Pasukan Infanteri Rusia Uji Coba ‘Solist’ – Amunisi Hibrida yang Gabungkan Fungsi Roket dan Drone Kamikaze PFV

Pada tanggal 24 Februari mendatang, perang Rusia versus Ukraina telah mencapai tiga tahun. Dan dalam gelora konflik bersenjata yang belum juga reda, banyak inovasi terkait persenjataan yang dirilis ke belah pihak. Salah satu yang terbaru dan belum ada sebelumnya adalah amunisi hybrid (hibrida), yang mengkombinasi kemampuan antara drone dan roket.

Baca juga: Pasukan Rusia Operasikan “Kasatka” – Drone Repeater Sinyal yang Bisa Beraksi Sebagai Drone Kamikaze

Amunisi hibrida yang dimaksud di atas adalah ‘Solist (Soloist)” buatan Rusia. Persisnya Solist kini sedang diuji coba olah pasukan infanteri Rusia. Solist merupakan sistem portabel yang dimensinya seukuran peluncur rudal anti tank. .

Solist dikembangkan oleh perusahaan Rusia KEMZ dan sedang diuji di bawah pengawasan ANO “Center Rivier,” yang mengawasi inovasi pertahanan dan memantau kemajuan uji coba sistem.

Solist masuk kategori precision-guided munition (PGM) hibrida yang diluncurkan ke ketinggian menggunakan pendorong roket. Dan selama jatuh bebas, Solist dipandu secara aktif ke sasarannya oleh seorang operator.

Mirip dengan operasi drone FPV (First Person View), Solist dikendalikan melalui panduan pandangan yang memungkinkan operator untuk mengarahkannya tepat ke sasaran secara real-time. Amunisi tersebut mengalirkan citra visual langsung, yang menyediakan kesadaran situasional berkelanjutan selama penerbangannya.

Panduan FPV memungkinkan Solist untuk menyerang sasaran yang bergerak secara efektif. Meskipun utamanya dirancang untuk serangan top-attack terhadap kendaraan lapis baja, Solist juga dapat digunakan untuk menyerang helikopter yang terbang rendah, drone dan personel.

Solist dapat dikendalikan 2 km dari peluncur, mengurangi paparan tembakan balasan dari lawan. Jangkauan operasionalnya bervariasi antara 0,8 km dan 10 km, tergantung pada kondisi peluncuran dan serangan sasaran.

Meskipun Solist memiliki kesamaan dengan rudal anti-tank, ia berbeda dalam lintasannya yang tinggi, yang memperluas jangkauannya dan meningkatkan efektivitasnya terhadap sasaran tertentu.

Solist berukuran panjang 1,2 meter dan berat 20 kg. Amunisi hybrid ini diluncurkan dari tabung dan dibantu roket yang mengikuti lintasan balistik yang tinggi, sepintas mirip dengan pola lintasan mortir.

Tidak seperti mortir tradisional, Solist tidak menghasilkan hentakan saat peluncuran, sehingga memungkinkan penggunaan bipod ringan. Selain itu, tidak ada suara ledakan saat peluncuran, yang meningkatkan karakteristik silumannya

Dipasang pada Dudukan Peluncur, Inovator Ukraina Tampilkan RPG Sebagai ‘Ranjau Mortir’

Setelah peluncuran, Solist naik di bawah propulsi roket sebelum meluncur ke ketinggian maksimum 2 km. Setelah roket terbakar habis, amunisi memasuki fase jatuh bebas, dan mendapatkan momentum sebelum beralih ke fase terpandu.

Pada tahap ini, operator—yang mengenakan kacamata 3D—mengarahkan Solist secara optik ke arah target.

Solist menggunakan amunisi standar yang tersedia secara luas, seperti hulu ledak RPG-7 dan SPG-9. Hulu ledak ini—tersedia dalam varian kumulatif (HEAT), fragmentasi, dan termobarik—memungkinkan Solist untuk menyerang berbagai target, mulai dari kendaraan lapis baja hingga benteng dan personel.

Solist ditempatkan dalam kontainer peluncuran untuk memudahkan transportasi dan penyebaran. Untuk mempersiapkan peluncuran, kru melepas penutup pelindung dan memposisikan kontainer pada sudut yang diinginkan, menstabilkannya dengan bipod ringan. Dalam kondisi siap peluncuran, sistem ini menyerupai mortir, meskipun dengan kaliber yang jauh lebih besar.

Solist secara signifikan lebih tahan terhadap peperangan elektronik dan gangguan sinyal daripada drone FPV. Saat turun, kecepatannya bertambah cepat, memungkinkannya melintasi zona gangguan dengan cepat dan membangun kembali jalur komunikasinya sebelum terjadi benturan.

Sebagian besar komponen Solist diproduksi di Rusia, dengan kemampuan pengadaan yang stabil untuk material dan perangkat keras, memastikan produksi tanpa gangguan pada rantai bahan baku dan komponen.

Dari segi biaya, Solist termasuk dalam kategori peluncur granat sekali pakai. Pada dasarnya, ini adalah senjata sekali pakai (disposable) dan diproduksi secara massal. (Gilang Perdana)

Revolver 860 – Drone Quadcopter “Pembom” Mortir, Mimpi Buruk Buat Infanteri Lawan

One Comment