Di Luar Nalar, Rusia Pasang Roket Anti Kapal Selam RBU-6000 di Ranpur MT-LB

Perang yang berkepanjangan telah memaksa Rusia untuk melakukan modifikasi yang tak terbayangkan pada arsenal ranpur berusia tua. Seperti yang terbaru modifikasi dilakukan pada ranpur APC roda rantai MT-LB dari era soviet. Setelah sebelumnya ‘dikawinkan’ dengan jenis senjata MLRS A-22 Ogon dan kanon lawas 2M3 25 mm twin, kini lebih nyeleneh lagi, MT-LB terlihat dipasangkan roket anti kapal selam RBU-6000.

Baca juga: Setelah Kanon Lawas 2M3 25mm Twin, Ranpur MT-LB Rusia Kini Dipasangi Naval MLRS A-22 Ogon

Postingan yang berbedar di media sosial telah memperlihatkan ranpur MT-LB dalam kondisi digendong truk trailer, yang mana pada bagian atas MT-LB terlihat dipasangkan peluncur roket anti kapal selam RBU-6000, yang notabene biasa terpasang pada kapal kombatan rancangan Soviet/Rusia, termasuk RBU-6000 menjadi senjata andalan pada korvet Parchim class TNI AL.

Bagaimana kinerja RBU-6000 dalam penggunaan di darat masih mengundang spekulasi, pasalnya penggunaan RBU-6000 di kapal perang umumnya diarahkan dengan Burya fire control system. Kuat dugaan bahwa bila digunakan di darat, RBU-6000 akan diarahkan atau dikendalikan secara manual.

Di darat, RBU-6000 pada dasarnya berfungsi sebagai mortir berukuran sangat besar yang mampu menembakkan salvo. Hal ini bukannya tidak berguna. Tentara Inggris dan Australia menggunakan roket hedgehog dalam peran darat selama Perang Dunia Kedua. Doktrin Rusia saat ini mengizinkan penggunaan RBU-6000 yang dipasang di kapal dalam peran pengeboman ke sasaran di pantai.

RBU (Reaktivno-Bombovaja Ustanovka )-6000 bukan hanya dipasang pada platform kapal perang permukaan. Di negara asalnya, RBU-6000 ternyata pernah juga pernah digunakan sebagai sistem senjata pertahanan pantai atau pangkalan.

Awak TNI AL sedang mempersiapkan RBU-6000

Dari aspek fire power, daya hancur RBU-6000 cukup besar, lantaran jenis peluncur ini memiliki 12 laras roket yang dapat melakukan tembakan secara single maupun salvo. Sistem peluncur pun hebatnya dapat melakukan sistem reload amunisi secara cepat dan otomatis.

Sejatinya, pengoperasian RBU-6000 sudah tergolong modern, yakni dengan sistem kendali otomatis dari pusat informasi tempur yang mengandalkan Burya fire control system agar akurasi serta arah elevasi multi larasnya dapat terjaga. Secara total, pola penembakkan RBU-6000 dapat di setting untuk satu kali tembakan, 2x, 4x 8x atau salvo 12x. Menyadari panasnya laras setelah dilakukan penembakkan, dilakukan pendinginan dengan air.

Bila amunisi sudah habis, sementara kapal selam yang diburu belum ‘keok’ juga, tak jadi masalah. RBU-6000 siap melakukan reload amunisi secara otomatis dengan teknologi 60UP loading system yang terletak dibawah dek peluncur.

Umumnya tiap-tiap peluncur dapat memuat magazine yang berisi 72 hingga 96 roket. Jumlah yang cukup besar untuk mengkandaskan atau paling tidak membuat kapal selam musuh rusak berat. Dengan penggunaan RBU-6000 di ranpur MT-LB, maka prosedur reload amunisi dilakukan secara manual.

Satu unit RBU-6000 memiliki berat 3.100 kg, lebar 2 meter, tinggi 2,25 meter, dan lebar 1,75 meter. Untuk menyesuaikan arah sasaran, tingkat elevasi dapat disesuaikan mulai dari -15 sampai 60 derajat. Untuk sudut putarnya mencapai 180 derajat.

RBU-6000 adalah sistem peluncurnya, untuk roketnya sendiri menggunakan jenis 90R. Roket ini cukup canggih, dimana aktivasi peledakan dapat disesuaikan berdasarkan kedalaman yang dibutuhkan. Bila sudah masuk ke bawah permukaan laut, fungsinya akan menjadi bom laut yang dapat mengganyang target hingga kedalamam 1.000 meter.

Baca juga: Almaz Project 23420 – Pertahankan RBU-6000, Inilah Desain Korvet Anti Kapal Selam AL Rusia

Tentang roket 90R mempunyai berat 112,5 kg dengan bobot hulu ledak 19,5 kg. Diamater roket ini 0,212 meter dan panjang 1,83 meter. Untuk jangkauan luncur mulai dari 600 meter sampai 4.300 meter. Namun uniknya, disebutkan efektif radius sebenarnya hanya 130 meter. (Gilang Perdana)

7 Comments