Kecewa Atas Performa Rudal Vympel R-77, India Beralih ke Rudal Derby untuk Sukhoi Su-30MKI
|Mulai saat ini hingga dua tahun kedepan, AU India mencanangkan untuk mengganti jenis rudal udara ke udara BRR (beyond visual range) untuk Sukhoi Su-30MKI. Rudal yang dimaksud adalah Vympel R-77 buatan Rusia yang selama ini digadang sebagai lawan tanding bagi rudal BVR buatan Raytheon, AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air to Air Missile). Atas dasar kekecewaan atas performa, AU India berencana mengganti R-77 dengan Derby besutan Rafael Advenced Devense System, Israel. Lantas apa yang membuat India begitu kecewa pada R-77?
Baca juga: R-77: Lawan Tanding Terberat Rudal AIM-120 AMRAAM – “Pembunuh” dari Balik Cakrawala
Dikutip dari ndtv.com (23/6/2019), jawaban atas rasa kecewa AU India bersumber dari insiden duel udara di atas Kashmir pada 27 Februari 2019. Selama duel udara di sepanjang perbatasan Kashmir pada 26 – 27 Februari, MiG-21 Bison India ditembak jatuh oleh AIM-120C5 AMRAAM yang ditembakkan (diduga) oleh F-16 AU Pakistan. Sementara India juga tak mau kalah, dengan mengklaim telah menembak jatuh jet milik Pakistan. Tapi ironisnya India tak bisa menghadirkan bukti konkrit, justru India yang dipermalukan atas penangkapan pilot MiG-21 yang kemudian dipulangkan oleh Pakistan ke India.
Malahan kehandalan Sukhoi Su-30MKI jadi bulan-bulanan, setelah ada yang menyebut salah satu Su-30 India ikut rontok dalam duel di Kashmir. Lepas dari nasib India yang kurang beruntung kala itu, ada faktor lain yang disinyalir menyumbang ‘kegagalan’ pertempuran udara tersebut.
Sumber dari pihak AU India yang dikutip ndtv.com menyebut bahwa salah satu masalah yang mmencuat adalah jet tempur Pakistan dapat menghancurkan jet tempur India dari jarak jauh. Selain MiG-21, dugaan kuat korban sengatan AMRAAM adalah Su-30MKI yang jatuh di wilayah India. Disisi lain, India pada saat yang sama juga punya rudal yang spesifikasinya dapat menandingi AMRAAM, yaitu R-77 (AA-12 Adder – dalam kode NATO).
Sayangnya, R-77 justru performanya tak sesuai harapan. Rudal yang dapat melesat hingga Mach 4.5 ini disebut-sebut oleh pihak AU India kemampuannya tak seperti yang ada di dalam brosur iklan. R-77 dikatakan tidak dapat menjangkau sasaran yang jaraknya lebih dari 80 km.
Padahal AU India setidaknya mengoperasikan dua jenis R-77, yaitu tipe R-77 (90 km) dan R-77M1 (175 km). Teorinya dengan hulu ledak HE (high explosive) fragmenting seberat 22 kg, target dapat dihancurkan dengan mekanisme laser proximity fuze, ini artinya proses peledakan dapat dilakukan tanpa bodi rudal harus mengenai sasaran secara langsung. Ironisnya dalam pertempuran di Udara Kashmir, ada rudal AIM-120C AMRAAM yang mengejar Sukhoi Su-30MKI yang ditembakan dari jarak 100 km.
Baik R-77 dan AMRAAM sama-sama mengusung sistem pemandu active radar homing. Dimana pada moncong rudal terdapat perangkat radar pemancar dan sensor elektronik lainnya yang berfungsi untuk menemukan dan melacak target secara mandiri. Atau dengan kata lain, berlaku pola fire and forget.
Baca juga: Meski Pernah Dibuat Kecewa, India Kembali Pesan 18 Unit Sukhoi Su-30MKI
Selain India, sejatinya Indonesia, Malaysia dan Vietnam juga mengandalkan rudal R-77. Menurut laporan SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute), disebutkan bila Indonesia membeli 50 unit R-77 untuk melengkapi sistem senjata di 16 unit Sukhoi. Berbeda dengan AMRAAM yang sudah punya rekor ‘membunuh’ dalam pertempuran udara, sebaliknya sampai saat ini belum ada rekor “kill” yang disematan pada R-77. (Gilang Perdana)
Vympel R-77 (R-77 dan R-77-PD) bukan all-weather missile, tentu saja pada ketinggian tertentu (tinggi) dan suhu dibawah (0 derajat celcius) jaraknya jauh menurun karena sifat bahan bakarnya.
Dulu sempat beredar foto su30mkm tetangga gotong amraam. Waktu itu ane bingung apa malaysia kurang kerjaan pasang misil yg bisa ga kompatibel dan lebih inferior?
Ternyata ini toh penyebabnya! Wkwkwkw…
Bersyukurlah kalian sebentar lagi kita dapat 120c7 heheheheh….
Setuju joss Gandoss memangt begitu adanya
Hahahaha
Ada yang nyebut “…seperti beli apache yg hanya boleh buat lawan cina dan dalam kontrak akan ditempatkan dinatuna ha…”
Emangnya dia pernah baca kontraknya ?
Justru Natuna nggak disebut-sebut secara spesifik di kontrak, hanya disebut “defend its borders, conduct counterterrorism and counter-piracy operations, and control the free flow of shipping through the strategic Straits of Malacca.”
Kalau defends its borders itu artinya mempertahankan perbatasan secara umum, artinya Apache kita boleh dipakai kalo Singapore melanggar perbatasan, boleh dipakai kalo Australia melanggar perbatasan, boleh dipakai kalo Malaysia melanggar perbatasan.
Kalau soal murah, ya memang murah
Tapi soal kualitas masih menang buatan barat
Matra Rudal malah lebih murah barat daripada Rusia. Harga R77-1 kini setara AIM120D AMRAAM padahal bicara spesifikasi AIM120D unggul telak dengan dual active seeker dan 2 spot S/X band CLOS receiver. 2 fitur tersebut tidak ada dalam R77 family
Lebih fair kalo baca ini juga :
https://nationalinterest.org/blog/buzz/india-says-russias-missiles-dont-work-and-wants-buy-israeli-ones-instead-67127
Perhatikan paragraf terakhir. Jangan abaikan itu.
Paragraf terakhir adalah pengakuan Rusia bahwa R-77 memang BURUK………….dan untuk menutupi rasa MALU mereka menawarkan rudal RVV-AE-1…………….yang katanya bisa 110 km…..hhhhh
hampir tidak ada bedanya dengan AIM-120C-5 pakistan 105km…apalagi TNI-AU sebentar lagi dapat AIM-120C-7…hhhhhhhh
Padahal yang AIM-120 C7 justru bisa lebih jauh jarak tembaknya daripada RVV-AE-1…
Berarti R77 MEMANG JUELEEEK BUANGET.
Paragraf terakhir membuktikan bahwa India mengetahui bahwa Rusia memiliki rudal terbaik hanya untuk dirinya sendiri dan aliansinya. Dengan kesepakatan khusus seperti Indonesia dengan Su-35, versi asli bisa didapatkan dengan kemampuan sepenuhnya.
Begitu saja perlu dijelaskan?!
Kok tambah ngawur analisamu…………………….
“Dengan kesepakatan khusus seperti Indonesia dengan Su-35, versi asli bisa didapatkan dengan kemampuan sepenuhnya.”
Dimata rusia India jauh lebih istimewa Indonesia………….itulah mengapa sampai sekarang Su-35 belum deal…….
baca sekali lagi pak sejarah indonesia dengan rusia…fokuskan masa embargo rusia…hhhh
moga india ngejual rudal ini, lumayan untuk Indo sebagai stok di gudang senjata atawa reverse engineering untuk dicomot.
kalau dihibahkan monggo………………
kalau suruh beli……..gengsi dong beli barang ketahuan bohongnya
gpp bung, seeker boleh bohong tapi mesin dorongnya itu bisa 4,5 mach, sayang klo enggak di incar untuk reverse engineering. juga yang kayak gini harganya mungkin bisa murah.