Respon Dinamika Global, AS Ciptakan B61-13 – Bom Gravitasi dengan Hulu Ledak Nuklir 360 Kiloton

Pasca Perang Dingin, ada kesan Amerika Serikat mulai mengabaikan persediaan senjata nuklirnya. Maklum, pasca perang dingin ancaman konflik dominan pada peperangan konvensional. Namun, meletusnya perang Ukraina telah mengubah strategi nuklir AS. Dan salah satu arsenal senjata nuklir AS yang legendaris dan sampai saat ini masih terus disiapkan adalah bom gravitasi (dumb bomb) B61.

Baca juga: Menlu Rusia: “Pelibatan Jet Tempur F-16 Membawa Ancaman Nuklir” – Seperti Bom Nuklir B61 

Alih-alih dipensiunkan, bom nuklir B61 terus diadaptasi untuk dapat diluncurkan dari jet tempur terbaru, seperti yang terbaru adalah kemampuan jet tempur stealth F-35A Lightning II untuk melepaskan B61. Dan pada 27 Oktober 2023, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa National Nuclear Security Administration (NNSA) Departemen Energi akan membuat bom gravitasi nuklir berdaya tinggi baru yang disebut B61-13. Yang mana hal itu akan dijalankan setelah mendapat persetujuan dan pendanaan dari Kongres.

Amerika Serikat mempunyai persediaan senjata nuklir terbesar kedua di dunia dengan 3.708 hulu ledak yang disiapkan. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari jumlah hulu ledak yang dikerahkan pada masa puncak Perang Dingin dan hanya beberapa ratus hulu ledak yang dikerahkan setiap saat.

Uji coba pelepasan bom (inert) B61 dari F-16 Fightng Falcon

Sejak tahun 1990-an, mudah untuk melihat senjata-senjata ini sebagai peninggalan masa lalu atau ancaman yang tidak ada gunanya jika tidak dipikirkan, namun AS percaya bahwa perlunya pencegahan dikombinasikan dengan sifat hubungan internasional modern yang semakin tidak stabil dan berbahaya, menjadikan senjata nuklir ini masih relevan untuk dikembangkan.

Banyak hulu ledak nuklir AS yang berumur lebih dari empat dekade. Karena komponen hulu ledak nuklir terdiri dari bahan radioaktif yang dikombinasikan dengan campuran bahan eksotik, maka hulu ledak memiliki umur simpan yang terbatas sebelum menjadi tidak dapat diandalkan.

Uji peluncuran bom B61 dari F-35A Lightning II.

Dikutip dari newatlas.com, Pengumuman tanggal 27 Oktober ini bertujuan untuk menyediakan bom gravitasi nuklir baru kepada militer AS tanpa menambah jumlah persediaan secara keseluruhan. Ketika B61-13 mulai beroperasi, maka bom nuklir itu akan menghentikan penggunaan beberapa bom B61-7 eks Perang Dingin serta B61-12 yang diproduksi saat ini.

B61-13 akan memiliki daya ledak yang serupa dengan B61-7, yaitu sekitar 360 kiloton (360.000 TNT). Strategi modern lebih menyukai hulu ledak yang berdaya ledak lebih kecil, namun memiliki beberapa bom berdaya ledak tinggi dalam persediaan memungkinkan untuk melawan target yang lebih besar dan lebih kuat serta memberi Presiden lebih banyak pilihan dalam perencanaan misi.

Menurut Departemen Pertahanan, B61-13 juga akan menyertakan fitur desain B61-12, termasuk sistem keselamatan dan keamanan yang lebih baik serta paket panduan yang dipasang di ekor untuk akurasi yang lebih baik.

Kemungkinan besar B61-13 tidak akan digunakan oleh pembom strategis berat, yang kini dipersenjatai dengan rudal jelajah stand-off. B61-13 kompatibel dengan F-35A Lightning II.

Bom nuklir B61 adalah produk yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dan diproduksi oleh berbagai kontraktor pertahanan dalam kerangka kontrak dengan Departemen Pertahanan AS. Beberapa kontraktor utama yang terlibat dalam pengembangan dan produksi bom nuklir B61 meliputi:

1. Boeing
Boeing adalah salah satu kontraktor besar yang terlibat dalam pengembangan dan produksi bom nuklir B61. Perusahaan ini berperan dalam berbagai aspek proyek, termasuk modifikasi dan pembaruan bom B61.

2. National Nuclear Security Administration (NNSA)
NNSA adalah agen yang bertanggung jawab atas pengembangan, pemeliharaan, dan modernisasi senjata nuklir Amerika Serikat. Mereka bekerja sama dengan berbagai kontraktor pertahanan dan laboratorium nuklir untuk mengelola program bom nuklir B61.

3. Los Alamos National Laboratory
Salah satu laboratorium nuklir Amerika Serikat, Los Alamos National Laboratory, berperan penting dalam pengembangan dan pemeliharaan bom nuklir B61.

Baca juga: F-35A Lightning II Jajal Kemampuan Melepaskan Bom Nuklir B61

4. Sandia National Laboratories
Sandia National Laboratories adalah laboratorium nuklir lainnya yang terlibat dalam pengembangan dan pengujian bom nuklir B61.

5. Northrop Grumman
Northrop Grumman adalah perusahaan pertahanan lain yang terlibat dalam pengembangan dan pembaruan bom nuklir B61. (Gilang Perdana)

One Comment