EL/W-2090 Phalcon – Sistem Radar AEW&C Andalan India, Ternyata Pernah Nyaris Dimiliki Cina

Menghadapi dua lawan sekaligus adalah tantangan berat bagi militer India, pasalnya Negeri Anak Benua ini punya potensi untuk berperang langsung di perbatasan dengan Cina dan Pakistan. Menghadapi kenyataan itu, tak ada kata lain bagi India untuk terus waspada dan siaga di level tertinggi. Dan ketika bicara tentang kewaspadaan, maka sangat dimaklumi bila India mengoperasikan beberapa armada pesawat dan helikopter intai dengan kemampuan AEW&C (Airborne Early Warning & Control).

Baca juga: DRDO Netra AEW&C Tidak Terkait Teknologi Radar AESA dari Saab

Penguasaan teknologi AEW&C bagi India dapat disamakan prioritasnya dengan keharusan mereka dalam menguasai teknologi jet tempur. Di bangun dari platform business jet ERJ 145 buatan Embraer, India lewat DRDO (Defence Research and Development Organisation) telah merilis pesawat intai Netra AEW&C.

Pesawat ini memang menarik perhatian dari aspek desain, terutama menggunakan jenis radar tegak, serupa yang diterapkan pada Saab Erieye (GlobaEye) dan Boeing E-7A Wedgetail. Jenis radar pada DRDO Netra AEW&C juga menganut teknologi AESA (Active Electronically Scanned Array), dilengkapi kemampuan ESM (Electronic Support Measures) dan CSM (Communications Support Measures).

Namun Netra bukan arsenal AEW&C utama, India hampir satu dekade ini mengandalkan tiga unit Phalcon AWACS. Yang unik, sejatinya Phalcon AEW&C untuk India dipasang pada platform pesawat angkut berat besutan Rusia, Ilyushin Il-76. Sementara Phalcon AEW&C sebagai sistem radar, adalah buatan Israel – Israel Aerospace Industries (IAI).

Dikutip dari airforce-technology.com, disebut India pada tahun 2004 menandatangani kontrak senilai US$1,1 miliar untuk pengadaan tiga unit Phalcon AEW&C. Sementara kontrak untuk akuisisi pesawat dilakukan secara terpisah. Dan baru pada Mei 2009, AU India resmi menerima unit perdana Phalcon AEW&C yang terpasang di Il-76.

Dan setelah satu dekade berlalu, ada kabar terbaru menyatakan bila India tengah melakukan finalisasi untuk pengadaan dua unit Phalcon AEW&C ke Israel dengan nilai US$1 milair. Phalcon AEWC adalah sistem radar intai/peringatan dini yang mengadopsi teknologi active electronically scanned array (AESA). Resminya solusi yang ditawarkan oleh IAI adalah EL/W-2090 Phalcon Airborne Early Warning and Control (AEW&C) radar system.

Beberapa fitur yang otomatis dibenamkan pada EL/W-2090 Phalcon mencakup tiga sensor utama, yakni phased array IFF, ESM/ELINT dan CSM/COMINT. Mampu mendeteksi beberpa sasaran sekaligus, radar canggih buatan Israel ini disebut-sebut dapat mendeteksi sasaran dari jarak 400 km dengan sistem jaringan komunikasi data yang terenskripsi.

Bagi India, pemilihan pesawat angkut berat Il-76 dilatarbelakangi kemampuan pesawat yang mumpuni dan varian Il-76 banyak digunakan AU India. Lantaran punya fungsi khusus, produksi dan pengembangan pesawat ini kemudian ditangani oleh Beriev, dan jadilah label Il-76 dengan radar EL/W-2090 Phalcon disebut sebagai Beriev A-50. Disokon mesin 4 × Soloviev D-30KP turbofan, pesawat intai raksasa ini dapat terbang sejauh 7.500 km, punya kecepatan maksimum 900 km per jam dan mampu terbang di ketinggian 12.000 meter.

Melihat bahwa EL/W-2090 Phalcon adalah barang bagus, Cina pada tahun 1994 sempat melakukan pendekatan pada Israel untuk bisa membeli radar ini. Dari awalnya ingin membeli empat unit, kemudian pesanan ingin ditambah menjadi delapan unit. Perjanjian antara Cina dan Israel pun ditandatangani pada Juli 1996. Sementara perjanjian dengan Rusia sebagai pemasok Il-76 dilakukan pada Maret 1997. Rencananya unit perdana Il-76 akan dikirim ke Israel untuk dimodifikasi pada Oktober 1999.

Dan seperti sudah bisa ditebak, niat Cina tersebut langsung disikapi keras oleh Washington. Pada Oktober 1999, pejabat AS resmi menekan Israel untuk menghentikan penjualan radar EL/W-2090 Phalcon. Dalih yang dikemukakan AS adalah proses akuisisi tersebut dikatakan dapat mengancam keseimbangan kekuatan militer di Selat Taiwan. Pada April 2000, Washington mengeluarkan ancaman bakal menahan bantuan militer ke Israel jika terus melanjutkan kesepakatan dengan Cina.

Baca juga: Nekad Masuki Ruang Udara Korsel, Pesawat AEW&C Beriev A-50 Rusia Diganjar Tembakan Peringatan

Dan pada 12 Juli 2000, Perdana Menteri Ehud Barak akhirnya mengumumkan bahwa Israel akan membatalkan kesepakatan penjualan radar tersebut. Atas pembatalan tersebut, Israel kemudian harus membayar kompensasi sebesar US$350 juta kepada Beijing. (Haryo Adjie)

9 Comments