KRI Silas Papare 386: Jadi Korvet Parchim Kedua Pengguna Kanon CIWS Type 730
|Banyak pemerhati alutsista yang bertanya-tanya, setelah KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376, siapa lagi diantara armada korvet Parchim Class TNI AL yang akan dipasangi kanon CIWS (Close In Weapon System) Type 730 kaliber 30 mm? Maklum saja, jumlah Parchim Class total ada 16 unit dan sejak akhir tahun 2014 sampai saat ini, baru satu unit yang telah menggunakan kanon Type 730. Mengingat keuangan negara yang terbatas dan antrian jadwal docking kapal perang, proses instalasi pun nyatanya tetap berjalan secara bertahap.
Baca juga: Type 730 – Kanon CIWS Tujuh Laras Andalan Korvet Parchim TNI AL
Setelah korvet KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376, maka yang beruntung mendapat giliran kedua di upgrade senjatanya adalah KRI Silas Papare 386, kesemua korvet Parchim Class masuk ke dalam Satkor (Satuan Kapal Eskorta). Dikutip dari Janes.com (24/8/2016), pada 23 Agustus lalu telah dilakukan pendatanganan kontrak antara pihak manufaktur, yakni Norinco dan TNI AL di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur.
Selanjutnya untuk proses instalasi, yakni dengan mengganti kanon jenis lama AK-230 kaliber 30 mm ke Type 730 akan dilakukan di galangan PT PAL, Surabaya. Menurut rencana, proses instalasi akan rampung pada tahun 2017 mendatang.
Baca juga: AK-230 – Kanon Reaksi Cepat Korvet Parchim TNI AL
Selain karena urusan harga, rancang bangun CIWS ini pun memang mencomot aroma senjata khas Rusia, sehingga ada kecocokan untuk korvet Parchim. Sebagai kanon CIWS modern, Type 730 menggunakan modul terpadu untuk penempatan laras putar, perangkat sensor optik penjejak dan radar. Pihak AL Cina memberi kode Type 730 dengan identitas H/PJ12 . Di lingkungan AL Cina, Type 730 sudah diadopsi di banyak kapal perang, mulai dari kelas korvet, frigat, perusak, hingga kapal patroli cepat. Bila diperhatikan dari segi desain, nampak paduan elemen Type 730 agak menyerupai Goalkeeper, CIWS buatan Belanda. Sementara, untuk teknologi laras putar Gatling-nya, banyak disebut-sebut mencontek GAU-8/A Avenger buatan General Electric yang terpasang pada pesawat A-10Thunderbolt II.
Baca juga: “Menghadapi” Cina dengan Senjata Buatan Cina
Lalu bagaimana dengan daya hancur Type 730? Bila AK-230 hanya mampu memuntakan 1.000 proyektil per menit, maka Type 730 jauh lebih sadis, kanon dengan kendali elektrik dan hydraulic driven ini maksimum bisa mengumbar 5.800 proyektil dalam satu menit. Jelas urusan daya hancur dan kemampuan mengentikan laju rudal anti kapal pun meningkat drastis. Jarak tembak efektif kanon ini mencapai 3.500 meter. Jenis amunisi yang digunakan mulai dari armour-piercing discarding sabot (APDS), high explosive incendiary (HEI) dan target practice (TP) untuk latihan. Menurut rilis, sasaran yang melesat hingga kecepatan Mach 2 masih dapat ditangkal Type 730. Jumlah stok amunisi yang siap digunakan adalah 1.000 peluru.
Baca juga: Upgrade Alutsista, TNI AL Pilih Kanon Type 730 Untuk KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629
Baca juga: TR-47C – Mengenal Kemampuan Radar Pengendali Tembakan di KCR Clurit Class TNI AL
Bekal radar menjadi elemen vital dari sistem CIWS, Type 730 menggunakan jenis radar TR-47C. Pihak Xi’an Research Institute of Navigation Technology menyebutkan radar tracking ini berjalan di J-band dengan frekuensi 15.7 Ghz dan 17.3 Ghz. Jangkauan deteksi radar TR-47C mencapai 9.000 meter. Dalam teorinya, 48 sasaran dapat dipindai secara bersamaan. Dalam konsol senjata, tempatnya berada di samping radar ditempatkan perangkat optronics (electro optics) dari jenis OFC-3. Dalam bentuk modular, OFC-3 merangkum beberapa sensor, seperti laser range finder, color TV camera, dan infra red camera. Dalam versi yang lebih maju, laser range finder dapat diganti laser designator untuk membaca manuver SAM (suface to air missile). Juga TV camera dapat diganti dengan night vision camera. Kemudian infra red camera bisa diganti dengan ImIR, tentunya semuanya berdampak pada harga jual CIWS.
Dalam simulasi tempur, radar dapat melacak sasaran di permukaan laut seukuran 0,1 meter persegi pada jarak 8 km, bisa diperpanjang hingga 15 km untuk deteksi sasaran 2 berukuran dua meter persegi. Kemudian ukuran sasaran 10 meter persegi dari jarak 20 km. Kemampuan deteksi radar mencakup sasaran yang melaju sea skimming, terbang rendah diatas permukaan laut untuk menhindari deteksi radar. Namun tentunya, sistem penembakkan kanon baru dapat merespon saat sasaran berada di jarak jangkau tembakan (3 ribuan meter).
Video: Penembakkan Kanon CIWS Type 730 dan Chaff dari KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376
Untuk sistem kendali penembakkan (fire control system) mengusung teknologi autonomous closed-loop system, teknologi ini digadang bakal memberi reaksi lebih cepat ketimbang CIWS jenis AK-630 buatan Rusia. Sebagai informasi, AK-630M telah digunakan oleh TNI AL di Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642. Untuk misi pemasaran di Luar Negeri, Type 730 dirancang full kompatibel dengan combat data system dari buatan Tiongkok dan Eropa. Dari Tiongkok dikenal model ZKJ-1, ZKJ-4, ZKJ-4A-3, ZKJ-5, ZKJ-6, ZKJ-7, H/ZBJ-1, dan dari Eropa/NATO seperti Thomson-CSF TAVITAC. Agar lebih memikat calon pembeli, sistem Type 730 dapat diintegrasikan secara langsung dengan combat data system tadi tanpa perlu dilakukan modifikasi. (Haryo Adjie)
bagaimana jika radar kapal diganti dengan radar MR-320 Topaz-2/Strut Pair atau
MR-755 Topaz-2B/Half Plate-B air/surface search (milik Grisha-V class) apakah menurut kira-kira cocok dengan persenjataan kapal?
bung @admin,..pmbelian CIWS 730 ini, ada TOT ny jg gak?…kan msh bnyak kapal2 kita yg blom trpasang,..kalo separuh dr kapal2 itu,..dr pihak kita yg buat n install,..lumayan lah itu.
Ya ada dengan kerjasama bersama PT PAL
hemm … semoga tidak hanya ciws 730 aja …
Armament yang lainnya juga di upgrade … Ngarep.com
Spertinya pemerintah telah melakukan aasesment terhadap pati unus class, sehingga d dapat kapal2 yg masih layak utk d perpanjang, dipertahankan dan di upgrade persenjataannya utk berganti perann dari sub chaser / ASW Corvette,. Menjadi patrol gun boat mengingat kemampuan sonar bawah air & kecepatan yg sdh tdk layak utk mendukung tugas2 lama.. selamat utk misi barunya.. bravo
apakah CIWS ini bisa dikombinasikan dengan radar lain selain radar TR-47C? misalnya dikombinasikan dengan radar parchim yang sudah ada?
@Blankon, radar Parchim yang ada saat ini sudah usang mas 🙂
Klo TR 47 dia sbg fire control radar bung,. Klo SR 47 dia yg sebagai surface search radar. Walau mirip namanya tapi tugas k 2nya spesifik
oh maaf, saya kira TR47-C itu radarnya ternyata fire control radarnya, jadi yang betul radar Type 347 Radar ‘RICE BOWL’
kapal parchim class ada 16 unit dan baru 1 yg sudah di instal kri sultan taha , dan selanjutnya kri silas pare selesai th 2017 .. waduh bisa puluhan tahun lagi untuk instal ciws 730 disemua kapal kalo satu satu installnya …
Mantap!!
Tampilan themes baru lebih mantab dan responsif min.