Dipesan 82 Unit oleh Militer Jerman, Airbus Helicopters Raih Kontrak Pembelian Terbesar untuk H145M
|Sebagai salah satu negara yang menjadi basis produksi Airbus Helicopters, Jerman telah memberi dukungan yang salah satunya diwujudkan dalam bentuk komitmen pesanan. Bukan pesanan ‘kaleng-kaleng,’ Airbus Helicopters telah mengumumkan pesanan terbesar sepanjang sejarah untuk helikopter serang multirole H145M, yang dikenal juga sebagai penerus helikopter legendaris BO-105.
Baca juga: Diangkut Airbus A400M, Jerman Kirim Dua Helikopter H145M ke Kabul
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com (14/12/2023), Airbus Helicopters dari markasnya di Donauwörth, Jerman, mengumumkan telah mendapatkan kontrak dari Bundeswehr (angkatan bersenjata Jerman) untuk pengadaan hingga 82 unit helikopter multirole H145M (62 pesanan pasti ditambah 20 opsi).
Delapan puluh dua unit adalah pesanan terbesar yang pernah dilakukan untuk H145M dan juga yang terbesar untuk sistem manajemen senjata HForce. Kontrak tersebut juga mencakup dukungan dan layanan selama tujuh tahun dan memastikan integrasi layanan secara optimal. Angkatan Darat Jerman akan menerima 57 unit helikopter, sedangkan pasukan khusus Luftwaffe akan menerima 5 unit helikopter.
“Kami akan memastikan bahwa Bundeswehr menerima helikopter sesuai dengan jadwal pengiriman yang sangat ambisius yang mencakup pengiriman pertama pada tahun 2024 kurang dari setahun setelah penandatanganan kontrak,” kata Bruno Even, CEO Airbus Helicopters
H145M adalah helikopter militer multirole yang menyediakan berbagai kemampuan misi. Dalam beberapa menit, helikopter dapat dikonfigurasi ulang dari peran serangan ringan dengan balistik aksial dan senjata berpemandu serta sistem perlindungan diri yang canggih menjadi versi operasi khusus dengan peralatan rappelling.
Paket misi komprehensif mencakup kemampuan mengangkat dan kargo eksternal. Selain itu, H145M Jerman yang baru mencakup opsi untuk kemampuan misi masa depan termasuk kemampuan untuk beroperasi dengan integrasi Manned-Unmanned Teaming serta peningkatan tautan data dan sistem komunikasi.
Versi dasar H145M yang dipesan akan dilengkapi dengan ketentuan tetap, termasuk sistem manajemen senjata HForce yang dikembangkan oleh Airbus Helicopters. Hal ini memungkinkan Bundeswehr untuk melatih pilotnya pada jenis helikopter yang sama yang digunakan untuk operasi dan pertempuran.
Bundeswehr saat ini sudah mengoperasikan 16 unit H145M LUH SOF (untuk pasukan khusus) dan 8 unit H145 LUH SAR. Angkatan Darat AS (US Army) juga mengoperasikan 500 unit dari keluarga H145 dengan nama UH-72 Lakota. Operator H145M saat ini adalah Hongaria, Serbia, Thailand dan Luksemburg; Siprus telah memesan enam pesawat.
Ditenagai dua mesin Turbomeca Arriel 2E, H145M dilengkapi dengan full authority digital engine control (FADEC). Setiap mesin mampu menghasilkan tenaga 575 Kw. Kecepatan jelajah H145M mencapai 240 km per jam, serta kecepatan maksimum 250 km per jam.
Airbus Helicopters H145M: Performa Unggul Helikopter Ringan Multirole Twin Engine
Dengan kapasitas bahan bakar penuh, heli dapat menjelajah sampai 662 km. Dengan kekuatam mesin yang maksimal, H145M sanggup melakukan hovering di ketinggian 2.700 meter. Berat maksimum H145M saat tinggal landas mencapai 3.700 kg, sedangkan kapasitas payload 1.769 kg. Khusus untuk kapasitas sling, maksimum bisa mengangkat beban 1.500 kg.
H145M bisa menampung 11 personil termasuk awak dan pasukan. Ruang kabin yang besar menampung hingga sepuluh pasukan dalam posisi duduk berhadapan. Gerakan keluar masuk bagi pasukan bisa lebih cepat, lantaran tersedia akses dari dua pintu geser dan clamshell doors di belakang. (Bayu Pamungkas)
Ini helikopter serbaguna.
Jika dilengkapi dengan HForce weapon system bisa untuk dijadikan helikopter serang ringan untuk mengawal gerakan kapal ke pantai. Jadi kelihatannya ini yang dibutuhkan ALRI.
AURI pun juga kepingin ini untuk dijadikan helikopter latih sekaligus utility dan serang ringan.
Sebagai pengganti NBO-105 pun kelihatan cocok untuk Polairud dan BNPB untuk pemadaman kebakaran hutan. Untuk kontrol hutan dari para perambah dan patroli perbatasan pun bagus juga. Jadi pasti dibutuhkan oleh Kemenhut dan BNPN. Harga yang cukup murah bisa dijadikan helikopter milik Pemprov agar para gubernur bisa cepat meninjau daerahnya. Bakamla dan Basarnas juga bisa menggunakannya.
Beli aja yang banyak langsung order 100 – 120 unit supaya bisa dapat lisensi dari Airbus untuk bikin helikopter ini.