Hari Ini 34 Tahun Lalu, Terbang Perdana Su-27M, Cikal Bakal Sukhoi Su-35
|Hari ini, 34 tahun lalu yang bertepatan dengan 28 Juni 1988, menjadi momen bersejarah dalam jagad dirgantara kemiliteran, yakni dengan terbang perdana prototipe Sukhoi Su-27M. Yang dikemudian hari pasca bubarnya Uni Soviet, Rusia memberi kode baru Su-27M sebagai Sukhoi Su-35, yang disebut salah satu tujuannya untuk menarik pasar ekspor.
Baca juga: KSAU: “Dengan Berat Hati Kita Harus Tinggalkan Rencana Pembelian Sukhoi Su-35”
Empat belas pesawat diproduksi dan digunakan untuk pengujian serta demonstrasi. Seperti halnya Su-27, Su-35 dengan kursi tunggal memiliki kokpit yang didesain ulang serta dilengkapi mesin thrust-vectoring sebagai pengganti canard. Tipe ini (Su-35) kemudian melakukan penerbangan pertamanya pada 19 Februari 2008. Meskipun dirancang untuk ekspor, Angkatan Udara Rusia menjadi pelanggan pertama saat peluncurannya di tahun 2009, dengan versi produksi yang diberi kode sebagai Su-35S.
Sukhoi Su-35 yang oleh NATO diberi label Flanker E memang fenomenal. Keunggulan thrust vectoring yang memungkinkan manuver cobra pughachev dapat dilakukan dengan mudah, dan memberi keunggulan tersendiri saat dogfight.
Kemunculan Su-35 Super Flanker pertama di muka publik internasional yakni pada Paris Air Show di Le Bourget tahun 2013. Di Paris Air Show, Su-35 unjuk kemampuan dengan melakukan manuver yang mencengangkan dan menurut banyak pengamat sulit ditandingi jet tempur keluaran Eropa Barat, konon yang mampu menandingi hanya F-22 Raptor yang sama-sama ditenagai mesin dengan nosel pengarah daya dorong mesin (thrust vectoring engine).
Baca juga: Dipasangi Mesin Su-35, Sukhoi Su-30SM Rusia Bakal Lebih Bertenaga
Meski secara desain bak pinak dibelah dua dengan Su-27, namun secara struktur Su-35 berbeda dengan Su-27, terlebih untuk jeroan elektronik yang dibenamkan. Bicara tentang airframe, struktur Su-35 diperkuat agar memiliki usia pakai lebih lama ketimbang Su-27, serta perkuatan airframe dimaksudkan agar pesawat mampu menahan gaya akibat manuver ekstrim.
Meski avionik dan sensornya baru, tapi radarnya masih mengadopsi Irbis-E PESA (passive electronically scanned array), tapi jangkauannya terbilang jauh dan secara teknologi masih lebih baik dari mechanically scanned radar, atau radar konvensional. Radar Irbis-E di Su-35 dapat mendeteksi 30 sasaran di udara secara simultan, dan mampu melakukan serangan ke delapan target secara bersamaan. Jangkauan radar ini disebut-sebut mampu mengendus sasaran hingga jarak 400 Km. (Ram)
Pesawat SUPER MANUVER.
Memiliki kemampuan meliuk-liuk bagai cobra diudara
Prestasi yg sulit diikuti oleh pesawat2 buatan barat.
Sangat berguna pada saat PAMERAN
Yg akan membuat pengunjung terkagum-kagum.
Tuh khan Su35 itu sebenarnya desainnya dari Su27 pesawat kuno. Walau katanya struktur diperkuat tapi nyatanya juga lebih suka nempel ke bumi waktu kena manpads. Makanya jangan mau jadi korban iklan, desain antik kok dibilang canggih.
Kemampuan meliuk2 yg sangat berguna saat Dogfight apa masih relevan dengan zaman rudal yg sifatnya FIRE & FORGET ini..dimana pertempuran modern zaman sekarang siapa yang bisa MENGENDUS dan DETEKSI duluan dia yg menang, artinya ini PERTEMPURAN JARAK DEKAT..dan titik kelemahan lainnya ada pada penggunaan radar PESA saat yg lain sudah menggunakan radar AESA Sukhoi masih menggunakan radar teknologi lama..
Maksudnya pertempuran zaman sekarang PERTEMPURAN JARAK JAUH karna penggunaan rudal yg sifatnya rudal FIRE and FORGET..selain dihindari Dogfight penggunaan Canon di PesPur jg apa masih perlu y..?? Karna rasanya sangat jarang kejar2an nembak pesawat musuh dari jarak dekat seperti pada perang dunia ke 2..
Nggak ngebahas rumor pembelian Mirage 2000 bekas oleh Indonesia, Min? Tumben isu ini nggak muncul ke media mainstream, cuma nyebar di medsos military enthusias doang. Nggak seperti isu pembelian Typhoon sekon, walaupun waktu itu masih isu, sudah langsung diangkat media mainstream. Media blackout?
BVRAAM w/t R77!!
No no no no!!
Amit-amit mammamia!!