Kapal Perusak USS Howard (DDG-83) Alami ‘Soft Grounding’ di Bali, Komandan Kapal Dicopot

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, kapal perusak berpeluru kendali USS Howard (DDG-83) – Arleigh Burke class pada 10 Agustus lalu mengalami insiden saat sedang berlauar mendekati Pulau Dewata. USS Howard sedang menuju Bali untuk sandar di Pelabuhn Beno, namun kapal perusak yang berbasis di Yokohama tersebut mengalami insiden akibat ‘soft grounding’.

Baca juga: Mengenal Blue Ridge Class – Kapal Komando Amfibi Armada Keenam dan Ketujuh AL AS

Dikutip dari US Naval Institute – usni.org (22/8/2023), pada pagi hari tanggal 10 Agustus, USS Howard (DDG-83) mengalami soft grounding sesaat sebelum tiba di Bali. Setelah adanya indikasi kemungkinan kandas, para pengamat segera mengambil tindakan untuk melindungi awak dan kapal perusak tersebut. Pihak AL AS menyebut bahwa USS Howard saat ini sudah kembali beroperasi, dan beroperasi normal dengan kekuatan dan tenaga (mesin) sendiri.

Tidak ada korban luka akibat kecelakaan tersebut dan insiden seputar kecelakaan itu saat ini sedang dalam penyelidikan. Buntut dari insiden soft grounding, Komandan USS Howard, Komodor Kenji Igawa dicopot dari komando oleh komandan Armada ke-7 Vice Admiral Karl Thomas, “Ia telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan untuk memimpin,” ujar juru bicara AL AS. Igawa adalah lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 2004, telah menjadi komandan USS Howard sejak Desember 2022, sebelumnya Ia menjabat sebagai pejabat eksekutif (perwira pelaksana) pada kapal perusak berbobot 9.500 ton itu.

Komodor Kenji Igawa

Dalam konteks pelayaran, istilah ‘soft grounding’ mengacu pada kondisi di mana kapal secara perlahan-lahan atau dengan kecepatan rendah menabrak dasar laut yang dangkal atau permukaan lunak seperti lumpur, pasir, atau tanah liat. Soft grounding berbeda dari hard grounding, di mana kapal menabrak dasar laut dengan keras dan mungkin mengalami kerusakan serius.

Soft grounding umumnya terjadi ketika kapal bergerak di area yang memiliki kedalaman yang lebih rendah dari kedalaman draft (bagian bawah kapal yang terendam di dalam air). Ini bisa terjadi karena perubahan pasang-surut, kesalahan navigasi, atau kondisi cuaca yang buruk.

Meskipun soft grounding tidak seberat grounding yang keras, tetap dapat memiliki konsekuensi serius. Kapal yang terperangkap dalam soft grounding mungkin kesulitan untuk kembali ke perairan dalam yang cukup dalam, dan ada potensi risiko penundaan, kerusakan ringan pada lambung, atau bahkan risiko bahwa kapal tersebut bisa terjebak dan memerlukan bantuan dari kapal derek atau tugboat untuk ditarik keluar dari perangkap tersebut.

Baca juga: Lockheed Martin Pasok Senjata Laser HELIOS di Kapal Perusak Arleigh Burke Class

Ketika kapal terkena soft grounding, tindakan segera perlu diambil untuk mengevaluasi kondisi kapal, mengukur kedalaman air di sekitar kapal, dan membuat rencana untuk melepaskan kapal dari grounding tersebut dengan risiko minimal. Dalam beberapa kasus, kapal mungkin perlu menunggu sampai pasang surut lebih tinggi untuk memudahkan proses pembebasan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa media nasional, awak USS Howard turut menghadiri upacara peringatan HUT RI ke-78 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, pada 17 Agustus lalu. (Gilang Perdana)

8 Comments