Pensiun Bertahap Sejak 2020, Pesawat Tanker KC-10A Extender Resmi Jalani Misi Tempur Terakhirnya

Setelah lebih dari empat dekade mendukung pengisian bahan bakar (air refueling) dan angkutan kargo udara, maka pesawat tanker multirole dari platform DC-10, yakni KC-10A Extender milik Angkatan Udara AS (USAF) diwartakan baru saja menjalani misi tempur terakhirnya. Angkatan Udara AS sejatinya sejak tahun 2020 telah mulai memensiunkan KC-10A secara bertahap dengan mengirimkannya ke ‘kuburan pesawat’.

Baca juga: Setelah 40 Tahun Mengudara, Armada Pesawat Tanker KC-10A Mulai Dipensiunkan

Foto-foto yang dipublikasikan hari ini oleh Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS) menunjukkan sebuah KC-10A berangkat dari Prince Sultan Air Base (PSAB) di Arab Saudi, pada tanggal 5 Oktober 2023. Menurut keterangan yang disertakan, keberangkatan Extender mengakhiri misi tempur terakhir jenis pesawat tanket tersebut.

Air Mobility Command (AMC) mengonfirmasi bahwa ini adalah pengerahan tempur terakhir KC-10 di mana pun di dunia, tidak hanya di Timur Tengah. “Selama hampir empat dekade, KC-10A telah membantu mengamankan jangkauan global Amerika,” kata juru bicara AMC Jessica Brown. “Diperkirakan armada yang tersisa akan segera dipindahkan ke stasiun asalnya.”

KC-10 melakukan air refueling dengan merode Boom dengan F-16.

Debut KC-10 Extender mencakup lebih dari 30 tahun yang dihabiskan di US Air Forces Central (AFCENT) yang mencakup PSAB. Selama waktu itu, KC-10A memainkan peran penting dalam mendukung berbagai operasi militer, termasuk Enduring Freedom dan Iraqi Freedom.

Rilis media DVIDS sebelumnya memberikan gambaran KC-10A yang terlibat dalam serangan tempur terakhir yang kembali ke PSAB, pada 3 Oktober. Pesawat tersebut ditugaskan ke 908th Expeditionary Air Refueling Squadron (EARS) sebuah unit yang berada di bawah 378th Air Expeditionary Wing.

Merujuk ke sejarahnya, KC-10 Extender terbang perdana dari kandang McDonnell Douglas pada 12 Juli 1980. Sementara resmi mulai dioperasikan AU AS pada Maret 1981. Hampir 88 persen komponen KC-10A Extender identik dengan DC-10 yang digunakan penerbangan sipil, ini menjadi poin penting ketertarikan pihak operator, mengingat ada kemudahan dalam sistem perawatan dan kesamaan suku cadang.

KC-10A juga dapat dikonversi dari pesawat angkut komersial DC-10, perubahan yang kasat mata adalah perunahan desain jendela dan desain pintu kargo yang ditata lebih rendah. Perlu jadi catatan, label MRTT bukan hanya mulik Airbus, KC-10 Extender pun juga berstatus MRTT, selain fungsi utama sebagai pesawat tanker, pesawat trijet ini juga dapat berperan sebagai pesawat kargo.

Dengan menjadi KC-10A Extender, secara fisik pesawat ini dilengkapi Advanced Aerial Refueling Boom (AARB) dan tangki bahan bakar tambahan yang terletak di kompartemen bagasi di bawah dek utama. Dengan tangki di bawah dek inilah kapasitas bahan bakar yang siap disalurkan ke pesawat lain bisa mencapai 161.478 kg. Sebagai perbandingan, kapasitas bahan bakar Airbus A330-200 MRTT hanya 111.000 kg.

Awalnya KC-10A Extender hanya dilengkapi satu centerline refueling, artinya dalam satu waktu pesawat hanya bisa menyuplai bahan bakar ke satu jenis pesawat saja. Baru kemudian dilakukan modifikasi dengan penambahan wing pod dengan drouge, menjadikan dalam satu kesempatan KC-10 dapat melayani air refueling kepada dua pesawat sekaligus, dengan begitu kemampuan KC-10A Extnder setara dengan Airbus A330-200 MRTT yang juga dilengkapi wing pod.

Baca juga: KC-10 Extender – Serba Serbi Pesawat Tanker ‘Pendukung’ Ferry Flight F-16 TNI AU

Total ada 60 unit KC-10 Extender yang dioperasikan AU AS, dengan 20 unit diantaranya sudah dilengkapi wing pod. Dalam kapasitasnya sebagai pesawat kargo, KC-10A Extender dalam modal full cargo dapat memuat payload hingga 77.110 kg. Atau dengan membawa 75 personel dengan kargo seberat 66.225 kg. Untuk memudahkan loading dan unloading, tersedia pintu kargo di sisi kiri pesawat. (Gilang Perdana)

One Comment