Kapal Induk Helikopter Indonesia: Bila Ada Komitmen Pasti Bisa Diwujudkan
Gara-gara kabar melintasnya kapal induk USS Carl Vinson (CVN-70) di perairan Indonesia, beberapa netizen kembali menyuarakan, kapan Indonesia punya kapal induk? Untuk mempunyai kapal induk pesawat tempur, rasanya bagai pungguk merindukan bulan, terlebih memang tidak masuk dalam kajian pengadaan alutsista. Namun bila yang jadi rujukan adalah kapal induk helikopter, tentu ini sangat realistis, dan secara teknologi sudah memungkinkan dibangun oleh industri strategis Dalam Negeri.
Baca juga: USS Carl Vinson (CVN-70) – Kian Eksis di Perairan Indonesia
Bahkan di sekitaran tahun 2013, BUMN PT PAL sudah resmi memperlihatkan desain mockup serta spesifikasi helicopter carrier. Didorong kepercayaan diri setelah sukses membangun kapal bertonase besar, seperti LPD (Landing Platform Dock) dan kapal pengangkut barang (kargo) Star 50, mendorong galangan kapal plat merah ini untuk mencetuskan gagasan model kapal induk helikopter. Berbeda dengan basis LPD yang juga bisa menampung helikopter lebih dari dua unit, dengan adopsi kapal kargo maka kapal induk helikopter disiapkan dengan deck untuk hangar helikopter. Jika ditelaah, tinggal teknologi elevator pembawa helikopter yang belum dikuasai injiner dalam negeri.
Baca juga: Landing Platform Dock TNI AL – Peran dari Kapal Markas Hingga Rumah Sakit
Debut kapal induk helikopter merupakan suatu kebutuhan strategis, kehadirannya tak sekedar membuat efek deteren di kawasan, lebih dari itu peran kapal induk helikopter penting untuk mendukung operasi kemanusiaan bila suatu waktu diperlukan. Sebagai ilustrasi saat terjadi musibah Tsunami di Aceh, negara-negara asing banyak yang menggelar fungsi kapal induk helikopter di lepas pantai Aceh. Sementara deployment TNI AL untuk helikopter paling banter dengan menghadirkan LPD (Banjarmasin Class), yang punya helipad besar untuk menampung tiga helikopter ukuran sedang.
Dalam konteks dukungan pada operasi tempur, jelas helicopter carrier akan memenang peranan vital. Dengan kemampuan logistik, komunikasi dan hub transportasi, kapal induk bakal di daulat sebagai kapal markas. Sebagai kapal induk helikopter, dalam konsepnya PT PAL menyebut luas deck utama dapat didarati delapan unit helikopter ukuran sedang. Sementara masih ada delapan unit helikopter lainnya yang berada di dalam hanggar. Masih tentang daya angkut, konsep kapal induk yang disebut-sebut digarap dalam satu bulan ini dapat membawa 450 pasukan, 60 unit ranpur atau 200 kendaraan biasa. Sementara awak kapal induk disiapkan untuk 160 personel.
Baca juga: KRI Multatuli 561 – “Kapal Markas Yang Misterius”
Bila ada niatan dari pemerintah untuk mewujudkan kapal induk ini , jelas bukan hal yang impossible, pasalnya PT PAL sudah memiliki fasilitas dok apung yang masing-masing berkapasitas 50.000 ton. Dari sisi rancang bangun, PT PAL tidak bergerak dari nol, kapal induk helikopter PT PAL dibangun dari platform lambung kapal kargo Star 50 yang manganut Double Skin Bulk Carrier. Dengan penguasaan teknologi lambung kapal, maka bisa dibilang separuh pekerjaan sudah bisa dilalui. Star 50 sendiri sudah berhasil dipasarkan PT PAL ke manca negara, kapal berbobot mati 50 ribu ton ini sudah dibeli Hong Kong (4 unit), Jerman (2 unit), Turki (2 unit), dan Singapura (1 unit). Dan, yang paling membanggakan, dunia internasional mengakui kapal buatan PT PAL ini sebagai salah satu kapal terbaik di dunia.
Baca juga: KRI Teluk Banten 516 – Landing Ship Tank dengan Kemampuan Sebagai Kapal Markas
Justru yang menjadi tantangan terberat bukan soal pembangunan konstruksi, integrasi sistem pada kapal diyakini menjadi tantangan utama untuk memproduksi kapal ini, contoh seperti teknologi navigasi, aneka sensor dan belum lagi sistem persenjataan yang akan terkait dengan manufaktur lain. Ironisnya konsep kapal induk helikopter ini tak ada kabar kelanjutannya, pihak TNI pun tak menjadikan pembangunan kapal induk ini sebagai prioritas. Kapal induk helikopter biasa juga disebut sebagai LPH (Landing Platform Helikopter). (Sam)
Spesifikasi Helicopter Carrier PT PAL
– Length overall: 190 meter
– Length in waterline: 183,54 meter
– Breadth: 30,5 meter
– Depth Maximum: 24 meter
– Draught (full Load): 7 meter
– Displacement (full load): 35.000 tonnes
– Cruising Speed: 15,5 knots
– Range: 31.484 km pada kecepatan 15.5 knots
Kalau sudah biking may diisi APA? Soalnya helicopter kits masih sedikit
Jgn sampai nasibnya sma sprti kapal induk thailand
Berterima kasihlah kpd krisis moneter d taun 90an… itu kapal skrng jd bahan lawakan d mana2
“There are several aircraft carriers in service with Asian militaries, as China, India, Japan, and South Korea have carriers of different sizes. Not wanting to be left out, Singapore is on its way to constructing a carrier, too.
All this competition has only made Thailand’s once-proud carrier look like a bizarre microcosm of the country’s dysfunction, rather than the symbol of growing national prestige that it was intended to be”
betul juga sihh . heli tni al juga sedikit . saya lebih menginginkan LPD di tambah panjangnya aja . jadi kapasitasnya nambah . sperti permintaannya malaysia yg tertarik membeli LPD buatan PT.PAL yg ingin panjang kapal di tambah .
tohh heli AKS nya hanya 1 skadron . jd semua LPD milik tni AL terisi heli AKS.
Petronas
Harusnya indonesia sudah bisa membangun sekelas seperti mistral class Punya angkatan laut Prancis
Kalau untuk defensif seperti sekarang ini jelas tidak perlu ,kita banyak pulau dan banyak Airport dimana-mana. Kecuali kita sudah menganut blue water navy seperti ARMADA AS yang perlu keluyuran kemana-mana.
Memang kita belum butuh kapal induk.
Yang kita butuhkan itu hanya LHD saja.
Dengan LHD lebih cepat penanganan bencana alam sebab lebih banyak helikopter yang bisa digunakan sekali jalan.
Kalaupun AL belum punya banyak helikopter, bisa pinjam punya AU, AD, KKP, BASARNAS, POLRI, Kemenhub, Pertamina, dsb pokoknya yang punya helikopter wajib mau dimobilisasi untuk penanganan bencana.
ada LHA inggris yang dijual …kabarnya murah…kenapa ngga dibeli sebagai acuan dasar lainnya selain..Star 50…..,
Ngeteng dulu beli helikopternya. Ntar dah lengkap baru beli kapalnya.. Lah LPH terlalu feminim kalo cuma diisi Bell-412 & Panther.. Beli seahawk & Cobra ngeteng nyicilnya lama..
Dulu katanya sudah dilirik UEA. Tapi dia maunya yg 240 m. Tidak tahu bagaimana kelanjutannya, apakah jadi dibeli atau tidak. UEA juga tertarik Tank Boat PT Lundin.
Kalau desainnya seperti itu, nggak perlu elevator untuk angkat helinya ke dek atas.
Sesudah heli dikeluarkan dari hangar di bawah dek atas, maka dia akan muncul di dek bawah (paling ujung belakang) dari situ suruh pilotnya untuk menerbangkan heli dan mendaratkannya ke dek atas. Dari situ tinggal didorong oleh kendaraan pendorong pesawat (saya lupa namanya) ke tempat yang disediakan entah ujung depan atau tengah dsb sesuai urutannya.
Walau ukurannya lebih kecil dari Mistral, displacement kapal ini lebih berat daripada Mistral class yang hanya 29 ribu ton.
Tapi admin dimohon berhati-hati sebab nanti ada pengunjung yang bilang kalo admin ketularan virus tukang ngitung yang suka ngayal.
Xixixi
Kalo tanpa elevator, akan mengakibatkan pemborosan dalam tata kelola penempatan heli atau aircraft jenis lain kedepannya.
Dalam perancangan desain tentu tidak boleh lebih buruk daripada desain generasi sebelumnya, kalo tidak, . . produknya tidak laku.
@rini
Peran elevator digantikan oleh crane berkapasitas angkut besar yang berada diujung belakang sebelah kanan
coba tambah heli amfibi dlu aja.. sebelum LHD,,
baik heli angkut, AWS atau heli serang Amfibi,,
sampai saat ini TNI AU aja masih kekurangan utk heli angkut,, apalagi utk TNI AL..
rancangan dana pagu utk anggaran 2018 yg sdh di keluarkan menkeu masih kecil..
jadi tidak terlalu banyak berharap alutsista yg wah,, msh sebatas pelengkap..
modelnya kok kaya kapal niaga, yg sangar dikit dong…..ya paling tidak seperti mistral class, biar sangar kalo dilihat sama negara lain kalo ada latihan bersama…..selain kualitas penampilan juga penting, kaya aku hehehe heee…
om admin bhs juga dong HMS Ocean dan prospeknya di indonesia!!! kan mau dijual!!! murah dan dapat di reverse engineering utk modal buat kapal induk helikoptr dlm negeri!!! utk heli kan ada Apache seri maritim dan AKS panther!!! buat show force di natuna!!!
Oke disiapkan 🙂
dengan harga penawaran cuman $75 jt, kayaknya HMS Ocean cocok sebagai stepping stone untuk penguasaan teknologi dan kemampuan mengoperasikanLHD, klo dah expert bolehlah bikin LHD yg bener2 baru, apalagi klo bisa dibikin di dalam negri.
Desain LHD ini kurang optimal. Landasan nya ga sampai ujung anjungan, sehingga pemanfaatan space masih butuh direvisi.
Desain LHD ini atas dasar desain Star 50.
Kalau mau yang optimal, minta bantuan DCNS supaya dari desain Star 50 bisa dikembangkan TOT mistral.
Menara anjungan di sebelah kanan pada mistral cukup tinggi, maka butuh penyeimbang di sisi yang sebelah kiri, supaya jika berbelok tidak njomplang (bahasa Indonesianya yang pas apa ya njomplang ini, maksudnya kehilangan keseimbangan) .
Kalau menara anjungan di desain yang ini tidak tinggi jadi masih bisa seimbang.
Tampaknya desain ini bukan orisinil karya pt.pal tapi mengacu desain kapal lhd rancangan biro desain blohm+voss yang sampai sekarang belum berhasil mendapatkan pembeli.
Bisa mendesai kapal kargo Star 50, tidak ujug-ujug berati kita bisa mendesain kapal jenis lain…apalagi kapal Lhd yang memiliki tata ruang dan peruntukan yang jauh berbeda.
Kalo benar desain diatas murni rancangan pt.pal, tampaknya kita tidak perlu lagi minta TOT kapal LPD dari korsel yang lebih sederhanan dibanding desain lhd
Desain blohm und voss dari Jerman juga bagus.
Kalo teknologi elevatornya kayanya tempat ane bisa bikin deh gan. Silakan cek di http://www.nihonpandudayatama.com atau http://www.nihonpandudayatama.co.id
Kapasitasnya berapa ton pak heru dan apakah ada versi yang marinized?