebagai platform utama untuk fungsi AWACS dan AEW. Rusia juga menggunakan platform ini untuk telemetri selama uji coba rudal, yang menggarisbawahi kegunaannya dalam berbagai aspek.
Terlepas dari pengamatan tersebut, saat ini tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa Rusia telah mentransfer teknologi canggih AWACS ke Korea Utara. Perkembangan seperti ini, jika memang benar, maka menandakan lompatan signifikan dalam kemampuan radar Korea Utara. Eveleth mencatat bahwa bagi Korea Utara, mencoba teknologi AWACS akan menjadi upaya besar, mengingat kondisi teknologi radar Korea Utara yang ketinggalan zaman.
Apa yang membuat situasi ini sangat penting adalah bahwa Korea Utara tampaknya mendedikasikan salah satu dari sedikit pesawat Il-76 yang dimilikinya untuk potensi transformasi ini. Il-76 memegang peran penting dalam armada transportasi Korea Utara yang terbatas.
Salah satu platform Il-76 yang sukses dibangun sebagai pesawat AWACS adalah Beriev A-50, yang mengandalkan radar putar (rotating radome). Dengan membawa piringan radar berukuran besar, Beriev A-50 membawa radar Vega-M dapat memindai sasaran di udara sejauh 650 km dan 300 km untuk sasaran di permukaan.
EL/W-2090 Phalcon – Sistem Radar AEW&C Andalan India, Ternyata Pernah Nyaris Dimiliki Cina
Radar Vega-M dengan diamater antena 9 meter dapat mendukung pergerakan (panduan) 10 unit jet tempur dalam misi serangan udara ke udara atau udara ke permukaan. Sementara dalam moda intai, radar Vega-M mampu melacak 150 sasaran di udara secara simultan pada jarak 230 km. Sedangkan pelacakan kapal perang di permukaan dapat dilakukan dari 400 km. (Bayu Pamungkas)
Itu bukanlah hal baru mengingat AWACS Rusia yaitu Beriev A-50 dan A-100 juga dari jenis pesawat yg sama Il-76. Tapi perkembangan ini cukup mengejutkan ditengah keterbatasan AU Korut dalam mengembangkan pesawat AWACS. Masih jadi pertanyaan mereka menggunakan radar apa.
Apakah mereka menggunakan radar hasil beli bekas dari Rusia ataukah mereka hanya menggunakan radar darat yg dimodifikasi?? Sangat menarik untuk dianalisis.
Mungkin Indonesia bisa meniru langkah Korut dengan memasang radar Giraffe pada CN-235 atau CN-295.
Percuma punya AWACS canggih kalau pesawat penyergapnya mengandalkan MiG-15/17/19/21 , mentok MiG-29.