TY-90: Pernah Jadi Calon Pengganti Rudal Rapier Arhanud TNI AD
|Meski tak terpilih sebagai pengganti rudal Rapier, namun nama rudal TY-90 pernah menjadi alternatif yang dipertimbangkan untuk memperkuat arsenal SHORAD (Short Range Air Defence) Arhanud TNI AD. Walau terbiang rudal jarak pendek, namun uniknya TY-90 tidak dibangun dari platform MANPADS (Man Portable Air Defence Systems), lantaran rudal ini awalnya dirancang sebagai rudal udara ke udara, baru kemudian dilakukan pengembangan sebagai usungan rudal hanud darat ke udara, yang kemudian varian hanud tersebut diberi label LA ADS.
Baca juga: Lihat Detail AS901A 3D, Radar Intai Baterai Kanon Giant Bow 23mm
Dikutip dari arsip.gatra.com, rudal produksi China Aviation Industry Corporation ini pernah ditawarkan ke Indonesia dalam platform Giant Bow II (Shengong II). Sistem ini terdiri dari kanon Giant Bow dua laras kaliber 23 mm buatan Norinco yang komposit dengan rudal TY-90, plus radar AS901A 3D. Konsep komposit antara kanon dan rudal hanud sedikit banyak mirip dengan kanon ZU-23-2 yang komposit dengan dua peluncur rudal Grom, yang secara keseluruhan masuk dalam Kobra Air Defence System.
Masih dari sumber gatra.com, meski awalnya adalah rudal udara ke udara, dalam sesi pengujian yang dihadiri perwakilan TNI AD di Cina, disebut rudal TY-90 terbukti mampu menembak tepat pada sasaran. Tim Mabes TNI-AD juga menyarankan agar sistem Giant Bow II dijadikan alternatif pengganti Rapier. Sayang kemudian TY-90 tak dipilih lantaran salah satunya karena basisnya adalah rudal rudal udara ke udara. Maklum aslinya TY-90 memang digadang sebagai rudal udara ke udara jarak pendek, terkhusus untuk dipasangkan pada helikopter tempur dalam menghadapi kemungkinan dogfight.

Namun secara prinsip, seperti halnya paket hanud Giant Bow (I) yang telah diakuisisi 18 pucuk oleh TNI AD. TY-90 dalam Giant Bow II juga terintegrasi dengan unit Battery Command and Control Vehicle (BCV) dan unit radar intai 3D. Dalam paket perdananya yang diperkenalkan pada Zhuhai AirShow 2004, TY-90 alias LA ADS dipasangkan pada platform kendaraan Dongfeng EQ2050 Iron Armor High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle. Di platform tersebut, LA ADS dipasang dengan modul yang terdiri dari delapan peluncur.


Baca juga: Battery Command and Control Vehicle – Jantung Pengendali Tembakkan Kanon Giant Bow 23mm
Dari kemampuannya, TY-90 merupakan rudal yang beroperasi dengan sistem pemandu infra red, menjadikan pola peluncurannya bersifat fire and forget setelah ditemabakkan. Dengan tenaga dari solid-fuel rocket motor, TY-90 dapat melesat dengan kecepatan Mach 2. Sementara jarak tembaknya maksimum 6 km dan ketinggian luncur juga 6 km. Dengan panjang 1,9 meter dan diameter 90 mm, TY-90 punya bobot 20 kg, termasuk hulu ledaknya 3 kg. Hulu ledak TY-90 bisa dipicu dalam dua mode, baik impact maupun proximity. (Bayu Pamungkas)
Misil ini ada varian navalnya.. Hq 10 aka FL 3000N yg d pasang d corvet type 56 china.
Gak dipilih karna platform ty90 air to air missile, gimana kabarnya nasams yg kepilih jadi meads yg pakai aim9x, aim120?
Walaupun sama2 air to air missile, tetapi jarak tembak AMRAAM beda jauh dengan TY90.
untuk AMRAAM AIM 120C7 jarak tembak air to air minimal 120 km, kalau dibikin surface to air jadi sepertiganya yaitu 120/3 = 40 km.
Bandingkan dengan jarak tembak TY90 yang hanya 6 km.
kalo dimodifikasi pake boster bisa lebih jauh dong jarak tembaknya
Jarak tembaknya lebih pendek dari starstreak
Giant bow barang KW gk ada mutu yg bawa petaka
Ada rupa ada duwit, jangan minta gucci jika duwit di kantong hanya cukup untuk gorengan kaki lima.