Armidale Class RAN: Kapal Patroli Penjaga Batas Laut Teritorial Australia
|Bagi para ‘manusia perahu’ yang berjuang mengadu nasib menuju Australia, dan mungkin juga bagi sebagian nelayan Indonesia, boleh jadi sudah familiar dengan sosok Armidale Class, tipe kapal patroli milik AL Australia yang memang sengaja di deploy pemerintah Negeri Kangguru untuk mengawal dan memproteksi batas wilayah laut. Singkatnya, bila ada manusia perahu dan aksi illegal fishing yang menyinggung kepentingan Australia, maka besar kemungkinan 14 unit Armidale Class yang bakal memberi tindakan hukum di tengah laut.
Meski bukan masuk kelas kapal cepat, tapi karena wilayah operasinya di wilayah perbatasan, Armidale Class punya potensi untuk bersinggungan dengan kekuatan laut Indonesia. Untuk itu Indomiliter pernah memasukkan Armidale Class sebagai salah satu lawan tanding bagi KCR60 Class TNI AL. Dari total 1.074 responden, Armidale Class di dapuk sebagai lawan tanding kedua terberat untuk KCR60 (40,13%). Tempat pertama penantang KCR60 dalam polling adalah Fearless Class kepunyaan AL Singapura.
Baca juga: KRI Sampari 628 – Generasi Pertama KCR 60 TNI AL
Menilik dari sejarahnya, eksistensi Armidale Class patrol boat berawal dari program pengadaan bertajuk SEA 1444 di tahun 2002. Dilatarbelakangi tingginya ongkos pemeliharaan kapal patroli kelas Fremantle akibat usianya yang semakin menua, maka Departemen Pertahanan Australia menggulirkan proses pengadaan kapal patroli baru dengan tekad untuk mandiri dan tidak terlalu bergantung pada produsen luar negeri. Komitmen itu dijaga dengan membuka tender hanya untuk perusahaan asal Australia saja.
Baca juga: Attack Class – From Australia to Satrol Armabar TNI AL


Baca juga: Mandau Class – Generasi KCR TNI AL Warisan Orde Baru
Sistem sensor Armidale Class terintegrasi penuh mulai dari radar Bridgemaster, pelacak arah gelombang radio, hingga teropong elektronis jarak jauh yang bersifat “low light” alias mampu beroperasi dalam cahaya sangat minim. Sistem pemindai optik ini mampu beroperasi dengan hanya mengandalkan penguatan cahaya bintang saja. Saat diterjunkan pada misi SAR dalam kondisi cuaca buruk dimana kinerja radar kurang maksimal, pelacak arah gelombang radio jadi alat bantu andalan untuk menemukan lokasi kapal yang menyerukan mayday.
Armidale Class mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2005, sebagai persenjataan dipasang kanon Bushmaster kaliber 25 mm yang diintegrasikan dengan perangkat pembidik dan sistem dudukan senjata naval stabilized gun deck jenis Typhoon buatan Rafael, Israel. Sistem ini menjamin akurasi tembakan kanon saat kapal dalam keadaan terayun akibat hempasan gelombang atau kecepatan tinggi dari kapal. Kanon ini ditempatkan di bagian haluan ini terintegrasi dengan radar dan perangkat bidik low light. Sebagai senjata pendukung ada dua pucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm yang dioperasikan secara manual.
Dari sisi material, lambung kapal dibuat dari bahan alumunium alloy yang ringan namun cukup kuat. Dengan baling-baling ganda dan dilengkapi Seastate Active Ride Control System, Armidale Class tak ragu diajak bermanuver hingga kondisi laut tingkat 5 (sea state 5), dimana ombak bisa mencapai ketinggian empat meter. Dengan tingkat kestabilan mumpuni, maka kapal sanggup melaju pada kondisi sea state 4 (ombak setinggi 2,5 meter) hingga 24 jam nonstop.
Bukan Untuk Perang
Dilihat dari spesifikasi persenjataan, jelas Armidale Class bukan diciptakan untuk misi tempur lanjut. Sejatinya kapal ini dirancang untuk dukungan keamanan sipil di wilayah perairan Australia, seperti penjagaan perbatasan laut, serta patroli perlindungan nelayan dan perikanan di kawasan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).
Armidale Class juga dapat difungsikan sebagai wahana angkut bagi pasukan khusus yang melakukan penyusupan ke suatu wilayah dengan memanfaaatkan sepasang RHIB (rigid hull inflatable boat) yang dibawanya. Perahu karet berlambung kaku (rigid) dengan sistem pendorong water jet ini terpasang pada sistem dudukan khusus yang dilengkapi crane tersendiri dan dapat dimuat atau diturunkan ke air dengan cepat.


Dengan beberapa penjabaran tugas diatas, maka tak heran bila persenjataan yang diusung terbilang sangat ringan, sebab peran Armidale Class memang bukan sebagai elemen pemukul dalam arsenal Royal Australian Navy. Intinya peran Armidale Class sebagai penjaga dan pengawas, paling banter yang dapat dilakukan adalah tembakan melumpuhkan pada kapal-kapal asing yang nekad masuk ke perairan Australia. Bila ada konflik yang meletus secara besar, kapal akan cikar kanan, dan urusan selanjutnya diserahkan pada armada frigat dan destroyer.
Awalnya Dihadang Masalah
Di awal-awal peluncurannya, Armidale Class jauh dari kesan sempurna, ada banyak keluhana dan ketidakpuasan yang disampaikan oleh pihak operator. Di antara sekian masalah yang mengemuka seperti kerap macetnya toilet dan sistem pasokan air bersih, distribusi bahan bakar yang kerap bermasalah sampai problem kelistrikan. Namun AL Australian tidak patah arang, lewat beberapa kali perbaikan, akhirnya Armidale Class kini dapat tampil optimal.
Bintang Utama Serial TV Sea Patrol
Sineas Australia nampaknya gemar mengangkat kisah kehidupan personel AL ke dalam layar televisi. Setelah di dekade tahun 70-an muncul serial TV Sea Patrol, maka di tahun 2000-an serial Sea Patrol dihidupkan kembali, yakni dengan mengambil latar cerita pada Armidale Class yang dioperasikan Australian Patrol Boat Group. Sebelumnya, pada Sea Patrol generasi pertama, yang jadi bintang adalah kapal patroli Attack Class yang juga buatan Australia.
Serial yang hingga tahun 2009 sudah merampungkan musim ketiga (season 3), mengisahkan kehidupan berserta aksi di atas kapal HMAS Broome dan HMAS Launceston. Pada season 1 serial ini mengambil setting di atas kapal Fremantle Class. Berbeda dengan Sea Patrol era 70-an yang sempat disiarkan oleh TVRI, sayang Sea Patrol dengan Armidale Class hanya ditayangkan di saluran TV kabel. (Ang)
Spesifikasi Armidale Class
- Perancang/Pembuat : Defence Maritime Service Pty Ltd.
- Operasional : Juni 2005
- Mesin : 2xMTU diesel 16V M70 dengan penggerak propeller ganda.
- Dimensi : 56,8 x 9,5 x 2,7 meter
- Bobot tempur : 270 ton
- Kecepatan : Maksimum 25 knot
- Kecepatan jelajah : 12 – 15 knot
- Jangkauan operasi : 5.600 km
- Endurance : 42 hari tanpa bekal ulang
- Awak : 21 orang
- Jumlah diproduksi : 14 unit
Kapal untuk Bakamla, bisa seperti ini, misalnya daya pandang anjungan, senjata utama yang akurat (kanon reaksi cepat dengan stabiliser), seastate 5 s/d 6, sistem terintegrasi dan dalam jaringan lebih luas, membawa RHIB dan UAV, dll.
pingin lihat lundin kembangkan trimaran 100 meter….tapi hull draft dibuat tinggi agar bisa menahan ombak besar laut timur…..mungkin trimaran dengan tinggi 8 meter lumayan buat melaut di laut timur…kcr biar melaut di barat
kapal ini biasa saja….bahkan terkesan kurang sesuai dengan tipikal laut indo bagian timur yg ganas….dulu perasaan kapal ini pernah patroli bareng fpb…terus saat latihan kena ombak besar …sampai ajrut2an…..kapal ini sih sama aja dengan kcr 60…
Harusnya pt. pal jngn mau kalah buat nandingin armidale class, bikin aja kcr80 buat membackup kcr 60 biar bisa nendang armidale class dan ngegotong yakhont buat nenggelemin kapal2 asing yg msk perairan indonesia ,, bener ga bung admin?
Jangan khawatir Bung Aviyantto, PT PAL sudah bisa buat yg lebih canggih dan garang drpd Armidale Class, kalau dr persenjataan kapal ini tidak ada apa2nya ketimbang FPB-57 Nav V TNI AL 🙂
Mas admin, kenapa alutsista negara lain dibahas juga disini, selama saya ini rajin membaca web ini. Ulasannya bagus tapi tolong kembali ke judul asli saja membahas alutsista NKRI. Salam
Bung Dheprest, ini masih ada kaitan juga dengan artikel terdahulu. Secara Armide Class adalah salah satu lawan tanding KCR60 TNI AL dalam polling Indomiliter yang terakhir. Sekiranya bahan ini dapat menambah wawasan dan wacana 🙂
Mas admin, kenapa alutsista negara lain dibawaha juga disini, selama ini rajin memb