Video: Penembakkan Kanon CIWS Type 730 dan Chaff dari KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376

parchim_1

Momen puncak HUT TNI Ke-70 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten memang spektakuler. Dengan penekanan atraksi pada keunggulan matra laut dan udara, ada banyak sajian menarik bagi publik. Di matra laut, TNI AL diantaranya menampilkan demo kebolehan armada korvet Parchim Class dalam menembakkan roket AKS (anti kapal selam) RBU-6000 dan yang paling baru, tembakkan dari kanon CIWS (Close In Weapon System) tujuh laras Type 730.

Baca juga: Type 730 – Kanon CIWS Tujuh Laras Andalan Korvet Parchim TNI AL

image242

Baca juga: RBU-6000 – Peluncur Roket Anti Kapal Selam Korvet Parchim TNI AL

Dari 16 unit korvet Parchim Class dari Satkor (Satuan Kapal Eskorta) TNI AL, sampai saat ini baru satu unit yang sudah dipasangi kanon Type 730, yakni KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376. Menurut rencana, masih ada lima unit Parchim Class yang bakal di upgrade menggunakan kanon Type 730. Sebagai informasi, pada Parchim Class standarnya menggunakan kanon reaksi cepat AK-230, kanon dua laras kaliber 30 mm yang sudah terbilang usang.

Baca juga: AK-230 – Kanon Reaksi Cepat Korvet Parchim TNI AL

Dan berikut video penembakkan kanon Type 730 dari haluan KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376, pada saat yang sama juga dilakukan pelepasan chaff. Parchim Class mampu menangkal serangan rudal yang tertuju padanya, caranya dengan menghamburkan serpihan halus logam pengecoh (chaff) lewat pelontar bertabung 16 dari jenis PK-16 kaliber 82 mm.

Baca juga: AK-725 – Meriam Laras Ganda Kaliber 57mm Korvet Parchim TNI AL

Kanon Type 730 buatan Norinco, Cina, menggunakan modul terpadu untuk penempatan laras putar, perangkat sensor optik penjejak dan radar. Pihak AL Tiongkok memberi kode Type 730 dengan identitas H/PJ12 . Di lingkungan AL Cina, Type 730 sudah diadopsi di banyak kapal perang, mulai dari kelas korvet, frigat, perusak, hingga kapal patroli cepat. Bila diperhatikan dari segi desain, nampak paduan elemen Type 730 agak menyerupai Goalkeeper, CIWS buatan Belanda. Sementara, untuk teknologi laras putar Gatling-nya, banyak disebut-sebut mencontek GAU-8/A Avenger buatan General Electric yang terpasang pada pesawat A-10Thunderbolt II.

KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 saat masih menggunakan kanon AK-230
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 saat masih menggunakan kanon AK-230
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 setelah rampung dipasangi kanon Type 730
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 setelah rampung dipasangi kanon Type 730

Baca juga: AK-630M – Mengenal Kecanggihan Kanon CIWS Kapal Cepat Rudal TNI AL

Lalu bagaimana dengan daya hancur Type 730? Bila AK-230 hanya mampu memuntakan 1.000 proyektil per menit, maka Type 730 jauh lebih sadis, kanon dengan kendali elektrik dan hydraulic driven ini maksimum bisa mengumbar 5.800 proyektil dalam satu menit. Jelas urusan daya hancur dan kemampuan mengentikan laju rudal anti kapal pun meningkat drastis. Jarak tembak efektif kanon ini mencapai 3.500 meter. Jenis amunisi yang digunakan mulai dari armour-piercing discarding sabot (APDS), high explosive incendiary (HEI) dan target practice (TP) untuk latihan. Menurut rilis, sasaran yang melesat hingga kecepatan Mach 2 masih dapat ditangkal Type 730. Jumlah stok amunisi yang siap digunakan adalah 1.000 peluru. (Bayu Pamungkas)

3 Comments