Almaz Project 23420 – Pertahankan RBU-6000, Inilah Desain Korvet Anti Kapal Selam AL Rusia
Bagi Angkatan Laut Rusia keberadaan korvet untuk misi Anti Kapal Selam (AKS) masih tetap dibutuhkan. Dengan bobot tonase kapal yang terbilang sedang, korvet dipercaya sebagai wahana yang efektif untuk menguber, mengidentifikasi dan menghancurkan kapal selam. Setelah di dekade 70-an merilis Grisha Class dan project 1331M yang kemudian diwujudkan Jerman Timur sebagai Parchim Class (aka – Kapitan Pattimura Class). Saat ini muncul desain baru korvet AKS yang bukan tak mungkin untuk diproduksi Rusia di masa depan.
Baca juga: Korvet Parchim Class TNI AL Kini Dilengkapi Kanon Vektor G12
Dikutip dari navyrecognition.com (17/5), desain korvet AKS ini diberi label sebagai project 23420 dan dirilis oleh Almaz Central Marine Design Bureau (bagian dari United Shipbuilding Corporation OCK). Dengan bobot kelas korvet, yaitu 1.300 ton dan panjang 75 meter, korvet AKS ini jauh dari kesan jadul khas era Perang Dingin, project 23420 menampilkan desain kapal modern yang futuristik dengan very sleek lines.
Pihak Almaz menyebut korvet ini utamanya dirancang untuk mengadapi peperangan bawah air, dan juga sanggup untuk meladeni peperangan atas permukaan dan dilengkapi persenjataan aspek pertahanan udara terbatas.
Yang unik dari korvet modern ini adalah tetap mempertahankan senjata lama, yaitu RBU-6000. Roket anti kapal selam ini tergolong tua, namun masih dianggap efektif. RBU-6000 saat ini terpasang sebagai senjata andalan di korvet Parchim TNI AL. Pada project 23420, RBU-6000 disematkan di depan anjungan dan di belakang meriam haluan. Selain keberadaan RBU-6000, untuk menggasak kapal selam juga ada 8 torpedo, bom laut RGB-60 depth bombs dan 2 x DP-64 grenade-launchers dengan 240 munisi.
Sementara persenjataan utama di korvet 23420 ada meriam 76 mm AK-176MA gun pada haluan, jenis ini dapat diganti dengan 30-mm AK-306 gun. Adopsi meriam berdampak pada kapasitas munisi, bila yang dipilih meriam 76 mm maka munisi yang dibawa 152 butir, sementara jika yang dipasang kanon 30 mm maka munisi yang dibawa mencapai 500 butir. Untuk misi pertahanan udara, disandarkan pada kanon 1 x 3M-47 Ghibka gun ring dan 20 rudal Igla(S) MANPADS. Sementara untuk menghadapi sasaran jarak dekat, disiapkan dua pucuk senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.
Korvet project 23420 dilengkapi deck yang dapat didarati helikopter ukuran sedang. Dalam spesifikasi, korvet ini juga dilengkapi drone intai Gorizont-AIR-S-100 unmanned aerial vehicle – varian dari drone helikopter Schiebel (Rajawali) S-100.
Bekal sonar pun seabreg, sebut saja ada MGK-335EM-03 sonar suite, Anapa-ME anti-diver sonar/ Lovat dipping sonar, dan Vinietka-EM sonar. Dan perangkat elektronik mencakup Sigma-E CMS, Pozitiv-ME1.2 detection and target assignment radar, Gorizont 25 integrated navigation radar, 2 x IFF 67R items dan Blokirovka suite. Sistem komunikasi di kapal perang ini mengandalkan Buran-E communications suite dan navigasi dengan Kama-NS-V navigation system.
Baca juga: KRI Silas Papare 386 – Jadi Korvet Parchim Kedua Pengguna Kanon CIWS Type 730
Korvet dengan mesin diesel ini dapat mengarung selama 15 hari terus menerus tanpa bekal ulang. Dengan 60 awak, korvet AKS masa depan Rusia ini sanggup berlayar sejauh 2.500 nautical mile (4.630 kilometer). (Gilang Perdana)
Kecil tp cabe rawit…full senjata….
Wajib borong 32 unit plus rbu 6000 dan torpedo dengan nuklir dipastikan kasel pada takut
Patut di pertimbangkan………btw kalau mau Full ToT plus modif pasti mahal, bikin pusing yg susun Anggaran….Lebih effesien minta DSME bikin varian seperti itu
Minta? Emang biaya R&D murah? Apalagi kali udah jadi blueprintnya ada yg mau nalangin dana biaya demo shipnya?
Galak amat @is a hell….emang situ yg punya patent nya?
Tapi dsme tuh siapa ya, kopral 🙆
syukurlah kita tdk punya korvet dr rusia krn mudah rusak, tdk battle proven, tdk mau tunduk pada hukum konstitusi UU T.o.T yg berlaku & utk alutsista rusia cukup bmp sj di AL, jd alutsista AL dr US-NATO d perbanyak krn sdh battle proven dan mau mengikuti konstitusi hukum UU T.o.T Negara Indonesia, itu fakta krn kita negara hukum
Spiderman@setuju,…kapal rusia sangat mudah rusak…. Seperti yg barusan tabrakan sama tangker kemaren itu ya om lxixixixixi
knpa ketawa lucux, tunggu tgl 31 des 2019 utk SU-35 datang tdakx
Spiderman@ kok lari nya ke pesawat tempur??? Haddehhhh
@admin
Apalah korset ini dilengkapi dg propulsi hybrid (diesel-electric, atau turbin-electric)….karena sehebat apapun rancangan hullnya tapi dalam operasi AKS dituntut kesenyapan propulsi kapal 🤷
Menurut penghuni gunung kemukus teryata ada
“There are two types of propulsion systems available: diesel or diesel-electric propulsion with fixed pitch propellers or diesel-gas turbine propulsion with variable pitch propellers.”
http://www.navyrecognition.com/index.php/news/defence-news/2016/february-2016-navy-naval-forces-defense-industry-technology-maritime-security-global-news/3578-russias-almaz-unveils-new-project-23420-small-anti-submarine-warfare-ship.html
Tidak ada kapal permukaan yang senyap bung, karena pasti akan menghasilkan riak air dan ketahuan kapal selam musuh.
itulah gunanya kapal selam, karena jauh lebih senyap dari kapal permukaan.
Ya maksutnya propulsi electric relatif lebih tenang dibanding propulsi diesel, shg sonar pasif tidak mengenalinya sbg suara khas propulsi konvensional kapal perang……kan sonar pasif itu hanya mendengar, tapi tidak bisa melihat
Dia bisa mendengar sibakan / riak air dari laju kapal bung, sonar pasif bisa mendengar dengan jelas dan membedakanya dari kedalaman air.
itupun belum dihitung suara dari mesin generator listrik dari kapal, bukankah kapal juga butuh pasokan listrik kontinyu ?
Electric Propulsi pada kapal permukaan lebih diarahkan ke Energy Eficiency bukan untuk menghindari kasel.
“Ada semua disini 👇🏻👇🏻👇🏻”
https://youtu.be/DDPcB–VxqQ
Kalau mau senyap pakai layar aja om….hahaha