Setelah 55 Tahun, AU Korea Selatan Pensiunkan Jet Tempur F-4E Phantom plus Rudal Jelajah AGM-142 Popeye
Setelah memperkuat Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) selama 55 tahun, pada 18 April 2024, jet tempur F-4E Phantom yang mulai digunakan pada tahun 1969, menyelesaikan latihan penembakan terakhirnya, menandai berakhirnya era aset tempur yang dulunya penting bagi pertahanan udara Korea Selatan, khususnya untuk menghadapi Korea Utara.
Momen penembakan oleh F-4E dilakukan dengan peluncuran rudal jelajah udara ke permukaan AGM-142 Popeye, yang juga akan dipensiunkan penggunaannya. Dalam momen penembakan terakhir, F-4E Phantom juga disebut melepaskan bom udara konnvensional MK-82.
Seperti dikutip NK News, pengumuman purna tugasnya F-4E Phantom sekaligus menjadi dimulainya Latihan Chungmu, yakni latihan kesiapan militer dan sipil dalam skenario bila terjadi perang dengan Korea Utara. Saat ini ada 19 unit F-4E Phantom di arsenal RoKAF, dan secara resmi akan dipensiunkan bersama rudal AGM-142 Popeye, lewat upacara resmi pada 7 Juni 2024.
Sejak bergabung di Angkatan Udara Korea Selatan pada tahun 1969, dengan segera Phantom mendapatkan reputasi sebagai “pembom tempur segala cuaca dan serba guna,” yang berfungsi sebagai pesawat tempur andalan Negeri Ginseng, hingga KF-16 Fighting Falcon beroperasi secara penuh pada tahun 1994.
Terkait eksistensi F-4E Phantom adalah rudal udara-ke-darat berpemandu presisi AGM-142 Popeye. Rudal rancangan dan produksi Rafael Advanced Defense Systems (Israel) ini, pertama kali digunakan RoKAF pada tahun 2002. Bagi Korea Selatan, AGM-142 adalah senjata yang mempunyai efek deteren, lantaran pernah menjadi satu-satunya senjata strategis jarak jauh yang mampu melakukan serangan presisi terhadap sasaran di Pyongyang (Korea Utara), hingga kemudian RoKAF mengoperasikan AGM-84H SLAM-ER pada tahun 2007 dan rudal jelajah Taurus buatan Jerman.
Shin Seung-ki, analis senior di Korea Institute for Defense Analyses (KIDA) mengatakan, bahwa kemampuan multiguna jet Phantom digunakan untuk menyerang sistem komando utama Korea Utara dan menekan ancaman udara.
Sekilas tentang AGM-142 Popeye, rudal jelajah ini ditenagai single-stage Solid-fuel rocket dan mampu melesat sejauh 78 km. Rudal ini mengadopsi pemandu Inertial plus infrared atau TV. Popeye tergolong rudal jelajah berukuran tambun, berat total mencapai 1.360 kg, punya panjang 4,82 meter, diameter 533 mm dan lebar bentang sayap 198 cm. Rudal ini dibekali dua pilihan hulu ledak – blast fragmentation (340 kg) dan I-800 penetrating (360 kg).
KEPD 350K-2 Taurus – Rudal Jelajah Jarak Menengah untuk FA-50 Fighting Eagle, Siap dalam Tiga Tahun
“FA-50 Fighting Eagle, KF-16, dan F-15K Slam Eagle kini telah melakukan misi tempur dan pengeboman yang serupa dengan yang bisa dilakukan F-4E dan ketiganya diharapkan dapat mengisi kekosongan sebelum pesawat tempur KF-21 Boramae yang akan beroperasi penuh pada tahun 2026,” jelas Shin. Ia memperkirakan, peran rudal AGM-142 akan digantikan oleh kombinasi rudal Taurus dan SLAM-ER.
Mengenai potensi kesenjangan dalam kemampuan pertahanan udara Korea Selatan dengan pensiunnya rudal F-4E dan AGM-142, Shin mencatat bahwa strategi udara dan persenjataan Korea Utara sudah “ketinggalan jaman” dibandingkan dengan Korea Selatan.
F-4E Phantom terakhir kali terlihat melakukan “elephant walk” pada bulan Maret 2024, yang menampilkan lebih dari 30 pesawat tempur Korea Selatan dalam berbagai jenis yang meluncur dalam formasi di sepanjang lapangan terbang untuk menunjukkan kesiapan tempur. (Bayu Pamngkas)
Indonesia juga bangga mempunyai banyak alutsista yang mumpuni,indonesia sebagai negara maritim selalu menambah armada lautnya,bravo untuk militer penjaga kedaulatan ri
DI NUSANTARA TERCINTA……….55 thn, mimpi aja!! WES TUWEK…..ORA STEALTHY, JAMANNE STEALTHY ning SQUADRON mung PAPAN NAMA , PILOTTE maenan LAYANGAN !!!!
SCHEIßE !!!!!!!!
INI GREEK AIR FORCE…….LOW LEVEL VALLEY FLIGHT…..
https://youtu.be/W0fOIXBI9K8?si=x7GLBYAUio3QcHJF