Hari ini, 48 Tahun Lalu, Pembom Strategis “Sayap Ayun” B-1 Lancer Terbang Perdana
|Hari ini, 48 tahun lalu yang bertepatan dengan 23 Desember 1974, menjadi momen besar dalam jagad pembom strategis dunia. Yakni dikenal sebagai tanggal penerbangan perdana pembom sayap ayun B-1 Lancer. Meski telah dicanangkan untuk pensiun, faktanya seri B-1B adalah salah satu dari tiga pembom strategis yang bertugas di armada Angkatan Udara AS saat ini, bersama dengan B-2 Spirit dan B-52 Stratofortress.
Baca juga: Akibat ‘Kerja’ Terlalu Berat, Sejumlah Masalah Menimpa Pembom B-1B Lancer
Program B-1 pertama kali dirancang pada dekade 60-an sebagai platform yang akan menggabungkan kecepatan Mach 2 dari B-58 Hustler dengan jangkauan dan muatan setara B-52.
Dari sejarahnya, setelah serangkaian studi panjang, Rockwell International memenangkan kontes desain untuk apa yang muncul sebagai B-1A. Versi ini memiliki kecepatan tertinggi Mach 2,2 pada ketinggian tinggi dan kemampuan terbang jarak jauh pada Mach 0,85 pada ketinggian sangat rendah.
Tinjauan mockup B-1A dirilis pada akhir Oktober 1971. Prototipe B-1A pertama (seri 74–0158) kemudian terbang perdana pada 23 Desember 1974. Seiring dengan berlanjutnya program, biaya per unit terus meningkat sebagian karena inflasi yang tinggi selama periode tersebut. Pada tahun 1970, perkiraan biaya per unit adalah US$40 juta, dan pada tahun 1975, angka tersebut naik menjadi US$70 juta.
Desain dan spesifikasi B-1A kemudian berubah, mengurangi kecepatan tertinggi menjadi Mach 1,25 di ketinggian, meningkatkan kecepatan ketinggian rendah menjadi Mach 0,96, meningkatkan komponen elektronik secara ekstensif, dan meningkatkan badan pesawat untuk membawa lebih banyak bahan bakar dan senjata.
Varian terkini, dijuluki B-1B, yang pengiriman unitnya dimulai pada tahun 1986. Namun, B-1B secara resmi memasuki layanan dengan Strategic Air Command (SAC) sebagai pembom nuklir pada tahun yang sama. Pada tahun 1988, 100 unit pesawat telah dikirimkan.
Dengan dibubarkannya SAC, maka penugasan B-1B kembali ke Air Combat Command pada tahun 1992, dan B-1B diubah menjadi peran pengeboman konvensional. Ini pertama kali bertugas dalam pertempuran selama Operasi Desert Fox pada tahun 1998 dan selama aksi NATO di Kosovo pada tahun berikutnya. B-1B telah mendukung pasukan militer AS dan NATO di Afghanistan dan Irak. Pada tahun 2021 Angkatan Udara AS tinggal memiliki 45 unit B-1B.
Northrop Grumman B-21 Raider akan mulai menggantikan B-1B setelah tahun 2025 dan semua B-1 direncanakan akan pensiun pada tahun 2036.
Tahapan untuk memensiunkan B-1B Lancer telah dimulai, seiring dengan tahap lain untuk mempersiapkan kedatangan pembom generasi selanjutnya, B-21 Raider. Bagian dari program awal pensiun ditandai dengan gelombang pertama dari 17 unit B-1B Lancer yang akan dipensiunkan telah meninggalkan basisnya di Lanud Ellsworth, South Dakota pada 17 Februari 2021.
Dari aspek sejarah lainnya, B-1B Lancer menjadi satu-satunya pembom strategis Amerika Serikat yang pernah mendarat di Indonesia. Diwartakan satu unit B-1B Lancer asal ANG (Air National Guard)/127th melakukan penerbangan dari Kansas menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: AU AS Memulai Program Pemensiunan Pembom Strategis B-1B Lancer
Kedatangan B-1B Lancer tersebut menjadi berita besar kala itu, lantaran untuk pertama kalinya B-1B Lancer ditampilkan dalam sesi pameran dirgantara di kawasan Asia. Persisnya pada 22 sampai 30 Juni 1996, B-1B Lancer bersama dukungan pesawat tanker KC-135R Stratotanker ikut meramaikan pameran besar Indonesia AirShow 1996. (Gilang Perdana)
@Dimas kanjeng
B-1 itu banyak yang rusak,penggunaannya ngga wajar , palingan kalau indonesia beli kalaupun bisa, mungkin hanya akan membebani anggaran lebih jauh, dan terlebih masa pakainya mungkin akan singkat, dan, indonesia hanya punya konflik di natuna kalau cina, selain hal itu tidak, kenyataannya saja, indonesia condongnya cenderung ke cina, rudal dari cina, radar, cina, mlrs cina, ifv cina, dsb, meskipun ngga sebanyak variasi eropa, tapi yang dari cina ngga bisa disebut sedikit
Kalau diPensiunkan USAF, Kira-kira Indonesia bisa Beli Gak ya ? Bilang aja ke Paman Biden, Pesawatnya Buat MemBom Beijing…