Militer Rusia kembali membuat kejutan dalam aspek senjata artileri medan. Setelah sebelumnya terungkap pemasangan peluncur roket anti kapal selam RBU-6000 di ranpur APC roda rantai MT-LB, kini masih dengan senjata yang sama, disebut RBU-6000 dipasang dan berhasil ditembakkan dari platform Main Battle Tank (MBT) T-80 yang telah dilepas kubahnya. (more…)
Perang yang berkepanjangan telah memaksa Rusia untuk melakukan modifikasi yang tak terbayangkan pada arsenal ranpur berusia tua. Seperti yang terbaru modifikasi dilakukan pada ranpur APC roda rantai MT-LB dari era soviet. Setelah sebelumnya ‘dikawinkan’ dengan jenis senjata MLRS A-22 Ogon dan kanon lawas 2M3 25 mm twin, kini lebih nyeleneh lagi, MT-LB terlihat dipasangkan roket anti kapal selam RBU-6000. (more…)
Siapa yang tak kenal dengan RBU-6000, inilah salah satu alutsista milik TNI AL yang paling populer dikenal netizen. Pasalnya, penembakan roket anti kapal selam RBU-6000 terbilang sering dilakukan dari korvet Parchim Class, yakni saat parade dan latihan tempur. Hujan roket MLRS dari tengah laut, tak ayal menciptakan pemandangan yang spektakuler dan ini menjadi ciri khas dari gelaran sistem senjata buatan Uni Soviet ini. (more…)
Bagi Angkatan Laut Rusia keberadaan korvet untuk misi Anti Kapal Selam (AKS) masih tetap dibutuhkan. Dengan bobot tonase kapal yang terbilang sedang, korvet dipercaya sebagai wahana yang efektif untuk menguber, mengidentifikasi dan menghancurkan kapal selam. Setelah di dekade 70-an merilis Grisha Class dan project 1331M yang kemudian diwujudkan Jerman Timur sebagai Parchim Class (aka – Kapitan Pattimura Class). Saat ini muncul desain baru korvet AKS yang bukan tak mungkin untuk diproduksi Rusia di masa depan. (more…)
Selain RBU-6000 yang merupakan sista (sistem senjata) peluncur roket anti kapal selam buatan Rusia, TNI AL dalam gelar operasinya juga mengdalkan sista Bofors 375mm, peluncur roket anti kapal selam buatan Bofors (kini Saab Underwater Systems) dari Swedia. Adopsi Bofors 375mm oleh TNI AL bahkan sudah lebih dulu ketimbangRBU-6000. Pasalnya Bofors 375mm menjadi alutsista yang melekat pada frigat kelas Fatahillah, yang terdiri dari KRI Faatahillah (361), KRI Malahayati (362) dan KRI Nala (363). (more…)
Meski saat ini kekuatan armada kapal selam TNI AL terbatas, karena secara faktual kini hanya ada 2 kapal selam Type 209 buatan Jerman, tapi disisi lain perlu disyukuri bahwa TNI AL masih cukup mumpuni untuk menggelar sista (sistem senjata) anti kapal selam. Keberadaan sista anti kapal selam mutlak bagi TNI AL sebagai pengawal wilayah lautan RI yang begitu luas, dimana banyak alur laut yang ideal menjadi perlintasan kapal selam negara lain di sepanjang gugusan kepulauan Nusantara. (more…)